Ruteng, Vox NTT- Calon Bupati Manggarai Deno Kamelus kembali menyoroti lawannya pasangan Herybertus G.L Nabit dan Heribertus Ngabut (paket H2N) yang mengumbar janji menaikkan 100% tambahan penghasilan (Tamsil) guru honorer. Menurutnya, janji tersebut merupakan sesuatu yang tidak masuk akal dan sulit dipercaya.
“Kemarin saya tanya waktu debat mereka jawab lain. Tadi saya baca di media online mereka mengatakan akan mengambil uang dengan kasih kurang belanja infrastruktur. Saya bilang, mereka (H2N) mesti belajar dulu tentang perencanaan,” ungkap Deno Kamelus saat melaksanakan kampanye tatap muka di Nangka, Desa Terong, Kecamatan Satarmese Barat, Minggu (15/11/2020) siang, sebagaimana dalam rilis yang diterima VoxNtt.com.
Di hadapan para pendukungnya, figur yang berpasangan dengan Victor Madur itu menjelaskan, akibat pandemi Covid-19 pada tahun 2020 belanja modal untuk jalan dan irigasi itu hanya sejumlah 90 miliar. Jika angka tersebut dikurangi Rp53 miliar untuk tambahan penghasilan guru komite seperti yang dijelaskan dalam debat, maka hanya Rp47 miliar dana yang tersisa.
Deno menjelaskan, untuk membangun satu kilometer jalan hotmix atau HRS membutuhkan dana sebesar Rp1 miliar. Sedangkan untuk jalan lapen atau lapisan penetrasi sekitar Rp600 juta per kilometer.
Begitu pula dengan kebutuhan anggaran untuk pembangunan infrastruktur lainnya, seperti irigasi, air minum dan lain-lain masih membutuhkan dana yang cukup besar.
“Dengan uang Rp250 miliar saja tidak cukup untuk membangun jalan di seluruh Manggarai apalagi dengan uang Rp47 miliar. Sementara di satu sisi kamu bilang, nanti kalau kamu jadi seluruh jalan yang rusak kamu perbaiki. Kalau uang cuma Rp43 miliar mana mungkin cukup. Antara yang kamu yang kamu omong dan kamu janjikan tidak nyambung. Jangan tipu rakyat,” ujar Deno.
Deno pun kembali menyentil jawaban H2N yang mengatakan sumber dana untuk memenuhi janji tersebut ialah mengambil dana dari hasil investasi di badan usaha milik daerah yakni PT Manggarai Multi Investasi (MMI).
Deno menjelaskan, dalam mengelola BUMD, jika tahun depan ada rencana investasi maka hal itu dilaporkan sejak awal tahun dalam Rencana Bisnis. Hal tersebut harus disetujui oleh seluruh pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
“Sementara saya sebagai pemegang saham, sama sekali tidak ada berbicara tentang investasi untuk itu. Tiba-tiba ngomong nanti hasil investasinya kita bawa ke petani milenial dan gaji guru honorer. Ini kan hawi-haol (amburadul) namanya,” kata Deno.
Selain itu ia menjelaskan, keuntungan dari Badan Usaha Milik Daerah tidak bisa dibagi secara langsung untuk rakyat, melainkan harus masuk melalui APBD terlebih dahulu. Sementara kalau uang diberikan kepada rakyat maka melalui tiga jalur yaitu program, dana hibah dan dana bansos. Lantas uang yang diberikan kepada petani milenial yang dijanjikan itu melalui jalur mana?
“Melalui jalur bansos tidak bisa. Melalui dana hibah tidak bisa. Melalui program juga tidak bisa. Mana nomenklaturnya? Dia juga tidak bisa jawab. Saya bilang jangan membohongi rakyat dengan memberikan janji palsu. Kalau omong mau jadi Bupati harus ngomong yang benar,” tegas doktor hukum itu.
Kemudian ia menanggapi pernyataan Hery Nabit di media yang mengatakan jawaban Deno dalam debat menunjukkan kegagalannya dalam mengelola PT MMI. Menurutnya, Hery Nabit hanya berupaya mengalihkan isu, sebab sudah tidak bisa menjelaskan konsep janjinya itu di hadapan publik. Sebab PT MMI itu dipimpin oleh direksi tersendiri bukan oleh Bupati.
“Mungkin karena konsultan politiknya yang tidak paham, jadi dia (Hery Nabit) ikuti begitu saja. Sebab kalau dia sendiri, dia kan sekolah ekonomi masa dia tidak paham tentang BUMD atau mungkin dia hanya kewalahan menjawab itu pertanyaan,” kata Bupati Manggarai periode 2015-2020 itu.
Deno pun menegaskan terlalu banyak upaya dan cara-cara cara untuk menipu rakyat dan memanipulasi tentang kemajuan yang ada di Manggarai saat ini. Karena itu masyarakat Manggarai diminta Deno untuk cerdas menilai.
“Saya meminta masyarakat Manggarai, terutama yang ada di Satarmese ini, jangan mudah percaya dengan janji yang tidak bisa dipertanggungjawabkan,” pintanya.
Kegiatan kampanye terus dilanjutkan dengan dialog dengan massa pendukung yang hadir. Tampak, masyarakat yang hadir sangat antusias mengikuti kampanye terbatas itu.
Selain Kampung Nangka, ada juga dua tempat lain yang menjadi titik kampanye paket DM yakni Keka, Desa Ceka Luju dan Pongpahar, Desa Hilihintir kecamatan Satarmese Barat. (VoN)