Labuan Bajo, Vox NTT- Fraksi Amanat Indonesia Raya (AIR) DPRD Manggarai Barat (Mabar) menolak keras rencana pemerintah setempat yang akan mengistirahatkan ribuan tenaga kontrak daerah.
Ketua Fraksi AIR Ino Peni menegaskan, rencana Pemkab Mabar telah menciptakan kepanikan yang luar biasa.
Ino meminta Pemkab Mabar di bawah kepemimpinan Bupati Edistasius Endi dan Wakil Bupati dr. Yulianus Weng harus menepati janji yang telah disampaikan saat kampanye bahwa akan menurunkan angka pengangguran di kabupaten itu.
“Masyarakat masih menunggu janji kampanye Edi-Weng yang menaikkan gaji guru komite, angka pengangguran harus diturunkan semaksimal mungkin,” kata Ino Peni kepada VoxNtt.com, Kamis (15/07/2021).
Dia menyebut, kebijakan Pemerintahan Edi-Weng sangat kontradiktif dengan janji kampaye sebelum menjadi Bupati dan Wakil Bupati.
“Bagaimana kita efisiensi tapi menaikkan angka pengangguran, ini kan kebijakan yang nanti malah kontradiktif,” tegasnya.
Kader PAN itu meminta Edi-Weng untuk memiliki sikap yang konsisten dalam menjalankan atau mengambil kebijakan.
“Konsistensi ini penting, jadi belum kita urus yang menaikkan tapi malah sekarang menganggurkan mereka. Jadi sekarang, bagi saya tidak etis. Omong-omong memberhentikan ribuan orang, wacana ini meresahkan,” tutup Ino.
Sebelumnya, Wakil Bupati Mabar dr. Yulianus Weng mengatakan akan melakukan efisiensi penggunaan anggaran khususnya di masa pandemi Covid-19.
Saat ini kata dr. Weng, PAD Mabar baru berjumlah 40 miliar dari jumlah yang ditargetkan sebesar 270 miliar.
Karena itu, dr. Weng menyebut untuk melakukan efisiensi penggunaan anggaran, Pemkab Mabar harus mengistirahatkan ribuan tenaga kontrak.
“Apalagi pendapatan (PAD) kita ini baru mencapai sekitar 40 miliar dari target 270 miliar. Nah, kalau refocusing kalau kita tidak melakukan efisiensi repot kita ke depannya,” ujar dr. Weng saat ditemui VoxNtt.com di ruangan kerjanya, Selasa (13/07/2021).
“Hitung-hitungan dengan Pa Sekda sendiri, untuk tenaga kontrak hampir 60 miliar dihabiskan setiap tahun. Ini akan menjadi beban tetap daerah setiap tahunnya. Nah, kita mulai berpikir bagaimana untuk melakukan efisiensi dengan kita coba kita melihat tenaga kontrak daerah yang sebanyak sekitar 2.000-an lebih. Kalau kita bisa melakukan penghematan dari anggaran yang menjadi beban tiap tahun ini saya pikir bagus,” lanjut mantan Kadis Kesehatan Manggarai itu.
Kader Partai Golkar itu menjelaskan, Pemkab Mabar telah membentuk tim dalam melakukan berbagai hal untuk meninjau dan mengevaluasi kinerja semua Teko di setiap OPD.
“Berapa persisnya, berapa jumlahnya di mana saja, kita akan tunggu hasilnya dari tim yang akan bekerja. Semua tenaga kontrak yang ada di setiap OPD,” jelasnya.
Dr. Weng menegaskan, Teko yang akan diistirahatkan murni dilakukan untuk efisiensi penggunaan anggaran, bukan karena hal-hal lain atau segala macamnya.
“Prinsipnya bahwa untuk efisiensi, jadi tidak ada kaitan dengan segala macam itu tidak ada terus terang,” tegasnya.
Dia mengakui, keputusan yang diambil sangat tidak populis. Tapi sebagai pemimpin, dia bersama Bupati Mabar harus tegas mengambil keputusan.
Penulis: Sello Jome
Editor: Ardy Abba