Borong, Vox NTT- Cerita miris kembali muncul dari Kampung Ranamasa. Warga kampung yang berlokasi di Desa Golo Munga, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) itu terpaksa menerima kenyataan pahit.
Pasalnya, sudah 75 tahun Indonesia merdeka, warga Ranamasa masih terimpit keadaan karena tidak ada ruas transportasi. Bayang-bayang penderitaan tanpa batas akibat tidak ada jalur transportasi terus merongrong kehidupan warga di pedalaman hutan Negara Golo Munga itu.
Kisah miris kembali muncul pada 17 Desember 2020. Markus Duna (67), warga kampung itu terpaksa harus digendong dengan kain menuju fasilitas kesehatan.
Markus mengalami sakit punggung karena terjatuh saat memikul padi miliknya ke tempat penggilingan di kampung itu pada Selasa, 15 Desember 2020 lalu.
Melihat kondisi Markus yang kian memburuk, warga setempat pun berinisiatif mengantarkan pasien dengan cara menggendong menuju Kampung Laci,Desa Napar Tabang, untuk mendapat pertolongan medis.
Warga Kampung Ranamasa Oris Bendy kepada wartawan mengatakan, pasien terjatuh saat memikul padi miliknya ke tempat penggilingan pada Selasa, 15 Desember 2020.
Sebelum digendong ke Laci untuk mendapatkan perawatan medis, Markus Duna sempat dirawat oleh keluarga secara mandiri.
Namun kondisi pasien semakin memburuk sehingga pihak keluarga berinisiatif untuk menggendong pasien ke Laci untuk mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Weleng.
Mantan Aktivis GMNI Cabang Malang itu mengatakan, pasien harus digotong oleh warga setempat, karena Kampung Ranamasa merupakan salah satu kampung di Lamba Leda, Manggarai Timur yang masih terisolasi sejak Indonesia merdeka pada 1945.
Bahkan sejak Manggarai Timur terbentuk pada tahun 2007 silam kampung ini belum tersentuh oleh pembangunan, terutama akses transportasi.
Baca Juga:
- Warga Ranamasa Ingin Merdeka dari Keterisolasian
- Warga Ranamasa Gotong Pasien Pakai Bambu
- Ranamasa: Impitan Penderitaan Tanpa Batas
Untuk mencapai kampung Laci (kampung dekat jalan raya) harus ditempuh dengan dua jam perjalanan dengan melewati jalan yang cukup curam.
Ia menjelaskan, pasien tersebut berangkat dari Kampung Ranamasa sekitar pukul 08.00 Wita dan tiba di Kampung Laci sekitar pukul 11.00 Wita.
“Orang yang menggendong pasien harus berjalan secara perlahan, karena kondisi jalan yang sangat licin dan medan yang berat,” tutur Oris.
Berdasarkan kondisi memprihatinkan itu masyarakat Ranamasa kata Oris, sangat mengharapkan campur tangan Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur untuk segera membuka akses jalan raya dari Cabang Pangcut menuju Kampung Ranamasa.
Karena sejauh ini masyarakat setempat sangat menderita ketika ada yang mengalami sakit dan membutuhkan perawatan medis.
“Ketika ada yang sakit, secara gotong royong masyarakat menggotong pasien ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan medis,” kata Oris.
Menurut putra kelahiran Ranamasa itu, Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur telah gagal menjadi pelayan yang baik untuk masyarakat setempat.
Pemerintah gagal dalam berbagai sektor, pemerintah gagap dalam membangun daerah.
Oris menegaskan, predikat kabupaten terbelakang atau daerah tertinggal seharusnya menjadi cambuk untuk bekerja lebih keras membangun daerah.
“Isu infrastruktur jalan menjadi isu seksi ketika mendekati momen Pilkada. Masyarakat akan dilupakan ketika tahta kekuasaan didapuk,” tegas dia.
Oris menambahkan, fakta memprihatinkan tersebut merupakan potret penderitaan yang harus dijalani masyarakat Ranamasa. Bahkan ia menyindir keras Pemerintah Manggarai Timur.
“Kemerdekaan dan kemajuan bukan milik kami, kami harus menderita di republik yang kami cintai ini. Pemerintah wajib bertanggung jawab atas penderitaan yang dialami masyarakat Mengge (Ranamasa). Kami menuntut keadilan,” cetus Oris.
Untuk diketahui, akses jalan raya ini masuk dalam kawasan hutan lindung, sehingga harus mengantongi dokumen kerja sama izin pinjam pakai kawasan hutan dari KLHK.
Meskipun pada 2019 lalu, Pemerintah Desa Golo Munga bahkan pada tahun 2020 ini masyarakat Ranamasa sendiri telah mengajukan permohonan pinjam pakai kawasan hutan kepada Dinas Kehutanan Provinsi NTT, namun hingga kini belum ada kabar terbaru mengenai progres tersebut.
Menurut Oris, Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur terkesan masa bodoh dengan kondisi yang dialami masyarakat Ranamasa.
Dia meminta Pemda Manggarai Timur harus proaktif dalam menyelesaikan masalah jalan menuju Kampung Ranamasa.
Penulis: Ardy Abba