Ende, Vox NTT-Rencana Pemerintah Kabupaten Ende untuk mengajukan pinjaman dana sebesar Rp150 Miliar ke Bank NTT, mendapat kritikan dari Ketua Satuan Tugas (Satgas) Anti Korupsi Golkar Flores-Lembata, Kasimirus Bara Bheri.
Menurutnya, pemerintah sesungguhnya mempunyai anggaran yang cukup yang bersumber dari dana alokasi umum (DAU) dan dana alokasi khusus (DAK) untuk proses pembangunan. Asalkan, anggaran itu dipergunakan sesuai tujuan dan tepat sasaran.
Jika pemerintah mengajukan pinjaman modal tambahan ke Bank NTT, Kasimirus menilai pemerintah sedang melakukan proses perdagangan uang. Bahkan ia menilai pemerintah dan pihak Bank NTT sedang bermain mata untuk mendapatkan keuntungan yang terselubung.
“Pemerintah ini punya uang bahkan sudah memberikan penyertaan modal ke Bank NTT. Lalu mengajukan pinjaman lagi dari Bank NTT, ini kan aneh. Ini sedang berdagang rupanya,” katanya kepada wartawan di Ende, Rabu (25/11/2020) siang.
Apabila pemerintah memaksa mengajukan pinjaman ke Bank NTT dengan alasan untuk kepentingan pembangunan, maka ia menduga kedua pihak sedang menjalani proses persekongkolan untuk meraib keuntungan secara pribadi.
“Jangan sampai ada sesuatu, ada main mata antara pihak-pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan sesuatu dari Bank NTT,” kata Kasimirus.
Sebagai satuan antikorupsi, ia akan terus monitoring pergerakan atau aliran pinjaman uang tersebut. Bahkan, pihaknya tidak segan-segan akan melaporkan ke penegak hukum jika ditemukan adanya aliran uang sesat.
“Kami secara tegas akan melihat, akan memonitor kalau ada hal yang merugikan negara,” tegas Kasimirus.
Untuk diketahui, Pemerintah Kabupaten Ende berencana akan meminjam dana senilai Rp100 Miliar dari Bank NTT. Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk percepatan pembangunan di Kabupaten Ende sesuai visi dan misi membangun desa menata kota.
Hal ini disampaikan Bupati Ende H. Djafar H Achmad dalam acara peluncuran pembayaran pajak melalui mobile banking Bank NTT di Desa Watunggere Marilonga pada Selasa (10/11/2020) yang dilansir Pos-Kupang.com.
Bupati Djafar menyatakan untuk percepatan pembangunan di Kabupaten Ende tidak hanya menunggu dana yang bersumber dari DAK dan DAU.
“Kalau kita pinjam bisa ada loncatan pembangunan di Kabupaten Ende,” kata Djafar, saat itu.
Ia mengatakan, adapun peluang pemerintah untuk menutupi kembali pinjaman Rp100 Miliar dari Bank NTT tersebut. Optimisme Bupati Djafar karena memprediksi PAD Kabupaten Ende bakal meningkat termasuk support PT Orka yang saat ini sedang mengelola panas bumi Mutubusa di Sokoria, Kecamatan Ndona Timur.
Meski dengan Pos-Kupang.com Djafar menyebut bakal meminjam dana Rp100 miliar ke Bank NTT, namun dalam paripurna jawaban pemerintah terkait pandangan fraksi, Jumat (26/11), disebutkan akan meminjam sebesar Rp150 miliar.
Penulis: Ian Bala
Editor: Ardy Abba