Ruteng, Vox NTT- Sejumlah dosen Unika St. Paulus Ruteng mengikuti magang di Universitas Bina Nusantara (Binus) Jakarta selama dua minggu sejak 2-13 November 2021.
Mereka ialah Dr. Sebastianus Menggo, M.Pd, Yustus Sentus Halum, M.Pd, dan Maria Olga Jelimun, M.Pd dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris dan Dr. Hendrikus Midun, M.Pd dari Program Studi Pendidikan Teologi.
Penanggung jawab aktivitas Sebastian Menggo menjelaskan, program magang ini bertujuan untuk meningkatkan tata kelola program studi, pengelolaan laboratorium Bahasa Inggris, peningkatan publikasi ke jurnal internasional bereputasi dan pengembangan diri dosen (self-development).
Dalam proses magang, para dosen Unika Santu Paulus Ruteng berdiskusi sejumlah materi yang relevan dengan pihak Universitas Binus.
Itu seperti tata kelola program studi memproleh akreditasi unggul, pengelolaan laboratorium Bahasa Inggris, metodologi penelitian yang berfokus pada penggunaan software dalam mengelola data penelitian kuantitatif dan kualitatif, academic writing clinic, pengelolaan jurnal nasional dan internasional, strategi peningkatan h-indeks dan sitasi, strategi menang kompetisi hibah penelitian skala nasional dan internasional, dan kolaborasi publikasi ke jurnal internasional terindeks Scopus.
Sebastianus mengungkapkan, kegiatan ini diawali dengan penandatanganan dua dokumen legal-formal, yaitu Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Unika Santu Paulus Ruteng dan Universitas Binus.
“Kami berterima kasih kepada Rektor Unika Santu Paulus Ruteng Prof. Dr. Yohanes Servatius Lon, M.A., Ph.D dan Dekan FKIP, Unika Santu Paulus Ruteng Dr. Maksimus Regus, M.Si atas dukungannya sehingga kegiatan magang dosen ini dapat berjalan dengan sukses,” ucap Sebastianus.
“Kami juga menyampaikan terima kasih tak terhingga kepada Rektor Binus University Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, M.M, Dekan Humaniora, Binus University Dr. Elisa Carolina Marion, S.S., M.Si, dan Direktur Binus Creates Firdaus Alamsjah, Ph.D yang telah mefasilitasi kegiatan ini berjalan sesuai rencana,” tambah dia.
Kegiatan yang bertempat di Universitas Binus Kampus Anggrek dan Kijang, Jakarta Barat itu dilakukan secara tata muka selama 8 jam setiap hari dengan mengikuti prokes Covid-19 yang ketat.
Peserta magang dipastikan negatif Covid-19 melalui tes PCR, mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, dan menghindari kerumunan banyak orang setiap kali pertemuan.
“Keempat peserta magang sangat antusias mengikuti kegiatan ini karena mendapatkan tips-tips jitu dalam mengelola program studi menuju prodi unggul dan peningkatan publikasi ke jurnal internasional terindeks Scopus,” katanya.
Hendrikus Midun, salah satu peserta magang mengaku gembira mengikuti kegiatan ini. Ia sangat bangga dan terinspirasi karena materi sangat releven dan praktis, serta pemahamaan academic writing yang langsung didampingi oleh penutur asli berbahasa Inggris dan pengelola jurnal Scopus dari Universitas Binus.
Para tutor tidak hanya menguasai konsep atas sejumlah materi pelatihan tetapi tataran praktis yang luar biasa dalam pengalaman akademik mereka.
“Maunya kegiatan ini ditambah dua minggu lagi, sehingga mimpi kita manuskrip ter-submit dan terpublish pada jurnal terindeks Scopus menjadi suatu kenyataan,” kata Hendrik.
Pada kesempatan yang sama, Yustus Sentus Halum dan Maria Olga Jelimun juga mengaku senang dalam mengikuti kegiatan ini.
Menurut keduanya, kegiatan coaching clinic for academic writing sangat membantu meningkatkan kapasitas menulis untuk lolos ke jurnal terindeks Scopus.
Bagi mereka kegagalan tembus jurnal terindeks Scopus merupakan hal biasa dan menjadi ajang pembelajaran untuk para penulis.
“Ini adalah prinsip yang dapat kami pelajari dari para tutor Binus. Terima kasih Pak Sebastian merancang magang ini dan para tutor Binus yang telah memberikan energi baru dalam pengembangan akademik bagi kami berdua,” kata Sentus.
Asal Muasal Kegiatan Magang
Ketua Task Force PK-KM Unika Santu Paulus Ruteng Dr. Hendrikus Midun, M.Pd mengatakan, kampusnya merupakan salah satu Perguruan Tinggi Swasta di NTT yang menang hibah Program Kompetisi Kampus Merdeka (PK-KM) pada Kemendikbud RI.
Ribuan kampus mengikuti program ini namun yang terseleksi hanya 142 Universitas dan salah satunya Unika Ruteng.
Hendrik menambahkan, PK-KM diklasifikasi dalam tiga liga. Liga 1 berlaku untuk universitas yang jumlah mahasiswanya di atas 15.000 orang, liga 2 jumlah mahasiswanya 5000 – 15.000 orang, dan liga 3 jumlah mahasiswanya 1000 – 5000. Unika Santu Paulus Ruteng sendiri berada pada liga 3 ini.
Menurut dia, program magang dosen ke universitas mitra merupakan salah satu sub-aktivitas dari program PK-KM.
Program ini dan dua sub-aktivitas seperti konferensi internasional dan magang dosen di-handle oleh Dr. Sebastianus Menggo, M.Pd.
Konferensi internasional sudah dijalankan pada awal Agustus 2021 lalu dan sekarang sedang menanti luaran konferensinya berupa prosiding internasional bereputasi.
“Saya senang dan bangga karena kedua sub-aktivitas ini berhasil dan sukses dijalankan. Terima kasih Pak Sebas,” ujar Hendrik.
Pada kesempatan yang sama, Sebastianus Menggo mengungkapkan alasan memilih Universitas Binus sebagai mitra magang dosen Unika Santu Paulus Ruteng.
Menurut dia, kampus itu memiliki rekam jejak tata kelola dan reputasi publikasi akademik terbaik ke-7 di Indonesia versi Webometrics yang dilansir oleh ITJEN KEMENDIKBUD tahun 2021.
Universitas Binus juga masuk dalam top ten universities di Indonesia, dan kampus swasta nomor 1 di Indonesia yang diakreditasi dengan nilai unggul oleh lembaga akreditasi internasional dan Badan Akreditasi Nasional RI.
Sebastian mengatakan, luaran dalam waktu singkat dari kegiatan magang ini adalah mengirimkan 10 manuskrip ke sejumlah jurnal terindeks Scopus. 10 Manuskrip tersebut merupakan karya akademik dari para dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris dan Pendidikan Teologi, FKIP, Unika Ruteng yang sudah didiskusikan dengan para tutor Binus pada sesi writing clinic pada saat magang.
“Semoga semuanya berjalan lancar dan sukses. Banyak hal yang kami pelajari dari teman-teman dosen Binus melalui kegiatan ini. Bahwasaanya di Unika Ruteng para dosen berfokus pada menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi saja tapi di Binus sudah ada dharma ke-empat, yaitu Catur Dharma. Hal ini menarik dan layak diikuti,” kata Sebastian.
Penulis: Ardy Abba