Borong, Vox NTT- Jalan menuju SMAN 3 Lamba Leda, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga kini memprihatinkan.
Kondisi jalan milik Pemerintah Desa Compang Mekar ini kemudian memantik tanggapan dari Anggota DPRD NTT Inosensius Fredi Mui.
Menurut politisi NasDem itu pengelolaan Dana Desa masih menjadi masalah. Sebab itu, membutukan keseriusan Dinas, Pemerintah Desa, dan Inspektorat untuk melakukan evaluasi.
“Problematika dana desa masih jadi masalah, dibutuhkan keseriusan Dinas Pemerintahan Desa, dan Inspektorat untuk evaluasi,” kata Fredi kepada VoxNtt.com, Sabtu (08/05/2021).
Tidak hanya Fredi yang memberikan sorotan. Ketua Presidium Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK), Pastor Vinsensius Darmin Mbula juga ikut menyoroti infrastruktur jalan yang buruk menuju SMAN 3 Lamba Leda.
Pastor Darmin menegaskan, untuk mendukung keberlangsungan dunia pendidikan pemerintah harus memperhatikan mulai dari kampung yang paling terpencil.
BACA JUGA: Presidium MNPK Soroti Infrastruktur Buruk Menuju SMAN 3 Lamba Leda
“Dana Desa harus dipakai untuk menambah sarana yang baik, terutama di sekolah-sekolah yang ada di desanya,” ujar pastor dari Ordo Fratrum Minorum (OFM) itu kepada VoxNtt.com, Rabu (05/05/2021).
Menurut Pastor Darmin, kriteria desa yang maju harus terlihat dalam keadaan sekolah-sekolah yang ada di desanya.
Dalam konteks ini tentu saja perlu ada aturan yang jelas agar Dana Desa dan dana lainnya bisa diutamakan untuk membangun dan meningkatkan fasilitas sekolah.
“Masa depan kita terletak pada kualitas sekolah-sekolah kita,” katanya.
Pastor Darmin menambahkan, dalam Podcast Presiden Joko Widodo dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi pada tanggal 2 Mei 2021, amat ditekankan pendidikan untuk semua.
Pendidikan harus menjangkau semua anak di seluruh pelosok tanah air. Hal itu agar anak-anak bisa mengakses dan menikmati pendidikan yang baik dan berkualitas, serta bisa bersaing dalam dunia kerja.
“Ini pesan yang sangat tegas dan sangat konstitusional,” ujar Pastor Darmin.
Pemerintah provinsi dan daerah melalui dinas pendidikan dan olahraga menurut dia, sudah seharusnya untuk segera mengambil kebijakan dan langkah-langkah yang bijaksana agar kualitas pendidikan dan pembelajaran ini bisa diakses oleh anak-anak di kampung-kampung terpencil.
“Dalam konteks kita di Manggarai Timur, selain segera membuka jalan aspal yang berkualitas, juga menambah fasilitas seperti listrik, komputer, internet, laptop, buku-buku. Hal-hal ini masih barang langka dan istimewa,” tegasnya.
Dikabarkan sebelumnya, jalan menuju SMAN 3 Lamba Leda hingga kini memang memprihatinkan.
Betapa tidak, selain letaknya di pelosok dan dikelilingi hutan, sekolah itu telah sekian lama dirundung cerita miris karena infrastruktur jalan yang rusak parah.
Sekitar lebih dari satu kilometer dari jalan utama Laci-Rokat, batu telford menuju sekolah memang sudah ditanam Pemerintah Desa Compang Mekar.
Namun sebagian batu sangat licin. Sebagian yang lain sudah tidak beraturan lagi. Kondisi ini diperparah dengan medan yang cukup terjal.
BACA JUGA: Tangis Haru Rensi di Tengah Buruknya Infrastruktur Menuju SMAN 3 Lamba Leda
Jika tidak hati-hati terutama saat mengendarai sepeda motor, maka tentu saja keselamatan pengendara terancam.
Jalan telford yang berlicin dan sudah tidak beraturan lagi sudah menjadi sajian hari-harinya dari para guru dan murid sekolah yang didirikan 7 Juni 2013 itu.
Sekolah ini terletak di Bea Ajang, dekat perbatasan antara Desa Compang Mekar dan Golo Lembur.
Ke bagian timur dari sekolah, juga tidak kalah parahnya hingga ke jembatan yang sudah dibangun oleh Pemerintah Desa Golo Lembur.
Ketua Komite SMAN 3 Lamba Leda Elias Komi sangat menyayangkan kondisi jalan yang belum ada peningkatan tersebut.
Menurut mantan Anggota DPRD tiga periode itu, jalan menuju sekolah merupakan kewenangan pemerintah desa.
Sebagian besarnya kewenangan Pemerintah Desa Compang Mekar. Sedangkan di bagian timurnya dari Kali Wae Laing merupakan kewenangan Pemerintah Desa Golo Lembur.
“Sekolah ini hasil perjuangan saya untuk tiga desa. Desa Compang Mekar, Golo Lembur dan Golo Nimbung,” ujar Elias saat diwawancarai VoxNtt.com usai acara perpisahan siswa kelas XII SMAN 3 Lamba Leda, Senin (03/05/2021).
Ia berharap Pemerintah Desa Compang Mekar dan Golo Lembur harus punya kemauan untuk meningkatkan jalan menuju sekolah, dari telford ke lapisan penetrasi (lapen) macadam.
“Pembangunan gedung dan fasilitas sekolah memang kewenangan pemerintah provinsi dan pusat. Sedangkan jalan masuk kewenangan Pemerintah Desa Compang Mekar dan Golo Lembur,” terang Elias.
Bak gayung bersambut. Kepala Desa Golo Lembur Robertus Sumardi Imbi yang juga hadir dalam acara tersebut berjanji tahun depan, pihaknya akan membangun lapen hingga di jembatan Wae Laing.
BACA JUGA: Kampung Wae Nenda Bebas Gulita
“Saya sudah bangun jembatan di Wae Laing. Saya tidak bisa bangun lapen sebelah sini (bagian baratnya), karena itu kewenangan Compang Mekar. Kalau saya bangun, maka salah secara aturan,” ujar Imbi dalam sambutannya.
Sementara itu pihak Pemerintah Desa Compang Mekar belum berhasil dikonfirmasi seputar kondisi jalan menuju SMAN 3 Lamba Leda yang rusak parah tersebut.
Penulis: Ardy Abba