Mbay, Vox NTT- Bupati Nagekeo, dr. Johanes Don Bosco Do mengangkat bendera bermotif papan catur di depan sebuah kendaraan dump truck berwarna hijau, Senin (26/07/2021) sore.
Mobil tersebut berada di depan jalan masuk menuju gudang penyimpanan logistik milik perum Bulog.
Dalam dunia balapan, mengangkat bendera bermotif papan catur (chequered flag) merupakan cara petugas tata laksana sirkuit atau marshal menyampaikan instruksi sekaligus informasi kepada pembalap bahwa balapan telah usai.
Namun, yang dilakukan oleh Bupati Nagekeo justru hal sebaliknya. Berbeda dengan dunia balapan, meski sama-sama memiliki arti memberi instruksi dan informasi, pengangkatan bendera bermotif papan catur oleh Bupati Nagekeo ini justru sebagai penanda dimulainya proses pendistribusian beras cadangan pemerintah.
Beras tersebut dalam rangka penanggulangan dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masayarakat (PPKM) mikro tahun 2021, yang diselenggarakan oleh perusahaan umum (Perum) milik negara yang bergerak di bidang logistik (Bulog) cabang Bajawa.
Kepala Perum Bulog Bajawa, Ibrahim Wairoi, mengatakan pelaksanaan penyaluran cadangan beras pemerintah kepada masyarakat selama PPKM merupakan penugasan langsung Presiden Joko Widodo.
Wairoi mengatakan, untuk menyukseskannya, pihaknya juga turut menggandeng Dinas Sosial Kabupaten Nagekeo dan PT Pos Indonesia Cabang Mbay.
Adapun jumlah beras yang akan disalurkan tersebut berasal dari cadangan beras pemerintah (CBP) yang saat ini berada di gudang Bulog dengan kualitas medium.
Total seluruhnya mencapai 131 ton lebih. Beras bantuan tersebut nantinya akan dibagikan secara gratis kepada setiap keluarga penerima manfaat yakni para penerima program keluarga harapan (PKH) dan penerima Bantuan Sosial Tunai (BST).
Penerima berdasarkan data dari Dinas Sosial kabupaten Nagekeo, yang mana masing-masing penerima akan mendapatkan beras sebanyak 10 kilogram.
“Nah untuk program ini, karena memang hanya berkaitan dengan PPKM, jadi ini program hanya pada saat PPKM,” kata Wairoi.
Sedangkan untuk pengangkutan atau transporter, Perum Bulog juga menggandeng PT Pos Indonesia.
Kepala PT Pos Indonesia Cabang Mbay, Mudjibur Rachman, mengatakan proses pendistribusian beras dari gudang Bulog ke setiap keluarga penerima manfaat (KPM) merupakan tanggung jawab penuh PT Pos Indonesia.
Hal itu dilakukan oleh PT Pos Indonesia berdasarkan hasil perjanjian kerja sama dalam hal pendistribusian logistik ke setiap titik di desa tanpa memungut biaya sepeser pun dari para penerima alias gratis.
Penerima manfaat, kata Rahman, tinggal mendatangi kantor desa dengan membawa Kartu Tanda penduduk (KTP) sesuai daftar nama dan jadwal yang telah ditentukan untuk mengambil beras bantuan sebanyak 10 kilogram untuk tiap-tiap penerima manfaat.
“Penerima itu tinggal menerima saja. Tidak ada biaya apapun dan potongan apapun,” kata Rachman.
Sementara Kepala Dinas Sosial kabupaten Nagekeo, Rufus Raga, mengatakan bantuan beras yang akan disalurkan tersebut akan diberikan kepada setiap keluarga yang menerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Sosial Tunai (BST) dengan total seluruh mencapai 131 ton lebih.
Rufus juga menjamin akan melibatkan para petugas pendamping PKH di lapangan dalam proses pendistribusian di setiap desa dan kelurahan.
“Proses distribusinya melalui PT Pos dan di lapangan nanti kita bantu untuk proses penyaluranya ke desa dan kelurahan dibantu oleh pendamping PKH,” jelas Rufus.
Penulis: Patrick Romoe Djawa
Editor: Ardy Abba