Perihal Hidup

 

Tidak lebih dari sebuah ambisi hidup

Hidup, hanya ingin dijalani dan menjalani

Popularitas?

Ketenaran?

Kekayaan?

Tidak terlalu meyakinkan bahkan menjamin

Saya tidak protes, saya hanya ingin berproses

Hiruk-pikuk yang kadang menyita

Ah…lupakan saja

Setidaknya tidak harus mencari, tapi memberi

Berdiskusi tapi tidak berdiksi

Obrolan tapi tidak bergosipan

Biar hidup tidak menjadi keluhan, tapi ini tentang leluhuran

#Catatan Pemulung Kata

 

Bukan Aku Bukan Kamu Tapi Kita

 

“Sudah tiba saatnya

Bahwa cinta tidak sekedar ucapan

Tapi kali ini sekaligus janji di depan Altar

Aku bukan lagi untukku

Demikian juga kamu bukan lagi untukmu

Tapi aku dan kamu 

Hanya untuk kita

Untuk selamanya tetap kita dengan janji yang hari ini terucap

Di atara hidup dan mati

Kita sudah berjanji untuk saling setia

Mengarung dalam bahtera hidup yang satu”

 

#PemulungKata, 

 

Hari Ini Adalah yang Pernah Kita Janjikan

 

Waktu malam aku ingin segera menyambut pagi

Saat waktu mulai begerak lebih cepat

Layaknya juga jantung yang terus berdebar

Semberbak flamboyan menghias panggung

“Kita untuk selamanya” demikian tertulis di sampingnya

Satu hati kita mulai berarak

Teriring doa dari antara hingga selamanya

Berdadanan pakaian penganting 

Kembali kita ikat dalam janji

Untuk apa yang pernah kita katakan

 

Aku Harus Sendiri

 

Subuh sudah mejemput pagi

Di sini aku seakan jadikannya malam

Tidak banyak berkata

Mentari mulai tersenyum

Aku masih dari tempat yang sama

Entah kenapa,

Tapi mungkin harus harus sendiri

 

#Pemulung Kata

 

Bahagia Bersama Keluarga Kecilmu

 

Teruntuk saudarku tercinta:

 

I/

Waktu kita masih bersama,

Pekarangan rumah tempat kita bermain-main mengukir kisah

Lalu malam di bawah bulan, ayah mulai mengisah

Asap terus mengepul dari perapian

Ibu sedang menyiapkan hidangan

Kita masih berceloteh dengan beberapa kisah

 

II/

 

Kamu di hari ini, 

Kau mulai dengan langkahmu yang baru 

“Selamat datang kekasihku, di pertapaan cintaku

Kubawah kau sebutir cinta, dan hanya cinta

Kita sulam di atas ikatakan penuh khusus,

Lalu jadikan dia sebuah janji mengarungi jalan-jalan hidup kita

Oh kekasihku,

Bukan dengan emas aku berikthiar

Atau dengan perak ku janji

Tapi dengan cinta dari hari untukmu

Temani aku menyelami hidup

Bersama rindu yang ku temui darimu

Dan kita,

Bilamana aku tersandung kaulah peganganku

Bilamana kamu lelah, aku kan jadi penguatmu

Kasihku, jadilah kekal bersamaku

Daun-daun berdandan,

Menyaksikan langit ceria

Menuliskan takdir kita untuk selamanya”

Demikian kamu berucap 

 

III/

Dari kami untukmu sayang,

 Tidak dengan harta kami memberi

Kasak-kusuk yang kadang menyibukan

Kami selalu melafalkan doa penuh khusus

Untukmu berdua sayang,

Jadilah yang terbaik 

Layaknya kamu pada kami

Jadilah rembulan di saat-saat yang mrisauhkan

Tak perlulah untuk terlalu bermpimpi

Kami mencintaimu dalam doa-doa kami sayang

Bahagia untuk hidup dan bahtera rumah tangga yang sudah kau mulai

@Pemulung Kata, 

 

Kita Adalah Kita yang Sedang Berjuang, 

 

Di sudut ruang penuh dengan kertas-kertas

Di atasnya kita terus bercerita

Rasanya kelam karena liku-liku

Hari ini sudah mengisyaratkan besok

Di depan mata ujian sudah menanti

Buku hampir using, kusan, kusut

Demi menatap terang

Hingga kami tak pernah tahu 

Kapan bukuku mulai using, kusam, dan kusut

Di balik pesonanya zaman

Kami sajikan saja kata-kata dari buku usang

Status quo, 

Tidak begitu berarti

Kami berkaca di antara jejak-jejak realitas

Melihat bumi dengan mata

Lalu kami melukiskannya dalam kata kami yang mungkin tak seindah

Di tengah-tengah ini

Kami tetap bergidir tegar

Meski harus menjadi orang yang tidak dikenal

Kami hanya ingin berjuang dengan diam-diam

Pagi sudah menjadi siang

Hingga akhirnya senja menysmbut malam

Kami adalah kami yang ingin terus berjuang

 

#Pemulung Kata

#Sore-sore di Bukit Santo Yosep

Yohanes Boli Jawang adalah Mahasiswa S1 Filsafat Univesitas Parahyangan Bandung