Bajawa, Vox NTT- Pandemi Covid-19 masih berlangsung. Meski penyebaran Covid-19 saat ini sudah tidak masif diberitakan, namun dampak negatif dari virus asal Provinsi Hubei China itu tetap membekas di hampir setiap penduduk di Indonesia.
Salah satunya adalah Nyoman Brekmans Podhi (47). Pria asal Desa Tarawali, Kecamatan Soa, Kabupaten Ngada ini sehari-hari berprofesi sebagai pedagang hasil bumi seperti jambu mete, kemiri, kakao, kopra, kacang tanah dan sebagainya.
Agar dapur keluarga tetap berasap, Nyoman harus meninggalkan rumah di pagi buta dan kembali dengan waktu yang tidak tentu demi menjangkau para pelanggannya.
“Kadang pulang siang, kadang sore kadang juga sampai larut malam,” katanya dengan pikiran menerawang, Minggu (07/11/2021).
Sejak tahun 2005, lakon profesi yang telah ditekuninya ini dirasanya sangat cukup menopang perekonomian keluarga meski keuntungan yang dia peroleh hanya sekitar sebesar Rp200 hingga Rp300 ribu saja.
Dari jerih payah dan cucuran keringatnya ini, Nyoman mampu menyekolahkan tiga orang anaknya. Bahkan, dua di antaranya saat ini sedang duduk di bangku Perguruan Tinggi.
Namun, bukan peruntungan namanya bila tanpa diwarnai kemalangan.
Tahun 2019 lalu, nasib buruk menghampiri Nyoman. Bermula dari iming-iming seorang pegawai Bank Mandiri Bajawa yang kini telah di penjara, uang sejumlah Rp90 juta hasil kerjanya raib digondol oleh wanita bermulut manis asal Manggarai ini.
Ekonomi keluarga yang sedang dibangunnya itu pun sempat terhenti namun bukan berhenti. Dengan tertatih-tatih, dia mencoba kembali bangkit dari keterpurukan melalui usaha serupa.
Belum setahun mencoba bangkit kembali, aral melintang pun kembali datang. Musebabnya ialah pandemi Covid-19 di awal tahun 2020 lalu.
Kebijakan pemerintah yang menutup semua akses jalan dan gang dengan dalil mengurangi penyebaran Virus Corona telah menutup ruang geraknya menjangkau para pelanggan setianya.
Sebagai satu-satunya tulang punggung keluarga, dampak pembatasan sosial dan penerapan pemberlakuan protokol kesehatan itu turut berandil menurunkan pendapatan keluarganya.
Kini, satu-satunya harapan Nyoman ialah pandemi ini dapat segera berakhir agar dia dapat berdagang lagi.
Penulis: Patrick Romeo Djawa
Editor: Ardy Abba