Cerita di Rumah Tuhan
Di beranda rumah-Mu
Sebait doa patah dirapalkan
Oleh bibir yang getar, gemetar
Dalam sujud yang paling khusyuk
//
Sudah ku katakan
Dan Engkau telah mendengarkan.
//
Di beranda rumah-Mu
Aku masih meramu waktu
Merayu Engkau
Teruntuk yang Tak Terjamah
Waktu masih begitu panjang
Sedang kau masih betah mengenang
Sepenggal rindu yang tergenang
Yang tak gegas beranjak terbang
Bangunlah,
Hari sedang menunggu kau tetas
Lekas sembuh hati yang ikhlas
Sebab masih banyak yang pantas
Merawat rindumu yang resah
Juga hati yang lelah
Rita, Medio Oktober
Pada Suatu Zaman
/1/
Dunia tak lagi lugu
Sebab alam telah luruh
Menghilangkan rindu
Pun jejak dilenyapkan
Sedang alamat tak karuan
Tak dapat menoleh pulang
Pada lugunya dunia yang dulu
/2/
Dunia tak lagi lugu
Sebab kemanusiaan telah terkubur
Sejarah menjadi kabur
Dan tradisi tak lagi subur
/3/
Dunia tak lagi lugu
Sebab zaman menawarkan kasur
tikar pun menangis
Isaknya merdu
Sedang rayap berpesta dalam duka yang debur
Atas tikar yang lebur jadi hancur
/4/
Dunia tak lagi lugu
Sebab subuh tak lagi dinanti
Malah ditangkap bagai napi
Hingga siapa kepada siapapun
Tak segan saling meracuni
/5/
Dunia tak lagi lugu
Sebab Tuhan telah dibunuh
Pada suatu zaman yang kelabu
Oleh orang-orang yang begitu dicintai-Nya
*Mahasiswa STFK Ledalero, tinggal di Seminari Tinggi Interdiosesan St. Petrus Ritapiret-Maumere