Kefamenanu, Vox NTT-Ruas jalan yang menghubungkan kecamatan Biboki Selatan, Biboki Utara dan Biboki Feotleu, Kabupaten Timor Tengah Utara saat ini dalam keadaan rusak berat.
Titik yang rusak berat di antaranya ruas jalan Manufui-Lurasik (penghubung Kecamatan Biboki Selatan dan Biboki Utara) tepatnya mulai dari lokasi Manenu, Desa Tautpah hingga samping Kantor Camat Biboki Utara atau sepanjang kurang lebih 15 km.
Kemudian ruas jalan Manenu-Non (Penghubung Kecamatan Biboki Selatan dan Biboki Feotleu), tepatnya mulai dari lokasi Manenu, Desa Tautpah hingga masuk ke Kampung Non, Desa Kuluan.
Selain itu ruas jalan Lurasik -Manumean yang baru beberapa tahun lalu diaspal, namun saat ini sudah mulai rusak.
Anggota DPRD TTU asal dapil Biboki Agustinus Tulasi saat ditemui VoxNtt.com di kediamannya, Selasa (16/03/2021), mengakui jika salah satu persoalan utama yang dihadapi masyarakat di wilayah yang diwakilinya yakni terkait jalan rusak.
Ia mencontohkan untuk ruas jalan Manufui-Lurasik yang menghubungkan Kecamatan Biboki Selatan dan Utara, kondisinya sangat memprihatikan.
Selain kondisi jalan yang rusak, pada ruas jalan tersebut juga terdapat longsor dan bahkan ada yang putus.
“Juga ada warga yang secara swadaya sering timbun lubang di jalan pakai batu, akibatnya saat hujan malah kondisinya lebih parah,” tutur Ketua Fraksi Golkar di DPRD TTU itu.
Agustinus menambahkan, saat melakukan reses di wilayah Kecamatan Biboki Feotleu pada Senin, 15 Maret 2021 lalu, dia mendapat keluhan masyarakat terkait kondisi ruas jalan menuju wilayah Desa Kuluan.
Menurutnya, akses jalan ke Desa Kuluan, Kecamatan Biboki Feotleu saat kondisi hujan nyaris terisolasi.
Jika hendak menuju Kuluan melewati ruas jalan Makun-Non, maka pengendara selain harus menghadapi medan jalan yang cukup menantang juga harus melintasi dua sungai yang sampai saat ini belum ada jembatan.
Sementara jalur menuju Kuluan melewati ruas jalan Manenu-Non tidak bisa dilewati saat ini karena ada jembatan yang putus.
“Dari Makun ke Kuluan itu hanya 10 km, tapi kondisinya rusak parah sekali, tidak pernah aspal, ruas jalan ini akan menjadi prioritas bagi saya untuk diperjuangkan dalam sidang-sidang di DPRD mendatang,” tegas anggota DPRD TTU dua periode itu.
Agustinus menambahkan, selama ini dia sudah sering menyuarakan agar ruas jalan penghubung tiga kecamatan tersebut bisa segera diperbaiki.
Namun lantaran terkendala anggaran, perjuangannya pun sering menghadapi jalan buntu.
Meski begitu, dia optimistis ke depannya perjuangan agar ruas jalan tersebut bisa diperbaiki akan berhasil.
Terpisah, Kepala Dinas PUPR Kabupaten TTU Yanuarius Salem menyatakan, pada prinsipnya pihaknya siap bekerja keras untuk memperbaiki ruas jalan penghubung tiga kecamatan tersebut.
Namun kendala terbesar yang dihadapi Dinas PUPR, kata dia, yakni kekurangan anggaran.
Hal itu lantaran alokasi anggaran untuk Dinas PUPR jumlahnya juga terbatas.
“Anggaran kan dari Bappeda sudah bagi, untuk Dinas PUPR sekian, dinas yang lainnya sekian, jadi kami kerja berpatokan pada itu (jumlah anggaran) tetapi tetap ada perhatian, seperti ruas jalan Manufui-Lurasik memang tidak tuntas tapi tahun 2015 dan 2016 itu kita ada tangani meski baru sebatas sampai di Sufa (Desa Tautpah),” tutur Yanuarius saat ditemui VoxNtt.com di ruang kerjanya, Kamis (18/03/2021).
Yanuarius mengaku untuk tahun anggaran 2021, alokasi anggaran dari dana alokasi umum (DAU) untuk pembangunan jalan di Kabupaten TTU sama sekali tidak ada.
Sehingga untuk tahun ini pengerjaan ruas jalan hanya mengandalkan dana alokasi khusus (DAK) yang diperuntukkan bagi tiga ruas jalan.
Ketiganya yakni lanjutan ruas jalan Supun-Ban’Ulu (Kecamatan Biboki Selatan),Tuntun-Tamis (Kecamatan Miomafo Timur) dan Fatuhaen-Fatualam (Kecamatan Insana Barat).
“Kalau anggarannya mencukupi saya pikir tidak ada persoalan. Contohnya seperti tahun ini untuk jalan sama sekali tidak ada (anggaran dari DAU) kecuali dari DAK,” tutur Yanuarius.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Ardy Abba