Oleh: Gregorius Y. Setiawan
Pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang akan dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia pada 9 Desember 2020 mendatang adalah salah satu momentum demokrasi yang akan menjadi sejarah baru kepemimpinan.
Ada 270 daerah akan menggelar Pilkada serentak pada 9 Desember 2020. Detailnya terdiri atas 9 provinsi, 37 kota, dan 224 kabupaten. Dari 224 kabupaten di Indonesia, Kabupaten Manggarai termasuk di dalamnya.
Di Manggarai sendiri diikuti dua pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati di antaranya, Deno Kamelus-Victor Madur atau paket DM dan paslon Herybertus GL Nabit-Heribertus Ngabut atau paket Hery-Heri.
Ada hal yang memiriskan setiap Pilkada bahkan menjadi jejak buruk.
Pilkada sering kali menimbulkan perpecahan dan konflik sosial di tengah masyarakat.
Perbedaan pilihan yang tidak disikapi secara dewasa adalah awal terjadinya disharmonisasi dalam kelompok sosial masyarakat.
Disharmonisasi ini semakin dipertajam dengan munculnya kampanye negatif (negative campaign) dan kampanye hitam (black campaign) yang memanaskan tensi politik Pilkada.
Tentu kita semua berharap Kandidat kepala daerah dan tim pemenangan dari setiap kandidat, baik paket DM maupun H2N bisa berperan sebagai formulator kampanye. Kedua tim diharapkan mampu mengedukasi pendukungnya untuk tidak melakukan hal-hal yang provokatif dan dapat menimbulkan konflik Pilkada Kabupaten Manggarai tahun 2020.
Pemilihan diksi dalam penyampaian informasi kepada publik harus berhati-hati agar tidak menimbulkan interpretasi negatif bagi masyarakat, karena hal ini adalah salah satu pemicu utama terjadinya gesekan antara pendukung dan dapat berimbas secara luas.
Maka dari itu, kita perlu menyatukan persepsi dan landasan berpikir yang universal untuk menjaga Pilkada tetap berjalan damai, harmonis dan bermartabat.
Sebagai sebuah bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, maka salah satu cara untuk menjaga Pilkada berjalan damai, harmonis dan bermartabat dengan menjadikan nilai-nilai luhur budaya sebagai sebuah pijakan dalam melakukan aktivitas politik Pilkada.
Apalagi Pilkada 2020 ini menuntut semua pihak berfokus pada pentingnya kerja bersama, bahu-membahu, menciptakan perdamaian di tengah pandemi covid-19 yang melanda Indonesia bahkan dunia. Maka dari itu mari kita bersama menekan serta melawan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Manggarai. Jangan sampai Pilkada Manggarai akan menjadi klaster baru. Maka sangat diharapkan sekali kepada semua pihak untuk tetap mematuhi protokol kesehatan pada saat melakukan kampanye.
Saya mengutip pernyataan founder sekaligus presiden pertama kita Ir Soekarno. Beliau berpesan pemilu jangan menjadi pertempuran perjuangan kepartaian yang dapat memecah persatuan rakyat Indonesia.
Semoga kita dapat menciptakan perdamaian dan menciptakan yang terbaik bagi bangsa dan rakyat Indonesia.
Siapapun Bupati dan Wakil Bupati Manggarai yang terpilih nantinya kita harus terima. Jangan sampai ada pihak dari luar yang masuk untuk mengganggu dan memecah belah masyarakat Kabupaten Manggarai.
Teu Ca Ambo Neka Woleng Lako, Muku Ca Pu Neka Woleng Curup, Neka Wajo Le Politik Agu Beda Pilihan Politik Bike Ase Kae, Beda Politik Itu Biasa Tetapi Neka Sampe Le Pilih Bupati Toe Tombo Tau Ase Kae. Mai ga ite ase kae Manggarai Nai Ca Angit Tuka Ca Leng latang pande lancar Pilkada Manggarai 2020.
Saya juga meminta masyarakat tidak gampang terprovokasi berita hoaks atau bohong agar Pilkada Manggarai 2020 berjalan damai, sejuk dan damai.
Jangan terpancing berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya apalagi saling mencaci maki antarpendukung di media sosial.
Sukses tidaknya penyelenggaraan Pilkada serentak 2020 adalah tanggung jawab kita bersama. Mari kita bangun kondisi yang kondusif agar pelaksanaan Pilkada Manggarai berlangsung damai dan lancar. Mari kita kuatkan soliditas dan komitmen kita bersama untuk menghargai keberagaman yang kita miliki agar Pilkada serentak 2020 khususnya di Kabupaten Manggarai berlangsung damai.
Penulis adalah Koordinator Umum Aliansi Mahasiswa Manggarai