Labuan Bajo, Vox NTT-Petrus Selamat tampak tidak peduli dengan hujan yang mengguyur, Sabtu (20/11/2021). Tanpa mantel hujan, ia berani keluar rumah sembari membawa sekop tanah.
Warga Wae Ngguar, Dusun Golo Tantong, Desa Kempo, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat itu basah kuyup. Baju dan celananya yang kusam tampak tak ada bagian yang kering. Semua basah.
Siang itu, Petrus memang lain dari warga sekampungnya. Jika warga lain memakai mantel hujan sembari menyaksikan susahnya sejumlah kendaraan melintas di atas luapan air dan batu-batu kecil, aksi Petrus justru berbeda.
Setelah melihat jalan hotmiks berubah menjadi kali akibat meluapnya air dari dalam got jalan, ia langsung bergegas menyelamatkan aset negara tersebut.
BACA JUGA: Air Mengalir ke Badan Jalan Trans Flores, Pengguna Jalan Resah
Bermodalkan sekop tanah, di bawah hujan lebat, Petrus bekerja mengalirkan air dari bibir hotmiks agar kembali ke dalam got jalan. Ia tidak tega saat menyaksikan jalan hotmiks sepanjang kurang lebih 700 meter berubah menjadi kali akibat luapan air got.
Menurut dia, jika air luapan got terus menerus mengalir di badan jalan, maka tentu saja hotmiks yang baru saja dibangun di jalan negara Ruteng-Labuan Bajo itu cepat rusak.
Tidak hanya itu, aksi Petrus bertujuan untuk menyelamat rumah warga agar tidak tergenang air banjir.
“Kejadian (air meluap) ini sejak dulu terjadi dan kejadiannya bukan cuman hari ini saja, tetapi sudah sejak dulu,” terang Petrus kepada sejumlah awak media saat ditemui di lokasi kejadian.
Menurut dia, luapan terjadi karena ada gorong-gorong (duicker) yang tersumbat. Apalagi di pertigaan cabang menuju Kampung Terong belum dibangun gorong-gorong, sehingga air dengan bebas mengalir ke badan jalan.
Petrus sendiri mengaku pernah menyampaikan kepada petugas agar ada perbaikan got dan pembangunan gorong-gorong di pertigaan cabang menuju Kampung Terong.
“Mereka (pemerintah) tidak pernah melakukan itu bahkan mereka hanya melakukan pembersihan saja,” katanya.
“Situasi seperti ini sangat terganggu bagi kami yang tinggal dekat sini, apalagi situasi hujan deras seperti ini kami tidak bisa tidur karena kami takut terjadi longsor,” imbuh Petrus.
Senada dengan Petrus, warga Wae Ngguar lain Bernadinus Kurson (52) mengatakan, air meluap bak kali di depan rumah rumahnya kerap terjadi setiap kali musim hujan.
Bahkan air luapan got tidak saja mengalir di badan jalan Trans Flores itu, tetapi kerap masuk ke rumah-rumah warga setempat.
Menurut Bernadinus, hal itu terjadi karena got jalan yang kecil tidak sesuai dengan debit air yang besar kala musim hujan.
“Setiap musim hujan selalu begini, karena konstruksi drainase tidak sesuai dengan volume air yang besar,” katanya saat diwawancarai VoxNtt.com di depan rumahnya.
Ia mengaku, luapan air yang berubah menjadi banjir tersebut tidak saja berpotensi merusakkan jalan hotmiks, tetapi juga rumah-rumah warga dan sawah terancam.
Pasalnya, setiap kali hujan air luapan dari dalam got mengalir bebas di rumah warga yang berada di tepi jurang. Air banjir juga mengalir ke persawahan warga hingga ke kali Wae Ngguar yang berada di belakang pemukiman.
Berkaca pada kisah pahit sebelumnya, pada musim hujan kali ini Bernadinus dan warga lain dengan cepat mengantisipasi banjir. Mereka mengambil sisa-sisa lempengan aspal jalan dan hasil urugan tanah, kemudian menyusun di depan rumah untuk menahan air.
“Harapannya drainase ini, harus ada perbaikan dari Bok (tikungan) Terong sampai Kali Wae Sapo. Harus ada pelebaran drainase,” pinta Bernadinus.
Pantauan VoxNtt.com, luapan air ke badan jalan sebenarnya tidak saja karena got berukuran kecil dan tidak sesuai dengan debit air yang besar, tetapi juga parit tersumbat di jalan masuk menuju ke lokasi Pertamini di wilayah itu.
Helena, warga Wae Ngguar yang lain juga mengakui itu. “Sekarang lagi buat Pertamina juga yang membuat luapan air ini sangat banyak dan sangat deras karena di bawah gorong-gorong sudah dipenuhi batu, sehingga air jalan di badan jalan semua,” katanya.
Sejak adanya pembangunan Pertamini, kata Helena, air kerap meluap ke badan jalan saat musim hujan. Akibatnya, kendaraan kesulitan melintas karena selain banjir, juga ada batu-batu kecil terseret ke badan jalan akibat arus air.
Sangat Disayangkan
Jalan Trans Flores berubah bak kali meluap saat musim hujan tersebut turut menyita perhatian Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur Inosensius Fredi Mui.
“Ini memang kewenangan teman-teman Kementerian PUPR. Secara pribadi maupun sebagai Anggota DPRD saya sangat menyayangkan kejadian ini,” ujar Fredi saat dimintai komentarnya, Sabtu sore.
Menurut dia, hal ini terjadi karena perencanaan pembangunan got jalan yang kurang matang dengan tidak memperhitungkan debit air di musim hujan.
Padahal, luapan air dari dalam got tentu saja akan mengakibatkan kerusakan pada badan jalan. Apalagi aspal, kata dia, sangat rentan dengan genangan air
Sebab itu, politisi NasDem itu meminta pemerintah agar dalam merencanakan program kegiatan harus disesuaikan dengan kondisi riil di setiap daerah.
“Termasuk melibatkan masyarakat setempat yang mengetahui kondisi ekstrem pada musim tertentu,” imbuh Anggota DPRD NTT dari Dapil IV Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur itu.
Tidak hanya Fredi, Pengamat kebijakan publik Stefanus Gandi juga turut berkomentar seputar peristiwa tersebut.
Kondisi itu, kata dia, merupakan hasil kerja asal-asalan. Ditambah lagi dengan rendahnya upaya pemeliharaan (maintanance) dari pihak terkait.
“Di samping itu, kurangnya intensitas pengawasan dari anggota dewan NTT untuk memastikan kualitas drainase pada ruas jalan utama agar bisa terjaga dengan baik,” ujar Stefan.
Stefan juga meminta Satuan Kerja (Satker) Pelaksana Jalan Nasional wilayah III Provinsi NTT yang menangani ruas Labuan Bajo-Ruteng agar harus melakukan monitoring terjadwal terutama pada musim hujan.
“Logikanya dinas terkait harus patroli di jalan saat musim hujan sehingga tanggap bencananya ada dan sigap,” tegasnya.
Terpisah, Kepala Satuan Kerja (Satker) pelaksana Jalan Nasional wilayah III Provinsi NTT Yanuar Dwi Putra berjanji tahun 2022 nanti, semua yang belum dibangun akan direalisasikan.
“Tahun depan semua yang belum teralokasi, kita alokasikan biayanya,” kata Yunuar saat dihubungi melalui pesan WhatsApp-nya.
Penulis: Ardy Abba