Kefamenanu, Vox NTT-Dalam 10 bulan periode Januari-Oktober 2020, tercatat sudah 74 rumah warga Kabupaten Timor Tengah Utara yang hangus dilalap api alias si jago merah.
Sementara untuk rumah yang dirusakkan akibat terpaan angin kencang mencapai 28 unit.
Jumlah tersebut menyebar di 24 kecamatan yang ada di Kabupaten TTU.
” Yang paling terparah itu di arah pantai Utara, akhir-akhir ini di kecamatan Kota juga sudah mulai banyak(angka bencana alam),” jelas Kepala BPBDTTU Yosefina Lake saat ditemui VoxNtt.com di ruang kerjanya, Selasa (27/10/2020).
Yosefina menuturkan, penyebab tingginya angka kebakaran beberapa waktu terakhir ini terjadi karena kelalaian masyarakat atau pemilik rumah itu sendiri.
Tuan rumah sering lupa memadamkan api baik itu di tungku masak ataupun lilin saat hendak tidur atau keluar bepergian.
Sementara angka kebakaran akibat korsleting listrik, kata dia, jumlahnya tidak terlalu banyak.
Yosefina pun mengimbau masyarakat agar lebih waspada dan memastikan kondisi rumah dalam keadaan aman dan tidak ada lagi api yang masih belum dipadamkan sebelum meninggalkan rumah.
“Kami pernah turun pantau di satu desa, ada keluarga yang mereka itu pernah juga ada kebakaran, saat kita ke rumahnya itu mereka sudah di kebun tetapi di dapur itu api masih menyala. Oleh karena itu kami anggap masyarakat kurang waspada dengan situasi dan kondisi sekarang,” ujarnya.
Yosefina melanjutkan, kondisi angin kencang yang terjadi akhir-akhir ini terjadi karena banyak pohon yang ditebang. Baik itu oleh petani akibat kebiasaan tebas bakar maupun untuk kebutuhan lainnya.
Sehingga Yosefina kembali mengimbau masyarakat agar lebih giat menanam menanam pohon baik itu di lahan kritis maupun lahan bekas tebas bakar serta sumber mata air.
“Kami melihat kenapa di desa itu sekarang angin begitu kencang karena pohon hampir tidak ada lagi, apalagi pas sekarang mau buat kebun baru ini pohon kayu putih yang selama ini ada di mana-mana sudah ditebang semua untuk buat kebun baru, jadi ini suatu persoalan yang kita pemerintah juga melihat itu untuk bagaimanapun caranya membuat masyarakat sadar akan hal itu,” tutur Yosefina.
Yosefina mengatakan, selama ini pun pihaknya selalu membantu masyarakat yang terkena bencana alam baik itu kebakaran maupun angin puting beliung melalui bantuan tanggap darurat.
Bantuan itu berupa seng, sembako, pakaian dan peralatan rumah tangga.
“Kami selalu bantu mereka (korban bencana alam) jadi mau biar terlambat entah tahun ini atau tahun depan bantuan tanggap darurat selalu ada,” ujarnya.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Ardy Abba