Ende, Vox NTT- Organisasi Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ende St. Yohanes Don Bosco menggelar aksi unjuk rasa di kantor DPRD setempat, Rabu (16/06/2021).
Para aktivis melakukan aksi untuk mempertanyakan fungsi pengawasan DPRD Ende terkait penggunaan dana Covid-19 sebesar Rp70 Miliar yang dinilai organisasi kemahasiswaan nasional itu tidak transparan.
Pantauan VoxNtt.com, situasi sempat memanas di Kantor DPRD. Para aktivis PMKRI merasa kecewa lantaran tidak menjumpai anggota DPRD Ende.
Tidak puas dengan hal itu, pendemo kemudian menyegel kantor DPRD Ende. Mereka menempelkan poster bertuliskan ”Terima Kos-kosan” pada jendela di kantor dewan.
BACA JUGA: PMKRI Ende Unjuk Rasa terkait Dana Covid-19, Kantor DPRD Disegel
Ketua Presidum PMKRI Ende Oktavianus Erik Roume menegaskan, semestinya asas pemanfaatan dana Covid-19 harus disampaikan secara terbuka kepada publik.
“Dana Covid-19 yang 70 miliar itu di kemanakan? Asas pemanfaatannya seperti apa? Semestinya pimpinan dalam hal ini Bupati Ende harus menyampaikan secara terbuka kepada publik,” ujar Oktavianus.
PMKRI Ende secara organisatoris, tegas dia, mendesak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk melakukan audit pengelolaan dana Covid-19.
“Dalam aksi hari ini kita datang untuk bertemu Bupati menanyakan soal transparasi penggunaan keuangan dan kita juga mendesak agar BPK untuk melakukan audit. Tapi kalau tidak diizinkan masuk seperti ini, ini ada apa?“ tukas Oktavianus.
Sebelum ke kantor dewan, aksi unjuk rasa juga berlangsung pada beberapa titik di Kota Ende.
Pendemo mengambil titik star dari Marga PMKRI Cabang Ende menyusuri, Jalan Nuamuri, Pahlawan, Kartini, Sukarno, Yos Soedarso, Sudirman, Kelimutu, Simpang Lima, El Tari, hingga Kantor Bupati dan Kantor DPRD Ende.
Massa aksi menggunakan sebuah mobil pick-up dan dikawal ketat oleh puluhan personel Kepolisian Resort Ende dan Sat Pol PP.
Kabag Ops Polres Ende AKP I Wayan Oka Deswanta mengatakan, dalam mengamankan kegiatan aksi unjuk rasa, pihaknya menerapkan pendekatan humanis. Hal itu agar situasi tetap kondusif dan aman.
“Aksi demo hari ini berjalan aman dan tidak ada tindakan anarkis. Pada prinsipnya mereka bisa sampaikan aspirasi,” kata Wayan.
Ia pun saat itu meminta agar para pendemo tetap menerapkan protokol kesehatan, mengingat aksi unjuk rasa berlangsung di tengah pandemi Covid-19.
“Kita imbau adik-adik kita, boleh berorasi tapi tetap perhatikan protokol kesehatan,” tuturnya.
Kontributor: Nasan Kua
Editor: Ardy Abba