Kefamenanu, Vox NTT-Kacang tanah lurik kini menjadi salah satu komoditas pertanian yang banyak diburu bukan hanya pasar dalam negeri melainkan juga luar negeri.
Tidak tanggung-tanggung jenis kacang tanah tersebut malah sangat diminati oleh pasar di Amerika Serikat, Swis, Jerman dan sejumlah negara lainnya.
Hal itu dirasakan sendiri oleh para petani yang tergabung dalam kelompok tani Ikuntefan. Poktan tersebut beralamat di Desa Nifunenas, Kecamatan Insana Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara.
Ketua kelompok tani Ikuntefan 1 Zakarias Naitili mengaku pada tahun 2016 pihaknya diperkenalkan oleh perusahaan Mitra Abadi (PMA) untuk pengembangan kacang lurik.
Oleh PMA, kelompok tani Ikuntefan diberikan bantuan bibit kacang tanah lurik sebanyak 80 kg. Bantuan tersebut diberikan dengan sistem pinjaman atau kredit.
Dalam sistem pinjaman tersebut memuat perjanjian bahwa hasil dari penanaman kacang tanah lurik akan langsung dibeli kembali oleh PMA.
“Kami siap lahan waktu awal itu 4 hektare, tapi karena bibit kacang hanya 80 kg, jadi kami hanya kerja 80 are,” ujarnya saat diwawancarai VoxNtt.com, Jumat (29/01/2021).
Zakarias menjelaskan, dari penanaman perdana tersebut, pihaknya memeroleh hasil lebih dari 4 ton. Ditambah dengan kacang lokal sebanyak 6 ton.
Kelompok tani Ikuntefan kemudian langsung mengirim ke PMA sesuai perjanjian. Sedangkan sisanya disiapkan untuk bibit pada musim tanam berikutnya.
“Kacang tanah lurik maupun lokal yang dikirim ke PMA itu harus dipastikan benar-benar organik karena untuk menjawab pasar luar negeri,” tuturnya.
Zakarias menambahkan, budidaya kacang tanah lurik yang dikembangkan dirinya dan 41 petani lain terus berkembang.
Setelah berhasil mengirim 10 ton/1 kontainer kacang tanah ke PMA pada tahun 2016, selanjutnya pada tahun 2017 mereka berhasil mengirim 4 kontainer 40 ton. Kemudian pada tahun 2018 berhasil mengirim 80 ton.
Sementara pada tahun 2020 pengiriman menurun menjadi 63 ton.
“Jadi yang dikirim itu selain dari yang ditanam anggota kelompok tani Ikuntefan, juga dibeli dari masyarakat, tetapi yang kita beli dari masyarakat itu harus kami pastikan betul-betul organik,” tegasnya.
Zakarias menuturkan, sejak beberapa waktu lalu pihaknya sudah membantu menyediakan bibit kacang tanah lurik bagi petani di Kabupaten Kupang dan Rote Ndao, serta petani di beberapa kecamatan di Kabupaten TTU.
Perjanjiannya adalah hasil panenan kacang tanah lurik akan dibeli kembali oleh kelompok tani Ikuntefan untuk seterusnya dikirim ke PMA.
“Saat ini kelompok tani Ikuntefan jadi satu-satunya pembeli kacang tanah lurik untuk kemudian dikirim ke PMA, tengkulak yang keliling beli dari masyarakat juga jual kembali ke kami,” ujarnya.
Lebih lanjut Zakarias mengungkapkan, sejak beberapa waktu lalu kelompok tani Ikuntefan telah bekerja sama dengan Persatuan Usaha Kecil Menengah Indonesia (Perumkmindo) Kabupaten TTU.
Dari kerja sama tersebut, diharapkan DPD Perumkmindo TTU bisa membantu untuk mendorong petani mengembangkan kacang tanah lurik secara organik.
Ketua DPD Perumkmindo Kabupaten TTU Lodovikus Tahoni pada kesempatan itu membenarkan telah membangun kerja sama dengan kelompok tani Ikuntefan.
Ia mengaku akan berupaya keras agar kelompok tani Ikuntefan sebagai satu-satunya pembeli kacang tanah lurik mendapatkan pengakuan dari pemerintah daerah.
“Saat ini kita sementara berupaya agar usaha yang sudah dijalankan oleh kelompok tani Ikuntefan ini mendapat pengakuan dari pemerintah daerah,” tuturnya.
Lodovikus menambahkan, saat ini Perumkmindo sudah memiliki 21 kelompok binaan. Ke-21 kelompok tersebut tersebar di belasan kecamatan di Kabupaten TTU.
Kelompok-kelompok itu nantinya akan didorong untuk bersama-sama mengembangkan kacang tanah lurik.
“Kita juga akan mendorong agar kacang tanah lurik ini bisa dikembangkan di kabupaten Belu dan Malaka,” tuturnya.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Ardy Abba