Oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk, M. Pd
“Bagi dunia mungkin kamu hanyalah seseorang, Namun bagi seseorang mungkin kamulah dunianya…”
“Kamu tidak mencintai seseorang karena dia cantik, ganteng, tetapi dia cantik, ganteng, karena kamu mencintainya”…ivan Panin.
Asal Mula Hari Valentine
Setiap tanggal 14 Februari, di seluruh dunia merayakan hari Valentine. Namun, asal mula hari “Valentine” tidaklah terlepas dari sosok Valentine yang merupakan nama seorang santo yang begitu terkenal.
Beragam cerita datang dari sosoknya yang dipercaya sebagai imam dari Roma yang melayani sekitar abad ke-3 Masehi. Salah satu kisah tentang Valentine yang beredar selama ini, semasa hidupnya Valentine kerap melanggar aturan Kaisar Claudius II.
Sang Kaisar melarang adanya pernikahan karena menganggap pria yang menikah adalah prajurit yang buruk. Akan tetapi, Valentine merasa keputusan itu tidak adil dan merancang pernikahan secara diam-diam untuk para pemuda yang memang menginginkan sebuah pernikahan.
Upaya rahasia yang dilakukan Valentine rupanya terendus juga oleh Claudius. Sebagai hukuman atas pelanggaran yang telah dilakukan, Valentine dimasukkan ke dalam penjara dan dijatuhi hukuman mati. Namun, romansa cinta justru terjadi di dalam bui.
Valentine jatuh cinta dengan seorang putri dari salah satu hakim yang mengadili kasusnya. Tepat di hari eksekusi hukuman mati yang dijatuhkan padanya, 14 Februari tahun 270-an, ia memberikan surat cinta pada sang putri dengan tanda “From your Valentine”. Cerita ini memang dibalut kisah kelam, namun orang-orang hingga hari ini kerap memanggil pujaan hatinya dengan sebutan ‘Valentine’.
Ternyata, ada pula kebaikan yang dipercaya dilakukan oleh Valentine sehingga bukan hal yang buruk untuk memanggil kekasih dengan namanya. Sebelum eksekusi kematiannya, Valentine sempat berdoa bersama dengan kekasihnya, putri dari hakim yang memvonisnya, dan menyembuhkan kebutaan mata yang dialami putri tersebut.
Mawar merah kerap dijadikan simbol untuk mengekspresikan cinta dan kasih sayang terhadap pasangan. Bunga dengan jenis dan warna ini, diyakini dapat merepresentasikan romansa dan bisa diperoleh dengan mudah dan harga yang murah, namun nilainya mahal.
Itulah mengapa banyak orang menjadikan bunga dengan harum yang khas ini sebagai hadiah bagi orang terkasih. Kembali pada persoalan warna, merah juga dipercaya memiliki arti percaya diri, sponitas, dan tekad. Semua itu merupakan faktor penting dalam sebuah hubungan. Bahkan, ilmu sains menyebut warna merah menggambarkan pesan ‘gairah’ dan ‘seksualitas’.
Perempuan atau laki-laki yang mengenakan pakaian berwarna merah akan terlihat lebih menarik secara seksual dibanding saat memakai warna lainnya. Barang lain yang kerap dijadikan hadiah hari Valentine adalah coklat dengan beraneka ragam bentuknya, khususnya bentuk hati. Coklat dengan bentuk ini diketahui pertama kali diciptakan oleh Richard Cadbury setelah menemukan cara untuk mengekstrak biji coklat sehingga coklat bisa dinikmati dengan cara yang lebih baik.
Ia mendesain kotak cantik khusus untuk coklat temuannya itu, kemudian ia mengisinya dengan coklat-coklat berbagai bentuk, salah satunya hati. Meskipun diketahui sebagai penemu pertama, Cadbury tidak mematenkan temuannya itu. Kartu ucapan yang juga banyak diberikan pada perayaan Valentine adalah kartu ucapan.
Pada pertengahan abad ke-18, memberikan surat dengan tulisan tangan dalam selembar kertas yang didesign sedemikian rupa pada perayaan 14 Februari, dapat menunjukkan kasih sayang. Seiring berkembangnya teknologi, diciptakanlah kartu yang sudah jadi, sehingga orang hanya butuh menuliskan pesannya di kartu-kartu siap pakai tersebut.
Dengan harga yang murah, menuliskan pesan di kartu ucapan ini banyak dipilih orang, karena tidak menghilangkan esensi kasih sayang tulus yang ingin disampaikan.
Makna Valentine 2021
Setelah mengetahui asal mula hari Valentine, maka saatnya mengetahui makna sebenarnya dari hari kasih sayang tersebut. Hari Valentine sebenarnya memiliki arti yang luas bagi setiap orang.
Ada yang mengatakan bahwa di hari spesial itu setiap orang memberikan rasa sayang lebih kepada orang terkasih. Namun, ada pula yang mengartikan hari Valentine tak ubahnya hari biasa yang tanpa perlu dirayakan secara berlebihan.
Namun demikian, hari Valentine tetaplah momen yang ditunggu tunggu oleh orang-orang muda, untuk menyatakan CINTA, atau untuk membaharui KOMITMEN, atau juga untuk mengungkapkan rasa sayang kepada orang yang dicintai, siapapun dia dan apapun suku, agama dan budayanya.
Sebab hakikat setiap manusia adalah hidup untuk saling mencintai sebagai makhluk sosial atau “homo homini socius”, yang ciptakan oleh Sang CINTA.
Oleh karena itu, Valentine day, merupakan hari kasih sayang, dimana setiap orang berhak memperoleh sebuah kasih sayang siapapun dia, suku, agama dan budaya-nya.
Artinya merayakan hari Valentine atau hari kasih sayang, tidak hanya bagi para muda mudi atau remaja/i, tetapi semua kalangan dapat merayakannya. Sebab kasih sayang bukan hanya milik mereka yang berpacaran, atau yang sedang mabuk asmara atau yang lagi kasmaran, dan para muda/i, melainkan semua manusia harus memiliki kasih sayang sebagai hukum yang utama dan pertama.
Bahwa manusia diciptakan Sang CINTA, yakni Allah atas dasar CINTA, sebab Dia adalah KASIH (1 Yoh 4: 8,16). Seperti ungkapan latin ini, “UBI CARITAS ET AMOR, DEUS IBI EST: di mana ada KASIH dan CINTA, disitulah Allah hadir.
Maka, tugas kita adalah menghadirkan KASIH dan CINTA bagi sesama, yang diungkapan lewat cara hidup, cara bersikap, cara berperilaku, cara bertutur kata dan cara bertindak yang baik (bonum), dan benar (verum) serta menyenangkan (pulchrum: keindahan).
Lebih jauh bahwa KASIH dan CINTA itu, selalu dikaitkan dengan KEINDAHAN. Maka, tak jarang ungkapan KASIH dan CINTA, selalu di simbolkan dengan bunga mawar yang merah dan gambar HATI.
Oleh karena itu, Thomas Aquinas mendefinisikan KEINDAHAN sbb: “pulchrum est quod visum placet”, yang artinya indah berarti menyenangkan untuk dilihat, bahwa Allah adalah keindahan tertinggi (summum pulchrum). Maka dari itu, perayaan hari valentine tidak hanya sekedar ungkapan romantisme, tetapi KASIH dan CINTA yang Agape (cinta tak bersyarat), Philia (cinta penuh kasih), Storge (cinta keluarga), Pragma (cinta abadi), Ludus (cinta yang menyenangkan), demikian tipe CINTA menurut orang yunani kuno.
Dengan demikian, perayaan hari valentine tidak hanya untuk orang-orang muda/i, tetapi untuk semua kalangan, semua usia.
Dan sesungguhnya, perayaan hari valentine tidak hanya dirayakan setiap tanggal 14 Februari, tetapi setiap hari kita bisa merayakan hari valentine atau hari kasih sayang, mengingat kita adalah manusia yang dilahirkan atas dasar KASIH dan CINTA.
Oleh karena itu, darah yang mengalir dalam diri kita adalah aliran darah KASIH atau CINTA Allah. Jika demikian benarlah ungkapan ini “AMOR OMNIA VINCET”: Cinta Mengalahkan Segalanya, yakni mengalahkan kebencian, permusuhan, kemarahan, dendam, dengki, fitnah, egoisme, perbedaan, sakit hati.
Oleh karena itu pula, momen valentine day, bisa juga sebagai momen rekonsiliasi (pemulihan atau perbaikan hubungan) antara satu sama lain yang mungkin saling menyakiti.
Maka, momen hari kasih sayang ini, juga merupakan momen untuk saling instrospeksi dan koreksi diri, yang diwujudkan dengan sekuntum mawar merah sebagai simbol saling memaafkan atas dasar CINTA.
Jika demikian, maka pribadi tersebut telah mengalirkan darah KASIH atau CINTA Allah, yang berarti pula hidupnya telah di dayai oleh Roh Kudus Allah, dan BUAH-nya adalah KASIH, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Gal. 5: 22-23).
Inilah sebenarnya MAKNA dari perayaan hari valentine atau hari kasih sayang. Apalagi ditengah pandemi Covid-19 ini, perayaan hari valentine atau hari kasih sayang, tentunya berbeda dari tahun sebelunya, namun esensinya tidak berubah, yakni memberikan KASIH, atau CINTA, yang diwujudkan lewat doa, ucapan, mengirim bunga, gambar bunga, hati, tanpa harus TOUCH secara fisik. Dan lebih dari itu, ditengah pandemi Covid- 19, perayaan hari valentine atau hari kasih sayang, akan sangat bermakna, jika setiap kita DISIPLIN dalam mematuhi protokol kesehatan, dengan melakukan 5M: Memakai Masker, Menjaga Jarak, Mencuci Tangan, Menghindari Kerumunan, dan Mengurangi Mobilitas, sebab dengan demikian kita telah ikut menjaga kesehatan dan keselamatan hidup kita sendiri dan sesama.
Itu berarti pula, kita telah mewujudkan hari valentine atau hari kasih sayang, dengan MENGASIHI diri kita sendiri dan MENGASIHI diri sesama dan juga MENGASIHI Tuhan yang Empunya kehidupan.
Demikianlah hukum KASIH, yang merupakan hukum yang terutama dan yang pertama. Dan dimasa pandemi Covid-19 ini, sebagai perwujudan dari hukum KASIH itu, yakni dengan hati yang compassion, empati, welas asih, peduli, care atau terwujud dalam sikap ALTRUISME, terhadap kebutuhan dan kehidupan sesama, teristimewa hak untuk HIDUP, dengan cara patuh dan taat dalam menerapkan protokol kesehatan, demi mencegah penyebaran virus Corona.
Dan akhirnya, dengan mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi ini, secara DISIPLIN, berarti kita telah MEWUJUDKAN KASIH SAYANG kepada sesama, karena kita telah ikut memelihara kesehatan dan keselamatan kita sendiri dan sesama, yang memungkinkan kita dan sesama untuk tetap HIDUP sehat, aman dan bebas dari penularan Covid-19.
Ingatlah, Tuhan masih memberikan kesempatan kepada kita untuk HIDUP hingga saat ini, maka mari, jadikan HIDUP kita BERMAKNA bagi sesama, khususnya dihari valentine, di masa pandemi Covid-19 ini. HAPPY VALENTINE DAY FOR YOU ALL
“Cinta dan Kasih Sayang, dimulai dari rumah, dan CINTA bukanlah seberapa banyak yang kita perbuat, melainkan seberapa besar CINTA yang kita berikan dalam perbuatan itu”…demikian kata bunda Teresa dari Kalkuta.
Penulis adalah Ka SMPK Frateran Ndao