Kupang, Vox NTT – Direktur Jenderal (Dirjen) Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Pothan) Republik Indonesia Mayjen TNI Dadang Hendrayudha mengunjungi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (03/11/2021).
Dirjen Pothan RI tiba di Bandara El Tari Kupang sekitar pukul 12.30 Wita dengan meggunakan pesawat Garuda Indonesia.
Saat tiba di Bandara El Tari Kupang, Mayjen TNI Dadang Hendrayudha dan rombongan disambut dengan tarian adat asal Kabupaten Sikka dan pengalungan selendang oleh tokoh muda Kota Kupang, Fransisco Bernando Bessi.
Kedatangan Mayjen TNI Dadang Hendrayudha ini untuk pemberian piagam penghargaan dan pin patriot bela negara kepada masyarakat Nusa Tenggara Timur.
Mayjen TNI Dadang Hendrayudha mengatakan, kedatangannya ke NTT untuk memberikan penghargaan kepada Warga Negara Indonesia di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang pernah berperan aktif dalam mempertahankan keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Jadi, ini pemberian piagam bela negara yang terakhir. Ini yang ke enam kalau tidak salah. Jadi, yang pertama itu dilaksanakan pada saat hari bela Negara di Merdeka Barat. Langsung diberikan oleh Bapak Menhan kepada perwakilan 23 orang. Kemudian berturut-turut, kita laksanakan di Pangkalan Udara El Tari Kupang, Kupang, Kabupaten Kupang, TTS, dan TTU,” kata Mayjen TNI Dadang Hendrayudha kepada wartawan pada kesempatan itu.
Pemberian piagam bela negara yang terakhir ini kata dia, akan berlangsung besok di Stadion Atambua, Kabupaten Belu. Sebanyak 6.500 orang akan menerima piagam penghargaan dan pin patriot bela negara tersebut.
Ia mengatakan, kegiatan ini akan menaati protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 dengan menghadirkan kurang lebih 1.800 orang penerima dengan tetap menjaga jarak.
“Yang lainnya itu, di Koramil, di kecamatan. Yang penting penghargaan ini kita berikan kepada yang bersangkutan. Muda-mudahan semuanya lancar,” ujarnya.
Pemberian ini, jelas Mayjen TNI Dadang Hendrayudha, merupakan sebagai bentuk penghargaan negara kepada warga yang tetap memilih menjadi warga negara Indonesia.
“Walaupun mereka meninggalkan kampung, meninggalkan harta benda. Mereka tetap memilih berjuang bersama-sama kita,” ujarnya.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba