Oleh: Rejeng Vox

Tentang Waktu

 

Jariku mungkin pernah tak mampu

Hingga membiarkanmu terpisah di antara waktu

Menatap langit di atas tanah yang asing

Pernah aku ditemani kesepian

 

Kesendirian yang menyiksa

Tetesan air mata yang tak berhenti

Biarlah kenangan menanggisi dirinya sendiri

Terkadang perlu berhenti sejenak, melupakan harapan

 

Waktu yang membebaskan dari segala kenangan

Takkan ada sedih yang takkan berujung

Gelak tawa yang akan terkumpul dalam periode waktu 

 

Lagu Itu 

 

Lagu terdengar dengan mudahnya tersimpan dalam pikiran 

Syair indah dalam nyanyian menuntun lidah berucap sama

Hati mengikuti pesona syair terbawa suasana dalam kesunyian

Cerita usang terkenang cinta penuh senyuman

 

Bahagia mimpi bersama saat itu sebelum terbangun dari indahnya cakrawala

Hanya mimpi dari sebuah lagu yang pernah dinyanyikan bersama

Karena kita hanyalah kenangan hari untuk besok dan cerita baru yang dituliskan

 

Semesta

 

Kita adalah sajak-sajak indah bukan aksara

Alam semesta adalah puisi beserta isinya

Awan, gunung, sawah semuanya berpuisi

Matahari seakan selalu tersenyum walau kabut sedikit anarkis

 

Hujan tidak datang kala itu, hanya saja hawa dingin menusuk hingga paruh jantungku

Kakiku sedikit gemetar, tapi aku tidak pernah ragu

Karena itu sebuah konsekuensi untuk sebuah sajak yang tidak bisa dibeli oleh apapun

Terimakasih segalanya semesta

 

Nyanyian untuk Tuhan

 

Mari hatiku segera kenakan gaunmu

Yang telah engkau tenun di sepertiga malam dengan pernak-pernik air mata

Yang engkau pasang ke sepanjang gaun itu atas nama cinta

Bergegaslah ke panggung kehidupan

 

Dimana Tuhan yang akan kau persembahkan

Lagumu telah duduk di kursi paling depan

Sedari tadi sebelum menjelang petang

Di sisi kanan dan kirinya, seluruh malaikat mengheningkan cipta

 

Dalam gema-gema doa

Hembuskan nafasmu ke hadapan-Nya

Agar menyatu dengan firman

Yang senantiasa berdebar di dada musim