*Oleh: Yohanes A. Loni
Ada begitu banyak krisis yang melanda lndonesia saat ini menimbulkan kerinduan akan hadirnya perubahan. Salah satu perubahan yang perlu dan penting adalah perubahan kepemipinan.
Bangsa Indonesia saat ini membutuhkan transformasi di area politik untuk mengakhiri krisis multidimensional yang ada. Oleh karena itu, yang paling penting untuk praktikankan adalah bagaimana transformasi itu dibuat dan siapa yang paling potensnal agar transformasi politik bermanfaat bagi masa depan negeri ini.
Banyak kalangan yakin bahwa kaum muda adalah orang-orang yang paling potensial untuk terjadinya transformasi politik di tanah air.
Terlepas dari adanya banyak catatan miring terhadap kaum muda, namun mereka tetaplah orang-orang yang potensial untuk transfomasi politik itu. Minimal alasannya bahwa kaum muda adalah orang yang paling terlibat dalam masa kini sekaligus paling terlibat juga untuk masa depan. Oleh karena itulah, perlu dikatakan bahwa apabila masa depan kehidupan politik Indonesia ingin lebih baik, maka kaum muda adalah orang yang paling perlu dipersiapkan untuk tujuan itu. Untuk itulah kaderisasi politik terhadap kaum muda menjadi penting.
Partai Politik
Dalam sistem pemerintahan di negara ini, partai-partai politik menjadi sumber utama perekrutan jabatan-jabatan publik. Seluruh anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPR/DPRD) selalu harus berasal atau paling kurang direkrut oleh partai politik.
Para kepala pemeritah (eksekutif) bank pusat dan juga daerah lebih banyak dlusulkan oleh partai politlk, kecuali yang sekarang berdasarkan regulasi baru, calon kepala daerah bisa berasal dari calon independen.
Catatan di atas menunjukkan bahwa partai politik sangat berpengaruh terhadap dunia perpolitikan di tanah air. Kalaupun pejabat eksekutif (juga yudikatif) tentu tidak berasal dari partai politik, namun demikian partai politik tetap saja memiliki pengaruh yang besar terhadap kebijakan publik yang dibuat suara partai politik memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap dinamika politik yang ada.
Pada titik inilah maka dapat disimpulkan bahwa suara partai politik memiliki kekuatan yang luar biasa dalam menentukan dinamika politik di tanah air.
Sejarah perpolitikan Indonesia adalah sejarahnya kaum muda. Hampir dalam semua periode sejarah, kaum muda selalu terlibat dalam aktivitas politik, meski dengan tingkat intensitas yang berbeda. Kaum muda sudah terlibat jauh sebelum Indonsia merdeka, seperti menyata dalam peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928, di mana para pemuda mengikrarkan kebersatuannya sebagai anak negeri. Tumbangnya rezim Suharto yang menandai lahirnya era reformasi tahun 1998 juga tidak terlepas dari keterlibatan kaum muda.
Banyak peristiwa sejarah lainnya yang menunjukkan betapa kaum muda Indonesia peka terhadap dinamika kehidupan politik negaranya.
Menurut penulis, keterlibatan kaum muda dalam dinamika politik tanah air perlu dilihat dalam dua perspektif.
Pertama, keterlibatan itu adalah hak. Dikatakan demikian karena semua warga negara, termasuk kaum muda, secara hukum memang berhak untuk terlibat aktif dalam keseluruhan dinamika politik negeri ini.
Secara hukum, semua warga negara, termasuk kaum muda, berhak terlibat dalam ursan politik, dengan mengambil peran apapun sesuai dengan amanat Undang-undang yang ada.
Sebagai warga negara, kaum muda sesuai dengan amanat UU berhak memberikan catatan kritis terhadap kebijakan kekuasaan, ikut bergabung dalam organisasi politik (seperti partai politik) dan bahkan dapat mengambil peran sebagai pemimpin/elit politik.
Kedua, keterlibatan kaum muda dalam dinamika politik perlu dipandang sebagai kewajiban.
Hal ini menurut penulis amat penting dan perlu terus-menerus ditanamkan dalam diri kaum muda. Sebagai warga negara, kaum muda berkewajiban untuk terlibat dalam keseluruhan dinamika politik yang ada.
Kaum muda harus mengambil peran dan tanggung jawab agar dinamika politik yang ada tidak mengarah kepada ‘keburaman’, tetapi senantiasa mengarah kepada kebaikan umum dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, kaum muda tidak bisa ‘diam’ melihat penyimpangan politik yang terjadi.
Kaum muda juga tidak bisa ‘diam’ terhadap kebuntuan dan stagnasi politik yang jelas-jelas membutuhkan perbaikan dan perubahan. Di tengah situasi yang ada, kaum muda perlu merasa terpanggil untuk terlibat.
Penggilan agar kaum muda terlibat semakin ‘nyaring’ terdengar ketika negeri ini kini sedang dilanda oleh krisis multidimensi yang mengerikan.
Negara ini sedang dilanda oleh krisis kepercayaan, krisis moral, krisis demokrasi, krisis kepemimpman dan berbagai krisis lainnya.
Banyak masyarakat yang tidak lagi percaya dengan pemerintah lantaran pemerintah selalu membuat kebohongan publik yang di antaranya dilakukan demi pencitraan politik sesaat.
Banyak anak negeri, yang melarat dalam jurang kemiskinan dan mengais-ngais keadilan. Padahal banyak pejabat negara dan elit politik berfoya-foya dengan kemewahan fasilitas publik yang digenggam, tanpa ada rasa solider terhadap rakyatnya sendiri.
Banyak pejabat negara dan elit politik sibuk membuat ‘hubungan mesra’ dengan para pengusaha/konglomerat dan bersama-sama ‘merampok’ kekayaan negara. Tragisnya hukum justru membenarkan ketidakadilan yang ada.
Hukum ‘diporakporandakan’ untuk kepentingan politik sesaat. Hukum sering ‘dilunakkan’ oleh mereka yang berkuasa dan beruang.
Padahal hukum yang sama tampil dengan sangat tegas terhadap rakyat kecil. Oleh hukum, rasa keadilan masyarakat justru sering ‘dlpermainkan’.
Pada titik yang lain, dominasi ruang privat terhadap ruang publik semakin terasa, Agama muncul sebagai momok yang menakutkan.
Pada situasi seperti ini, negara justru diam. Negara selalu ‘kalah’ terhadap dominasi kelompok SARA tertentu“ dan membiarkan kekerasan terjadi terhadap kelompok minoritas, kebhinekaan yang jelas-jelas tercantum dalam konstitusi pelan-pelan terancam oleh kepetingan sektarian.
Semangat nasionalisme dan persatuan sebagai sesama anak bangsa semakin pudar. Dalam situasi penuh krisis seperti yang dijelaskan di atas, sekali lagi, peran kaum muda amat dibutuhkan.
Kaum muda dibutuhkan menggunakan hak dan kewajiban politiknya guna membuat perubahan dan transformasi politik. Apalagi secara psikologis, kaum muda dengan segala kekhasannya amat potensial untuk membuat perubahan dan transformasi politik itu.
Agar potensi, hak dan kewajiban kaum muda untuk terlibat dan membuat transformasi politik sungguh-sungguh diarahkan dengan baik, maka dibutuhkan kaderisasi politik.
Partai politik sebagai salah satu elemen politik penting di tanah air perlu bertanggung jawab dan mengambil peran dengan sungguh-sungguh untuk membuat kaderisasi politik terhadap kaum muda.
Kaderisasi politik diarahkan selain agar kaum muda menguasai garis perjuangan partai, menguasai perjalanan bangsa dan dapat mencari jalan keluarnya, juga yang lebih penting adalah sebagai wahana penanaman nilai-nilai etis politik kepada kaum muda.
Kehidupan politik yang penuh dinamika karena syarat dengan intrik dan kepentingan perlu diimbangi oleh nilai-nilai etis yang perlu dijunjung tinggi.
Pada titik inilah, penulis melihat kaderisasi politik tidak dapat dipisahkan dari etik politik
Kaderisasi Politik
Kaderisasi politik terhadap kaum muda dianggap penting pertama sekarang untuk menjawabi kebutuhan negara ini yang sedang dilanda berbagai krisis.
Oleh karena itu, partai politik perlu betul-betul menyiapkan kadernya terutama yang berasal dari golongan muda untuk meruntuhkan stagnasi dan kemelut politik yang ada.
Selanjutnya kaderisasi politik penting karena dapat memungkinkan terjadinya evolusi politik yang semakin berkualitas di tanah air.
Maksud dengan kaderisasi politik, dinamika dan arah perjalanan politik di bumi pertiwi ini semakin menunjukkan ke jalan dan arah yang benar sesuai maksud mulia dari politik itu sendiri.
Hal ini dimungkinkan karena dengan membuat kaderisasi politik, negeri benar-benar menyiapkan calon pemimpin politiknya dengan baik.
Dengan demikian suksesi kekuasaan menjadi medan terjadinya perubahan wajah politik yang terus menerus membawa pengaruh positif terhadap peradapan politik negeri ini selanjunya.
Kaderisasi politik yang terus menerus dijalankan sungguh-sungguh akan melahirkan calon-calon pemimpin masa depan yang membawa bangsa ini kepada pintu gerbang kemakmuran dan kesejahteraan sesuai cita-cita pendirinya yang tertuang dalam UUD 1945.
Kebaikan bersama yang merupakan tujuan berdirinya sebuah negara tidak dapat dicapai dengan mudah.
Hal ini terjadi karena adanya pluralitas ide dan kepentingan yang ada. Di sini dibutuhkan kecerdasan dan kebajikan menata dinamika kehidupan politik yang ada, karena kehidupan bersama itu amat ditentukan oleh keputusan politik yang diambil.
Keteraturan dan kesejahteraan bersama amat ditentukan oleh faktor kepemimpinan dan kepemimpinan itu jelas merupakan area milik politik.
Oleh karena itu, penataan kehidupan politik yang baik adalah hal yang mutlak perlu bagi sebuah negara yang mencita-citakan keteraturan dan kebaikan bersama.
Indonesia sebagai sebuah negara juga membutuhkan penataan wilayah politiknya agar negara ini bisa bermanfaat untuk kebaikan umum.
Untuk konteks saat ini, ketika negeri ini sedang dilanda oleh berbagai krisis, termasuk krisis kepemimpinan, bangsa ini sebenarnya membutuhkan perubahan sekaligus transformasi politik.
Kaderisasi politik terhadap kaum muda sebagai agen potensial untuk transformasi politik adalah salah satu cara yang paling mungkin untuk transformasi politik itu.
Selain itu, kaderisasi yang sama memungkinkan terjadinya evolusi politik yang semakin bermutu di negeri ini.
Untuk maksud demikian mulia itu, penulis ingin memberikan beberapa usul saran sebagai rekomendasi atau impilikasinya.
Pertama, pemerintah perlu menciptakan partai politik bisa berkembang dengan baik di lndonesia dengan kadar garis perjuangan (ideologi) partai yang scmakin bermutu.
Perangkat hukum yang ada juga perlu mendorong agar partai politik dapat memberikan perhatian yang serius terhadap usaha kaderisasi politik terhadap kaum muda.
Patut disyukuri bahwa di tengah arus pluralrisme yang muncul, masih ada titik harapan akan semakin terbukanya kesempatan bagi generasi muda.
Saat ini, dengan berbagai wacana tentang pentingnya memberikan kesempatan yang luas bagi kaum muda untuk terlibat dalam aktivitas politik, banyak produk hukum yang dihasilkan yang memberikan mang yang cukup bagi akselerasi politik kaum muda.
Banyak produk hukum yang dibuat yang memberi memberiakan ruang yang cukup bagi akselerasi politik kaum muda. Saat ini, dengan berbagai wacana tentang pentingnya memberikan yang luas kepada kaum muda untuk aktif berpolitik atau bahkan untuk menjadi pejabat publik tertentu.
Kedua, partai politik perlu menjadi ‘sekolah’ yang bermutu bagi lahirnya calon-calon pemimpin bangsa. Partai politik perlu memberi kontribusi yang besar bagi keadapan publik dengan menghasilkan kader-kader terbaik untuk menjadi pemimpin politik di negeri ini.
Dengan demikian, partai politik dapat memberi daya tarik luar biasa bagi kaum muda sehingga mereka dapat terlibat dalam keseluruhan dinamika politik yang ada.
Rupanya harapan agar partai politik semakin terbuka menampilkan kaum muda untuk menjadi pejabat publik pelan-pelan mulai terpenuhi.
Hal ini menyata sekali dari banyaknya partai politik yang mulai mengakomodasi kaum muda dalam partai mereka. Dengan berbagai wacana sekaligus tekanan publik, partai-partai politik nampaknya sudah mulai terbuka untuk membuat kaderisasi dan rekrutmen terhadap kaum muda.
Hal ini tampak dari banyaknya politisi muda yang muncul dalam partai-partai politik.
Di partai Demokrat misalnya, posisi-posisi penting untuk jajaran pengurus partai pernah diisi oleh flgur-flgur muda, seperti Anas Ubamngrum (Ketua Umum), Eddy Baskoro Yuduyono (Sekretaris Jendral dan Muhamad Nazamdin (Bendaha Umum). Ada juga beberapa partai besar lainnya yang sudah mulai menampilkan kaum muda ke pentas politik nasional.
Selan itu, dalam partai politik sendiri sudah mula tumbuh kesadaran tentang pentingnya membuat kaderiasi politik terhadap kaum muda.
Ketiga, Kaum muda perlu menggunakan hak sekaligus melaksanakan kewajiban politiknya untuk terlibat dalam dinaimka politik yang ada.
Kaum muda perlu ‘membuka suara’ apabila menyakikan praktik-praklik politik yang jelas-jelas mengorbankan kepentngan bersama.
Selanjutnya, kaum muda perlu aktif mengasah dirinya dengan kaderisasi politik agar dapat tampil sebagai pemimpin politik masa depan yang trasformatif. Penting sekali untuk dikatakan bahwa keterlibatan kaum muda adalah keterlibatan yang transformatif, bukannya ikut mengekalkan keburukan politik yang ada.
Untuk itulah, penting sekali agar kaum muda memiliki kepekaan nurani dan berjuang agar daya krtisnya tldak pudar oleh intrik dan kepentingan politik sesaat.
Patut disyukuri bahwa ada cukup banyak orang muda yang sudah mulai menunjukkan semangat transformatif dengan konsisten di pentas politik tanah air.
Di tengah buruknya sistem kelembagaan partai yang ada, ternyata masih ada orang muda yang menunjukkan konsistensinya sebagai agen transformatif di panggung politik mereka, bahkan rela mengorbankan posisi dan jabatan mereka untuk tempat menyelamatkan idealisme politik mereka.
Keempat, ntuk rakyat/masyarakat umum kehidupan politik itu penuh dinamika karena syarat dengan intrik dan kepentingan.
Politik pada suatu sisi bisa mengantar warga negara kepada kebaikan umum, tetapi di sisi lain, ada godaan yang besar bahwa wilayah politik yang sama menjadi rusak oleh berbagai kepentingan sesaat yang ada.
Oleh karena itu, untuk mengambangi dinamika politik yang syarat akan intrik dan kepentingan itu, amat penting partisipasi dari masyarakat.
Partisipasi itu ditunjukkan dengan ikut mengawasi roda pemerintahan yang ada. Selain itu, partisipasi ditunjukkan dengan ikut memperkaya wacana politik yang ada.
Wacana di ruang publik sangat penting karena cukup berpengaruh terhadap kebijakan kekuasaan.
Landasan etis-politis adalah salah satu kekayaan berharga yang mesti dipegang oleh rakyat yang ingin terlibat dalam memperkaya wacana politik.
Dengan itu, kehidupan politik yang penuh intrik dan kepentingan bisa dibenturkan (bahkan diawasi) oleh nilai-nilai etis politis yang harus tetap disuarakan.
Oleh karena sumber jabatan publik berasal dari partai politik dan juga suara partai politik memiliki pengaruh terhadap dinamika politik yang ada, maka penting sekali terjadi kaderisasi dalam partai politik.
Kaderisasi panting agar orang-orang yang menduduki jabatan dalam partai politik itu sendiri sungguh-sungguh dipersiapkan dengan matang. Dengan itu bisa berdampak positif terhadap dinamika politik yang ada.
Selanjutnya kaderisasi menjadi panting agar partai politik itu bisa menyiapkan orang yang benar-benar dipersiapkan untuk dicalonkan menjadi pejabat publik tertentu.
Dengan demikian, regenerasi dan sirkulasi elit politik berjalan dengan tingkat kualitas yang baik dan memenuhi tuntutan transformasi politik yang amat dibutuhkan bangsa ini.
Yohanes A. Loni adalah Mahasiswa Awam STFK Ledalero. Dia juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Mahasiswa/i Manggarai Maumere dan Anggota PMKRI Cabang Maumere