Ruteng, Vox NTT- Jenazah pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Ende hanya dibungkus memakai terpal berwarna biru. Ia digotong menuju kuburan tanpa menggunakan kantong atau peti jenazah.
Jenazah pasien berinisial LL (63) itu berasal dari Desa Kanganara, Kecamatan Detukeli, Kabupaten Ende. LL meninggal pada Kamis (24/06/2021) kemarin di desa tersebut.
Anggota DPD RI Angelo Wake Kako pun mengaku kesal dengan Pemerintah Kabupaten Ende dalam penanganan pasien Covid-19.
Senator Angelo mengaku prihatin atas pristiwa yang menimpa pasien LL. Padahal, kata dia, negara sudah memberikan ruang untuk pemanfaatan anggaran melalui refocusing guna penanganan Covid-19.
“Tapi di Ende sejauh yang saya amati memang terkesan pemanfaatannya sangat tidak transparan, analisa mengenai kebutuhan dasar di pusat pelayanan kesehatan juga rendah, dan tidak ada evaluasi yang saya amati,” ujar Ketua PP PMKRI periode 2016-2018 itu kepada VoxNtt.com, Jumat (25/06/2021).
Menurut Senator Angelo, kejadian pilu dalam penanganan Covid-19 di Ende sebenarnya sudah berlangsung sejak awal tahun 2020 lalu.
Saat itu, kata dia, ada pasien yang meninggal tetapi harus ditolak warga karena dimakamkan di pemakaman umum.
“Jadi ini bukan kejadian pertama sebagai tanda lemahnya Pemda dalam penanganan Covid-19 di Ende ini,” tegas pria asal Ende itu.
Sebab itu, Senator Angelo meminta
Pemda, Tim Gugus Tugas dan DPRD Ende agar melakukan evaluasi menyeluruh terkait penanganan Covid-19.
Dikabarkan sebelumnya, jenazah LL digotong oleh dua orang petugas pemakaman dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap.
Sementara pada barisan belakang petugas pemakaman, tampak juga seorang perempuan yang tidak menggunakan APD. Dia ikut berjalan kaki bersama petugas menuju lokasi pemakaman.
BACA JUGA: Sadis! Jenazah Pasien Covid-19 di Ende Hanya Dibungkus Pakai Terpal Menuju Pemakaman
Kepala Puskesmas Detukeli, Serafinus Sage, menjelaskan pasien tersebut meninggal dunia setelah terkonfirmasi positif Covid-19.
“Pasien yang meninggal karena kontak erat dengan keluarganya yang terkonfirmasi positif yang sempat dirawat di RSUD Ende,” Kata Serafinus ketika dikonfirmasi, Jumat (25/06/2021).
Ia mengaku, ketika pihaknya sementara melakukan tes swab antigen kepada beberapa pasien di Puskesmas Detukeli, tiba-tiba ada telepon masuk dari Kepala Desa Kanganara, Emanuel Dame.
Intinya, Kades Emanuel menginformasikam bahwa ada seorang pasien di wilayahnya yang lagi sekarat.
“Warga di sekitarnya berhamburan, tidak berani menolong, karena dikabarkan bahwa beliau terkonfirmasi positif,” terang Serafinus.
Ia mengatakan, saat ini memang di Puskesmas Detukeli kekurangan APD. Akibatnya, dalam proses penanganan pasien Covid-19, pihaknya mengalami kesulitan.
“Apalagi semua Nakes (tenaga kesehatan) dan petugas pemakaman tidak terlatih secara baik,” imbuh Serafinus.
Kepala Desa Kanganara, Emanuel Dame, membenarkan bahwa pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia tersebut adalah warganya.
Kondisi ini menurut dia, membuat Pemerintah Desa Kanganara terus berupaya dan berkoordinasi dengan pihak puskesmas, serta Satgas Covid-19 di Kecamatan Detukeli.
Koordinasi, terutama untuk melakukan penanganan lebih lanjut terkait kondisi yang terjadi di Desa Kanganara.
“Korban tidak sempat diantar ke puskesmas dan meninggal di rumahnya,” terang Kades Emanuel.
Penulis: Ardy Abba