Ende, Vox NTT-Kepala Desa Waturaka, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende Yoseph Alexander Wawo menanggap positif terhadap program Kampung Inggris oleh para suster BLK CIJ Ende.
Menurutnya, program tersebut sangat membantu dalam rangka pengembangan desa wisata di wilayah setempat.
“Di sini memang mayoritas petani yang tentu berorientasi ke wisata dengan menghadapakan para wisatawan, jadi kami harapkan bisa memberi hal yang positif di Desa Waturaka,” ujar Yoseph pada sela-sela acara Musyawarah Desa Waturaka di Moni, Selasa (03/11/2020).
Ia menyebutkan pemerintah desa memiliki aset kreativitas yang sedianya untuk menunjang desa wisata. Misalnya, home stay, sanggar seni, kelompok sadar wisata (Pokdarwis) serta organisasi guide.
Oleh karena itu dengan adanya program Kampung Inggris diharapkan dapat berkolaborasi baik pemerintah maupun dengan kelompok pendukung wisata setempat serta dapat menyalurkan keterampilan berbahasa Inggris kepada warga di wilayah yang berpenduduk 658 jiwa tersebut.
“Selain itu, rencana kami ke depan agar para suster dapat membuka peluang untuk anak-anak kami kursus bahasa Inggris di BLK CIJ. Sehingga output dari kegiatan itu bisa menghasilkan sesuatu yang lebih bermanfaat,” kata Kades Yoseph, berharap.
Wakil Ketua Pokdarwis Desa Waturaka, Robertus Ghele menyatakan kampung itu sedang mengembangkan desa wisata untuk menunjang danau tiga warna Kelimutu.
Hal itu menyusul dengan sebuah penghargaan desa wisata terbaik tingkat nasional pada tahun 2017 oleh Kemendes.
“Kami siap berkolaborasi dengan BLK CIJ bersama kelompok sadar wisata Waturaka. Karena kampung ini salah satu desa wisata yang sedang dikembangkan dan kami merasa ada dukungan positif,” katanya.
Sementara Sekretaris Camat Kelimutu Ichsan Hatta berpendapat bahwa program mulia yang dikemas BLK susteran CIJ Ende sangat membantu masyarakat di wilayah setempat.
Ichsan berharap program ini tidak saja di Waturaka tetapi bisa menyebar ke desa-desa wisata di wilayah Kelimutu.
“Kami akan tindak lanjuti pada setiap kegiatan dengan melakukan monitoring dan memberi kelonggaran kepada para suster untuk memberikan pelatihan bahasa Inggris kepada masyarakat,” ujar Ichsan.
Menganggapi itu, Pengelola BLK CIJ dan Koordinator Program Kampung Inggris Waturaka, Irminus Deni menyatakan pihaknya tidak menutup kemungkinan program itu diterapkan di desa-desa penyangga Danau Kelimutu.
Desa Waturaka sebagai pemicu untuk menerapkan program kampung inggris. Apabila berhasil maka bisa melakukan pendampingan ke desa-desa sekitar.
Ia menerangkan, program itu dilakukan berdasarkan permintaan Bupati Ende Djafar Achmad saat meresmikan BLK Pelatihan Bahasa Inggris CIJ kali lalu.
Untuk itu ia berharap dukungan semua pihak terutama pemerintah desa dan masyarakat setempat.
“Kita mulai dulu di Waturaka selama satu bulan. Kemudian kita evaluasi perkembangan,” katanya saat acara Musdes Waturaka.
Ia menambahkan, sasaran program kampung inggris ialah para pelajar dari tingkat TK hingga SMA serta terhadap para pelaku home stay. Mereka didampingi oleh tiga suster dan seorang awam untuk mengenali lingkungan sekitar dalam bahasa Inggris.
“Jadi untuk home stay nanti kita kenalkan dulu dari halaman sampai perabot dapur. Itu dulu dasarnya,” kata Irminus.
Ia berharap dukungan semua pihak agar program tersebut berjalan baik dan dapat memberi manfaat bagi masyarakat dan desa setempat.
Penulis: Ian Bala
Editor: Ardy Abba