Oleh: Asis Sanda
Mahasiswa Asal Labuan Bajo, Manggarai Barat
ATM yang saya tulis di atas bukan kartu penarik uang, tetapi mesin pencari suara. ATM merupakan program Ayam Tabungan Masyarakat (ATM) yang dicanang Maria Geong, salah satu paslon Bupati Manggarai Barat.
Dilihat dari konsepnya program ini memang menarik dicermat apalagi jika disandingkan dengan posisi Labuan Bajo sebagai daerah destinasi wisata super premium. ATM tujuannya mencapai swasembada telur ayam ras.
Namun sayangnya, program yang terkesan merakyat ini disinyalir hanyalah bualan kampanye semata. Pasalnya, janji ini pernah disampaikan ibu Maria Geong pada kampanye Pilkada tahun 2015 lalu.
Maria sendiri juga pernah menyampaikan hal itu dalam acara yang diselenggarakan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Mabar, di Hotel Laprima Labuan Bajo, Selasa (21/6/2016).
Ya, semoga rakyat Mabar tidak lupa ingatan bahwa ada mantan wakil bupati yang pernah menjanjikan swasembada telur ayam. Namun jika mengecek fakta di lapangan, apa yang dijanjikan Maria kurang lebih lima tahun lalu itu hanya pepesan kosong.
Mau bukti? Coba saja berjalan keliling ke hotel-hotel, restoran-restoran mewah dan tempat-tempat makan di Labuan Bajo yang sekarang disebut pariwisata Super Premium.
Bisa dipastikan, telur ayam di setiap tempat-tempat itu bukan dibeli dari kampung-kampung di Manggarai Barat, hasil ternakan masif pemerintah daerah zaman Maria Geong.
Supply telur di hotel-hotel dan restoran-restoran, hampir 100 persen berasal dari luar Manggarai Barat. Miris memang, rakyat hanya mendapat angin surga dari calon saat musim kampanye. Setelah terpilih janji tinggal janji. Itu untuk telur saja. Belum kalau kita omong soal ayam.
Saya sendiri beberapa waktu lalu menjajali beberapa wisata kuliner dan restoran di Labuan Bajo, mulai dari Wae Cecu sampai restoran-restoran di depan Bandara Komodo.
Saya kemudian penasaran dan bertanya kepada pelayan, ayam kampung yang enak ini dipasok dari kampung-kampung mana saja? Dia menjawab, pak ini bukan ayam kampung yang dibeli dari Manggarai Barat. Terus saya lanjut, ini ayam kampung dari mana? Telurnya dipasok dari mana? Jawab pelayan itu, ayam kampung dan telur kebanyakan dipasok dari Surabaya.
Alamak, begitu menyesal saya mendengar jawaban itu. Andai saja program itu serius dikerjakan Maria Geong dan Gusti Dula, pasti para peternak di Manggarai Barat sudah merasakan hasilnya. Apa saja yang dibuat Gusti dan Maria untuk petani dan peternak selama ini?
Ini tentu bukan cerita mengada-ngada menjelang kampanye. Kalau Anda tidak percaya silakan tanya sendiri ke lapangan. Pariwisata premium yang dinobatkan pada Labuan Bajo, Manggarai Barat pada akhirnya tidak banyak bermanfaat bagi petani dan peternak. Tak hanya itu, buah-buahan dan sayur juga kebanyakan dipasok dari Bima dan Makassar.
Tulisan singkat dan sederhana tentu ingin mengingatkan masyarakat Manggarai Barat untuk memilih calon pemimpin yang tidak gemar mengumbar janji tanpa bukti. Selain itu, pada momentum Pilkada ini, saya mengajak masyarakat untuk untuk mengevaluasi kepemimpinan sebelumnya agar menjadi pelajaran bagi pemimpin dan kepemimpinan pada masa yang akan datang.
Namun keputusan kembali ke tangan rakyat. Silahkan memilih dengan baik, rentangkan ke depan hidupmu, karena pilihanmu akan sangat menentukan nasib Mabar 5 tahun lagi. ATM itu saya pastikan akan kedaluwarsa, karena tak ada isinya. Jangan sampai program ATM yang kembali datang di musim Pilkada ini hanya omong kosong dan mesin pencari suara. Salam Mabar Waras.