Kupang, Vox NTT – Keluarga besar Almarhumah Endang E. Giri mendatangi Komisi V DPRD NTT, Rabu (02/12/2020).
Almarhumah Endang diduga divonis positif Covid-19 oleh Rumah Sakit Leona, Kota Kupang.
Adik Kandung almarhumah, Elvis Tomy Giri mengatakan sampai saat Ini pihak keluarga besar Giri belum mendapatkan rekam medis/copyan dan hasil swab yang menyatakan almarhumah meninggal akibat positif Covid-19.
“Berkaitan dengan kematian saudara kekasih kami di Rumah Sakit Leona, Kupang, yang divonis positif Covid-19, sampai saat Ini kami selaku Keluarga belum mendapatkan rekam medis/copyan rekam medis dan hasil swab yang menyatakan almarhumah meninggal akibat positif Covid-19,” kata Elvis saat menyampaikan kronologis atas kematian almarumah Endang Giri di depan Komisi V DPRD NTT.
Oleh karena itu kata dia, sebagai pihak keluarga besar Giri, mereka mendatangi Komisi V DPRD NTT untuk mendapatkan solusi atas masalah ini.
Kata dia, sejak almarhumah Endang Giri meninggal tanggal 9 November 2020 lalu, pihak Rumah Sakit Leona belum memberikan Informasi apapun kepada pihak keluarga baik data medis maupun pengurusan administrasi.
Ia mengatakan, Keluarga Besar Giri tidak mempermasalahkan kematian Endang.
“Karena percaya bahwa itu adalah kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Dan hal itu telah kami sampaikan kepada pihak RS Leona melalui surat pada tanggal 12 November 2020,” ujarnya.
“Tetapi sampai saat ini pihak RS Leona belum menyampaikan rekam medis/copyan rekam medis dan hasil swab almarhumah kepada pihak keluarga kendati telah meminta secara resmi melalui surat. Manajemen RS Leona justru meminta keluarga untuk bersurat lagi setelah dimediasi oleh Ketua Ombudsman NTT,” sambungnya.
Anggota Komisi V DPRD NTT, Ana Waha Kolin mengatakan Komisi V DPRD NTT akan melakukan uji petik di Rumah Sakit Leona.
“Kalau memang covid-19, ok. Inikan mati hidup itukan di tangan Tuhan. Dan mereka tidak mempersoalkan. Hanya kan ini tidak pernah dibuka oleh pihak Rumah Sakit Leona. Ini yang membuat keluarga gerang,” tegas Ana Kolin.
Politisi PKB itu menegaskan kalau ruang ini tidak dibuka oleh Rumah Sakit Leona, maka otomatis Rumah Sakit Leona memberi peluang untuk covid-19 semakin merajalela.
“Karena mereka tidak pernah menyampaikan info detail soal covid-19. Sedangkan, “tegasnya lagi.
Seharusnya ujar dia, tugas Rumah Sakit harus menyampaikan informasi ke media dan ke satgas covid-19. Ia bahkan menyebut pelayanan di Rumah Sakit Leona buruk terhadap penanganan covid-19.
“Kenapa ruang itu tidak dibuka. Sedangkan satu sisi keluarga kan sudah bersurat ini. Keluarga sudah bersurat,” katanya.
Ia berharap pihak manajemen Rumah Sakit Leona, bisa melihat masalah ini sebagai sebuah persoalan yang serius.
“Karena ini menyangkut pandemi. Seluruh mahluk di Bumi ini tidak luput dari persoalan covid-19, ” tuturnya.
Sementara Emanuel Kolfidus, anggota Komisi V DPRD NTT mengatakan di tengah pandemi covid-19 ini masih ada simpang siur dalam protokol penanganan.
“Satu hal yang perlu saya dan perlu kita sepakat bersama bahwa, covid-19 benar adanya. Semua harus mematuhi protokol kesehatan, “kata Politisi PDIP itu.
Ia menyarankan pimpinan Komisi V DPRD NTT agar bisa bertemu dengan dinas terkait dalam hal ini dinas Kesehatan provinsi, satuan tugas, Rumah Sakit utama dan Rumah Sakit penyangga untuk membicarakan ulang terhadap keseriusan penanganan covid-19.
Terkait kedatangan keluarga Almarumah Endang Giri, Emanuel menegaskan agar berkoordinasi dengan Rumah Sakit Leona.
Ia meminta harus ada keterbukaan. Karena keterbukaan upaya dari penanganan.
“Ini bukan hanya untuk Rumah Sakit Leona saja. Tetapi ini untuk seluruh Rumah Sakit yang menangani covid-19, “harapnya
Sementara Wakil Ketua Komisi V DPRD NTT, Mohammad Ansor mengatakan Komisi V DPRD NTT agar berkoordinasi dengan pihak Rumah Sakit Leona.
“Nanti kita akan bersinergi untuk mencari tahu hal ini. Karena ini hak dari bapak/ibu sebagai keluarga Almarhumah, ” katanya
Ia mengatakan, kasus kematian Almarhumah Endang Giri membuka ruang kepada seluruh pihak supaya ada keterbukaan informasi.
“Kasus kematian Almarumah Endang Giri ini adalah momentum bagi kita agar penting keterbukaan informasi. Karena kalau covid ini semakin tertutup semua semakin takut, ” ucap Politisi Golkar itu.
Penulis : Tarsi Salmon
Editor : Irvan K