Bajawa, Vox NTT- Keberadaan Fransiskus Lanu, seorang pria yang berprofesi sebagai dukun di Kabupaten Ngada hingga saat ini masih menyisakan tanda tanya.
Polres Ngada juga belum bisa memastikan kalau seonggok bangkai yang ditemukan terbakar di sebuah rumah pondok di RT 03, Desa Nabelena, Kecamatan Bajawa Utara adalah jasad dari Fransiskus Lanu atau bukan.
Dengan kerusakan jasad yang sangat serius, onggokan bangkai yang terbakar itu hanya menyisakan susunan tulang belakang dan susulan tulang persendian pinggang tanpa kepala, kaki dan tangan.
Polisi bahkan akan membawa onggokan tulang belulang itu ke Pusat Laboratorium Forensik Denpasar, Bali untuk memastikan apakah jasad yang terbakar itu merupakan jasad manusia atau bangkai hewan.
Bersamaan dengan itu, polisi juga telah mengambil sampel DNA anak perempuan Fransiskus Lanu untuk tujuan serupa.
“Itu belum kita pastikan, dokter saja belum bisa memastikan apakah itu manusia atau hewan. Jadi kita perlu buktikan dulu. Kita nanti bawa sampel tulang belulang dengan hasil sampel tes DNA anaknya ke Puslabfor Denpasar Bali,” kata Kasat Reskrim Polres Ngada, I Ketut Rai Artika.
Oleh keluarganya, Fransiskus dikabarkan hilang kontak sejak Jumat, 16 April lalu hingga saat ini.
Untuk sementara, keluarga menduga Fransiskus Lanu telah tewas terpanggang api bersamaan dengan insiden kebakaran pondoknya.
VoxNtt.com telah menemui sejumlah orang yang dianggap mampu memberi petunjuk tetang aktivitas Fransiskus Lanu sebelum kejadian kebakaran.
Mereka yang berhasil diwawancarai VoxNtt.com antara lain seorang peternak yang memelihara beberapa ekor sapi di area hutan bambu dan pemilik lahan, tempat Fransiskus mendirikan pondok serta beberapa saksi lainnya.
Memang harus diakui ada yang janggal dari kejadian menghilangnya Fransiskus Lanu hingga berujung pada terbakarnya pondok yang dihuninya.
Pada Selasa, 28 April 2021 pekan ini, sejak pagi hari, VoxNtt.com mulai melakukan penelusuran ke tempat kejadian perkara (TKP) yakni sebuah rumah pondok yang dihuni Fransiskus Lanu, yang mana telah ditemukan onggokan kerangka tulang belulang di antara abu sisa hasil pondok yang terbakar.
Butuh lebih dari tiga jam pencarian untuk menemukan tempat itu yang kini telah diberi garis polisi (police line).
Fransiskus memang tinggal sendirian di tengah rimbunnya hutan bambu di pinggiran kampung Kisaraghe, Kecamatan Bajawa Utara, Kabupaten Ngada.
Warga setempat hanya memberi sedikit petunjuk bahwa sebelum dilaporkan terbakar, rumah pondok itu juga dipakai Fransiskus Lanu sebagai tempat praktik saat mengobati para pasien yang membutuhkan pertolongannya.
Fransiskus sendiri diketahui merupakan warga Bokua, Kota Bajawa yang selama setahun terakhir kerap bolak balik ke tempat itu sejak istrinya meninggal dunia tahun lalu.
Sebelumnya, dia menetap di situ dengan memelihara seekor sapi bali jantan dan beberapa ekor babi dan ayam.
Tetangga yang paling dekat dengan rumah pondoknya adalah seorang wanita bernama Lena. Usianya diperkirakan sedikit lebih muda dari Fransiskus.
Sejak polisi mendatangi TKP dan mengevakuasi jasad yang terbakar itu, Lena sudah tidak mau lagi tinggal di pondoknya dan menghilang.
VoxNtt.com belum berhasil menemui Lena untuk diwawancarai.
Lena dan Fransiskus dikabarkan sempat menjalin hubungan asmara dan pernah hidup seatap sebelum Fransiskus pindah dan mendirikan rumah pondok baru.
Berdasarkan penuturan Moses Milo, pemilik tanah, Fransiskus mendirikan rumah pondok, sekitar tahun 2003.
Fransiskus Lanu datang ke tempat itu bersama seorang perempuan muda bernama Erna. Keduanya kemudian memilih menetap di pondok milik Lena.
Setahun ketiganya pernah hidup bersama di bawah satu atap. Mereka sempat menggarap kebun warga setempat dengan menanam jagung dan padi serta memelihara beberapa ekor ternak.
Diduga karena persoalan asmara segitiga satu atap antara Lena, Erna dan Fransiskus, ketiganya pun terlibat cekcok hingga kemudian berpisah tempat tinggal.
Fransiskus bersama Erna keluar dan pindah ke lokasi lain. Mereka mendirikan pondok baru di atas tanah milik Moses Milo, yang berjarak sekitar 500 meter dari pondok lama yang mereka huni, masih di dalam satu kawasan hutan bambu.
Menurut Moses Milo (63), Fransiskus Lanu dikenal sebagai dukun sakti yang baik hati. Dia kerap membantu orang yang sakit termasuk memberikan petujuk bila ada warga yang kehilangan hewan ternak.
Namun, informasi yang diperoleh VoxNtt.com, diduga terdapat sisi buruk Fransiskus Lanu yang sudah menjadi rahasia umum.
Ia diduga kerap “bermain perempuan” termasuk meniduri para pasien perempuan yang sedang sakit bila sedang dirawatnya agar sembuh.
Dengan rekam jejak sebagai pemain wanita inilah membuat warga sekitar kampung menduga, bila benar jasad terbakar itu adalah jasad Fransiskus Lanu.
Dugaan kuat mengarah pada kasus asmara atau setidaknya Fransiskus dimutilasi lalu kemudian dibakar oleh keluarga pasien wanita yang tersinggung.
Pasalnya, berdasarkan Keterangan Silvanus Sae, seorang warga Kisaraghe menyebut, pada Kamis 15 April 2021 pagi, saat sapinya lepas dari tali ikatan, dia sempat pergi mencari sapinya itu hingga di dekat rumah pondok Fransiskus.
Menurut Silvanus, kondisi pondok milik Fransiskus Lanu masih seperti sebelum-sebelumnya yakni pondok dengan material utama atap dan dinding semuanya berbahan bambu.
Dengan kondisi atap yang telah nyaris lapuk itu, Silvanus menyebut mustahil kalau seluruh material pondok akan terbakar sempurna.
Pasalnya, beberapa hari sebelum dikabarkan terbakar, Kampung Kisaraghe sempat diguyur hujan deras.
Silvanus sendiri baru mengetahui kalau pondok Fransiskus Lanu telah terbakar karena diberitahu oleh Lena pada Selasa, 20 April 2021.
Setelah mendengar informasi dari Lena bahwa pondok milik Fransiskus Lanu sudah terbakar, Silvanus sempat bertanya pada Lena terkait perkiraan waktu pondok itu terbakar.
Menurut Lena, seperti yang diucapkan Silvanus, dia memang sempat melihat cahaya dan mendengar suara seperti kebakaran dari arah pondok milik Fransiskus Lanu pada Kamis, 15 April 2021 malam.
Namun Lena enggan mendekat bahkan hingga 5 hari sampai pondok itu dibalut dengan garis polisi, dengan alasan sejak berpisah dangan Fransiskus Lanu dia sudah tidak mau lagi pergi ke Pondok Fransiskus.
Sebenarnya, selain Lena, ada beberapa petani yang kebunnya berdekatan dengan tempat kejadian perkara (TKP) mengetahui kalau pondok itu telah terbakar. Namun karena mereka takut dituduh oleh Fransiskus Lanu sebagai pelaku pembakaran, maka mereka hanya melihat dari jauh.
“Kan dia ini dukun to pak, takutnya dia ambil kita pu bekas telapak kaki tu,” kata Moses Milo.
Anehnya, keluarga Fransiskus Lanu justru tahu kalau pondok itu telah terbakar dari seorang wanita bernama Weny, warga Ngoronale, Bajawa.
Hendrikus Siga, adik Fransiskus ketika dikonfirmasi VoxNtt.com mengatakan, Weny sempat menghubungi keluarga dan memberitahu kalau pondok Fransiskus telah terbakar. Sedangkan sepeda motor milik Fransiskus Lanu masih terparkir di pinggir jalan.
Setelah mendengar informasi itu, keluarga berbalik menelepon ke nomor yang dipakai Weny saat pertama kali menghubungi keluarga.
Saat telepon diterima, Hendrikus justru mendengar ada suara laki-laki mirip suara Fransiskus Lanu di balik sambungan telepon.
Keluarga kemudian melaporkan kejadian itu ke Polres Ngada.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Polres Resort Ngada belum memberikan kepastian waktu kapan hasil pemeriksaan Labfor Denpasar akan diumumkan.
Penulis: Patrick Romeo Djawa
Editor: Ardy Abba