Labuan Bajo, Vox NTT- Beberapa bulan lalu melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Manggarai Barat (DKPP Mabar), Desa Liang Sola, Kecamatan Lembor mendapatkan bantuan untuk melakukan budi daya ikan air tawar dengan sistem Bioflok.
Oleh Pemerintah Desa, budi daya ikan air tawar dengan sistem Bioflok dikelola secara bersama dengan kelompok Tani Ikan Pangan Lestari Desa Liang Sola.
Kepala Desa Liang Sola Adrianus Hasri menjelaskan, hingga saat ini pihaknya terus memantau perkembangan budi daya ikan air tawar dengan sistem Bioflok.
“Total semua ikan sekitar 8000 ekor. Semuanya sudah lumayan besar. Hanya belum waktunya dipanen,” ungkap Kades Adrianus saat ditemui VoxNtt.com, Senin (22/02/2021).
“Targetnya bulan Maret sudah bisa dipanen. Tentu kami akan informasikan ke teman-teman jika sudah saatnya dipanen. Yang jelas bulan Maret Minggu ketiga itu sudah bisa (panen),” lanjut Adrianus.
Adrianus mengakui proses budi daya ikan air tawar dengan sistem Bioflok bukan hal yang mudah.
Dirinya membeberkan sejumlah hal tidak terduga yang terjadi, yang mengakibatkan ikan-ikan tersebut mati.
“Ada sejumlah hal yang terjadi di luar dugaan kita. Misalnya saat listrik padam pada malam hari. Semua petugas sudah tertidur lelap, karena kekurangan oksigen maka ikan bisa saja mati,” akunya.
Kendati demikian jelasnya, semua persoalan yang telah terjadi bisa diatasi hingga kini.
Sebelumnya, Ketua Kelompok Tani Ikan Pangan Lestari Desa liang Sola Kresensiana Maria Narti mengatakan, kolam ini akan dirawat secara kolektif kolegial oleh kelompok.
“Diharapkan agar kolam ini dalam pengelolaannya akan membuat ekonomi kelompok membaik untuk kepentingan bersama,” tuturnya saat dihubungi VoxNtt.com pada Rabu, 18 November 2020 lalu.
Dirinya juga berterima kasih kepada Kepala Desa Liang Sola dalam menyalurkan niat mereka ke Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan untuk membuat kolam ikan secara permanen dengan teknologi modern.
“Hadirnya kolam sistim Bioflog yang dengan sarana dan prasarana yang modern ini mengundang berbagai respon dari kelompok dan masyarakat di Desa Liang Sola,” ujarnya.
Untuk jumlah ikan sendiri kata dia, satu kolam ikan tersebut bisa menyimpan sebanyak 1000 sampai 5000 ikan.
“Kalau sebelumnya kami pikir hanya bisa simpan 100 ikan, ternyata saat diberi pelatihan dan sosialisasi jumlah ikan yang disimpan di dalam kolam berjumlah 1000 sampai 5000 ikan Nila,” tutupnya.
Selain itu, kehadiran Sistem Bioflok untuk budi daya ikan nila di Desa Liang Sola, mendapat respons positif dari tokoh masyarakat.
Seperti Yakobus Garut salah satu tokoh masyarakat kampung Tando yang mengapresiasi kehadiran Bioflok di desa itu.
“Saya merasa kampung kami ini sudah mulai terasa geliat kotanya. Hal itu karena ada Bioflok ini. Saya sangat bangga dan apresiasi,” ungkap Yakobus kepada VoxNtt.com pada Rabu, 18 November 2020 lalu
Yakobus menjelaskan, di usianya yang sudah senja, dirinya sangat bahagia melihat kolam modern langsung di depan matanya.
“Dalam usia senja seperti saya ini bisa menikmati kolam modern ini dari dekat langsung dengan mata kepala saya sendiri,” ujarnya.
Dirinya berharap agar, Bioflok tersebut dapat memberikan manfaat bagi semua warga desa Liang Sola.
Penulis: Sello Jome
Editor: Ardy Abba