Kupang, Vox NTT- PLN berhasil merampungkan pembangunan dan pengoperasian perdana (energize) Gardu Induk (GI) bertegangan 70 kilo Volt (kV) Aesesa yang terletak di Kelurahan Lape, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur pada 5 Juni 2021 lalu.
General Manager PLN Unit Wilayah NTT Agustinus Jatmiko, mengatakan pembangunan GI seluas 12.996 M2 ini akan meningkatkan keandalan sistem kelistrikan Flores, terutama pada keandalan sistem distribusi dan kualitas tegangan pelayanan kepada pelanggan di Kabupaten Nagekeo.
“Beban listrik Kota Aesesa yang selama ini disuplai dari PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) Aesesa kini lebih handal dengan dipindahkan suplai listriknya dari GI (Gardu Induk Aesesa 70 kV ke pelanggan menjadi lebih stabil. Untuk meningkatkan keandalan suplai listrik ke pelanggan dari Gardu Induk Aesesa, PLN membangun 154 tower dari GI Aesesa ke GI Bajawa,” jelas Jatmiko di Kupang, Rabu (14/07/2021).
Untuk membangun GI Aesesa dan jaringan transmisinya, demikian Jatmiko, PLN mengeluarkan investasi lebih dari Rp190 miliar.
Kata dia, sistem kelistrikan di Kabupaten Nagekeo ini terdiri dari Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) GI Aesesa – GI Bajawa 52,514 kms (kilo meter sirkuit), Jaringan Tegangan menengah (JTM) 146 kms dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 125 kms dengan 102 unit gardu kapasitas 6.488 kVA.
Selain itu dengan beroperasinya GI Aesesa, kelistrikan sistem Flores (Maumere sampai dengan Labuan Bajo) saat ini menjadi 10 Gardu Induk, di mana 9 di antaranya telah beroperasi.
Sebelumnya Gardu Induk Borong telah masuk sistem Flores pada tanggal 04 Mei 2021.
Hal ini untuk meningkatkan keandalan penyaluran energi listrik kepada pelanggan di Pulau Flores.
“Sampai dengan saat ini, sistem kelistrikan Flores Timur memiliki cadangan daya sebesar 26.246 kilo Watt (kW) dengan daya mampu sebesar 60.246 kW dan beban puncak mencapai 34.000 kW,” jelasnya.
Dia menambahkan, rasio elektrifikasi Kabupaten Nagekeo saat ini mencapai 98,42% dan rasio desa berlistrik 100%, di mana 113 desa di Kabupaten Nagekeo sudah berlistrik.
Sedangkan rasio elektrifikasi Provinsi Nusa Tenggara Timur saat ini mrncapai 88,31% per April 2021 dan rasio desa berlistrik 96,21% per Mei.
PLN terus berupaya membangun infrastruktur kelistrikan untuk melistriki seluruh desa dan kepala keluarga.
Dalam lima tahun terakhir, rasio elektrifikasi NTT naik 29,29 persen, dari sebelumnya 59,02 persen. Sekarang sudah mencapai 88,31 persen.
“PLN terus berupaya membangun infrastruktur kelistrikan untuk melistriki seluruh desa dan kepala keluarga yang ada di Nusa Tenggara Timur menuju 100% RE dan RDB. Dengan makin andalnya sistem kelistrikan dan kualitas listrik yang semakin baik, maka diharapkan dapat menciptakan iklim investasi yang positif, mendorong pertumbuhan perekonomian daerah, dan menunjang aktivitas masyarakat sehari-hari,” tutupnya.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba