Kupang, VoxNtt.com-Labuan Bajo, Manggarai Barat memang ibarat gadis sexy yang ramai diburu para pria hidung belang.
Penetapan daerah ini sebagai destinasi pariwisata super premium menarik sejumlah pihak untuk ‘mencicipi tubuhnya’.
Namun sayangnya di tengah sejuta kisah tentang kemolekan Labuan bajo, mencuat sejumlah kasus tanah yang menyeret nama-nama beken lokal dan nasional.
Kasus penjualan aset tanah milik pemerintah daerah (Pemda) Manggarai Barat (Mabar) di Kerangan merupakan salah satu buktinya. Kasus ini masih terus bergulir di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Kupang.
Tanggapan publik pun mengalir dalam berbagai bentuk. Mereka berharap agar kasus ini dibongkar sampai ke akarnya sehingga dapat menjadi rujukan bagi penyelesaian persoalan agraria yang terjadi di Manggarai Barat.
Salah satu tanggapan datang dari Yosef Sampurna Nggarang, aktivis dan tokoh muda Manggarai Barat yang selama ini getol menyuarakan kasus ini. Kali ini ia menyuarakan isi hatinya lewat dua larik puisi. Berikut lantunan puisi Yos terkait kasus tersebut.
Tuan Dan Gelandangan
Di bukit Kerangan
Segerombolan jagoan
Pernah mengepal tangan
Tanda perlawanan
Di bukit Kerangan
Berdiri Pondok dan taman
Sebagai simbol kekayaan
Sesekali dijadikan tempat peristrahatan
Pagi sarapan di taman
Siang transaksi miliaran
Sore menikmati pemandangan
Malam mereka menikmati minuman
Si Tuan dan Jagoan
Subuh hari merancang serangan
Untuk memperoleh kemenangan
Demi nafsu kekayaan
Tidak jauh dari Kerangan
Suara protes menggema di jalanan
Si Tuan dan Jagoan
Menganggap itu suara anak gelandangan
Mendengar kata kata si Tuan
Para gelandangan turun ke jalan
Jumlah mereka ribuan
Mengibarkan Pamflet perlawanan
Untuk mengamankan transaksi miliaran
Tak cukup Laras Senapan
Mereka memakai jasa Cowboy kampungan
Lalu dia menjadi demonstran bayaran
Tuan dan Jagoan semakin arogan
Saban hari mereka pamer kekuasaan
Tujuannya mempengaruhi kebijakan
Lurah-Camat-Bupati pun kehilangan jabatan
Penfui- Kupang, 5-Mei-2021
Suara Kesaksian
Mendekati Lebaran
Di ruang Pengadilan
Sidang Kerangan
Terus Berjalan
Suara kesaksian
Dari sang jagoan
Tidak relevan
Karena terbentur kepentingan
Dalam berucap tidak beraturan
Mulutnya semakin jauh dari kebenaran
Terikat sumpah sebagai boneka jalanan
Bila melanggar potong gajian
Di persidangan
Si jagoan
Tidak mempertahankan
Rekor kemenangan
Sepuluh tahun
Menggenggam Kekuasaan
Para ‘Tuan’
Mabuk kekuasaan
Sepuluh Tahun
Jagoan Makan
Jagoan Minum
Di rumah Jabatan
Penfui- Kupang,5-Mei-2021.
Pukul 09.25 Wita