Borong, Vox NTT- Polsek Lamba Leda, Manggarai Timur telah melakukan pemeriksaan dua oknum preman terduga pelaku penghadangan di Kampung Cenop, Desa Nampar Tabang, Kecamatan Lamba Leda Utara pada Sabtu, 3 Juli 2021.
Keduanya diperiksa polisi karena diduga melakukan penghadangan dan penganiayaan terhadap Silvester Rupang (21), warga Kampung Rujung, Desa Golo Munga Barat
Kasat Reskrim Polres Manggarai Timur, Ipda Agustian Sura Pratama mengatakan, saat ini kedua pelaku telah diperiksa di Polsek Lamba Leda, Dampek.
“Untuk sekarang terlapor/preman itu sudah di Polsek Lamba Leda untuk dilakukan pemeriksaan,” ujarnya kepada wartawan melalui WhatsApp, Sabtu (03/07/2021).
Dikabarkan sebelumnya, segerombolan oknum preman di Kampung Cenop dan Kampung Weleng, Desa Nampar Tabang, Kecamatan Lamba Leda Utara, Kabupaten Manggarai Timur meresahkan warga pengguna jalan.
Sejumlah oknum preman bahkan melakukan penghadangan para pengguna jalan pada Kamis, 02 Juli 2021 sekitar pukul 16.00 sore waktu setempat.
BACA JUGA: Sering Hadang Warga, Polisi Diminta Tindak Oknum Preman di Nampar Tabang
Salah satu korban, warga Kampung Rujung Desa Golo Munga Barat Silvester Rupang (21) mengatakan, aksi premanisme yang terjadi di Desa Nampar Tabang sangat meresahkan warga pengguna jalan.
Ia mengaku, dirinya bersama rekannya sering kali mengalami aksi penghadangan oleh sekelompok oknum preman di tengah jalan saat melintasi jalur yang menghubungkan Benteng Jawa-Satar Teu.
“Saya dan kakak saya pulang dari arah Reo, ketika kami tiba di Kampung Cenop ada segerombolan orang yang sedang minum minuman keras (Miras) di persimpangan jalan depan rumah bapak Sipri Sal,” ujarnya kepada wartawan melalui sambungan telepon Jumat (02/06/2021).
Silvester menuturkan, saat melintasi jalur tersebut, ada seorang anak remaja bernama Ardi marangsek masuk di tengah badan jalan dengan kondisi mabuk, lalu melakukan penghadangan.
“Saat melihat pelaku di badan jalan, saya harus menekan rem motor saya, karena takut menabrak pelaku, lalu saya bilang, permisi kae pe’ang koe cekoen’ (Permisi kaka, tolong minggir sedikit), pelaku pun tidak terima dengan baik, pelaku lansung mencekik leher saya sambil berkata “apa maksud dau?” (Apa maksud kamu),” tutur dia.
Ia mengaku, dirinya sedang di atas sepeda motor saat pelaku mencekik lehernya. Ia juga mengaku, dirinya bermaksud untuk memarkir sepeda motornya.
Saat bersamaan, tiba-tiba teman pelaku bernama Rio datang dari arah depan lalu melompat dan menendang dada bagian kiri korban.
“Saya dan kakak pun terjatuh sehingga saya mengalami luka di tangan sebelah kiri dan di bagian leher belakang, setelah itu saya pun bangun seketika lalu berdiri. Lalu ada orang tua datang peluk saya dan berusaha menenangkan saya, secara bersamaan Ardi sempat menedang di belakang punggung saya dan saya dalam posisi dipeluk. Sesudah itu saya diam dan bapa tua itu suruh untuk malanjutkan perjalanan kami,” kisah korban.
Silvester mengaku, dirinya tidak melakukan perlawanan saat pelaku menyerangnya.
Usai kejadian, ia bersama kakaknya berinisiatif untuk menyelamatkan diri dan mendatangi rumah Kades Nampar Tabang Hila Teguh. Kades Hila pun menyarankan untuk melakukan visum.
“Kami bersama Kades Nampar Tabang bersama-sama pergi visum ke Puskesmas Weleng. Setelah itu kami melanjutkan masalah dengan cara proses hukum dan kami pun sudah melaporkan kejadian ini di Polsek Lamba Leda di Dampek dan polisi pun sudah menanggapi laporan kami dan masalahnya masih dalam proses hukum,” pungkas dia.
Karena itu, korban meminta aparat Polres Manggarai Timur dan Polsek Lamba Leda agar segera turun tangan untuk menindaklanjuti laporan tersebut.
Hingga kini, ada kekhawiran korban mengenai kasus tersebut. Karena para pelaku sampai saat ini belum ditangkap.
“Secepatnya pelaku harus segera ditangkap karena takut kejadian susulan. Bahkan terjadi kasus yang lebih besar,” pungkas dia.
Korban lainnya yang meminta identitasnya dirahasiakan mengatakan, ia bersama rekannya seringkali dihadang oleh oknum preman di Desa Nampar Tabang saat hendak melintasi ruas jalan Benteng Jawa-Satar Teu.
Bahkan pelaku tidak segan-segan meminta uang rokok kepada setiap pengguna jalan.
“Kalau mereka mabuk, sering hadang kami dan minta uang rokok. Kami tidak bisa lawan karena mereka gerombolan,” ungkap sumber itu.
Ia mengaku, sejumlah oknum preman bahkan menghadang lalu mengambil secara paksa ikan yang mereka jual. “Kalau ada yang jual ikan, mereka ambil secara paksa, kami juga pasrah saja,” ujarnya.
Informasi yang diperoleh wartawan bahwa, selama ini sejumlah oknum pelaku juga seringkali meminta uang kepada penjual ikan seperti pengakuan beberapa warga penjual ikan keliling asal Desa Golo Munga dan Golo Munga Barat. (VoN)