Borong, Vox NTT- Bupati Manggarai Timur Agas Andreas meminta agar memperhatikan ibu hamil.
Gizi dan kesehatan ibu hamil menurut Bupati Agas, penting diperhatikan untuk dapat melahirkan generasi cerdas dan berkualitas di Manggarai Timur.
“Saya selalu sampaikan di mana-mana untuk dapat melahirkan generasi cerdas dan generasi berkualitas di Kabupaten Manggarai Timur. Perhatian utamanya adalah pada ibu hamil,” katanya saat workshop peningkatan kapasitas bidan dan kader tingkat Kabupaten Manggarai Timur di ruang rapat lantai dua kantor Bupati setempat, Selasa (27/04/2021).
Dalam workshop yang digelar Direktorat Penyerasian Pembangunan Sosial Budaya Kelembagaan Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT) itu, Bupati Agas menjelaskan, status gizi kesehatan ibu dan anak merupakan penentu kualitas sumber daya manusia. Sebab manusia adalah penggerak utama dari pembangunan bangsa ini.
Dikatakan, status gizi dan kesehatan ibu pada masa pra hamil dan saat kehamilan merupakan salah satu periode emas atau yang biasa dikenal dengan 1000 hari pertama kehamilan.
Menurut Bupati Agas, 70 persen kecerdasaan anak ditentukan oleh ibu. Tidak hanya itu, dalam sambutannya pula ia menyentil tentang stunting.
Stunting, kata dia, dalam jangka panjang berdampak buruk tidak hanya pada tumbuh kembang anak.
“Kalau kecerdasan anak tidak maksimal maka akan berdampak pada produktivitasnya,” katanya.
Oleh karena itu, lanjut dia, penanggulangan stunting menjadi tanggung jawab bersama tidak hanya pemerintah. Akan tetapi setiap keluarga dalam masyarakat.
Bupati Agas menambahkan, untuk mencegah masalah stunting, aspek lingkungan juga harus diperhatikan dengan baik.
“Saya berharap para bidan dan kader yang mengikuti kegiatan workshop ini bisa menerapkan ilmunya dengan baik. Agar masalah kesehatan ibu dan anak, khususnya masalah stunting bisa teratasi dengan baik,” ucap Bupati Agas.
Sementara itu, Direktur Penyerasian Pembangunan Sosial Budaya dan Kemendes PPDT Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto menjelaskan, strategi nasional yang ada di Kementerian Desa juga sangat mendukung upaya penanganan masalah stunting.
Amanah dari Presiden, kata dia, pada tahun 2024 angka stunting harus turun menjadi 14 persen. Sedangkan rata-rata saat ini masih di angka 20-27 persen.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong desa untuk bisa membiayai kegiatan dalam pencegahan stunting.
Ia mengungkapkan, beberapa kegiatan desa yang menjadi peran utama dalam penanganan masalah stunting antara lain, pertama, lima paket pelayanan stunting yang sudah disediakan di desa.
Di sini desa dituntut untuk lebih berperan dalam menangani masalah stunting. Karena kasus ini ada di desa.
Kedua, ibu hamil dan bayi yang umurnya 0-2 tahun. Hal ini menjadi bagian penting di seribu hari pertama kehidupan.
Kata dia, dua poin inilah yang mejadi perhatian serius Kementerian Desa yang bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan pihak BKKBN untuk menangani masalah stunting.
Penulis: Filmon Hasrin
Editor: Ardy Abba