Lembata, Vox NTT– Membawa misi pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi perempuan, tahun ini Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) kembali menggelar Jelajah Timur: Run for Equality, sebuah kampanye penggalangan dana untuk membangun akses air bersih di desa-desa di Nusa Tenggara Timur (NTT) demi mencegah stunting pada anak.
Ada 44 pelari di Pulau Lembata dan lebih dari 121 pelari dan pesepeda yang mewakili 26 komunitas pada 20 kota di Indonesia dan 8 negara telah berlari menempuh 100 kilometer sejak Jumat (26/11/2021) malam hari. Kegiatan ini berlangsung sesuai dengan protokol kesehatan. Melalui Jelajah Timur, Plan Indonesia akan membangun akses air bersih di setidaknya dua desa yaitu Desa Mahal 1 dan 2 di Kabupaten Lembata, NTT.
Direktur Eksekutif Plan Indonesia Dini Widiastuti yang juga merupakan pelari Jelajah Timur di Lembata menjelaskan, akses air bersih tidak hanya mampu mengurangi beban dan risiko yang dihadapi masyarakat serta anak-anak perempuan di NTT, namun juga berkontribusi terhadap pengurangan stunting.
“Pemenuhan akses air bersih adalah kunci dalam memperjuangkan hak-hak anak terutama anak perempuan di NTT. Tahun ini adalah tahun ketiga bagi Plan Indonesia dalam menyelenggarakan Jelajah Timur yang kembali menjadi penegas akan komitmen kami terhadap misi untuk memperjuangkan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan. Saya juga gembira dapat berlari bersama para pelari baik untuk memastikan air bersih sebagai kebutuhan dasar dapat dirasakan oleh masyarakat di NTT sebagai salah satu wilayah kerja Plan Indonesia,” ungkap Dini.
Akses air bersih yang masih langka menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat di NTT, di mana mereka harus berjalan kaki hingga lima kilometer untuk memenuhi kebutuhan air.
Lebih dari itu, anak perempuan sering dibebankan untuk menjalani tanggung jawab ini. Akibatnya, anak perempuan kehilangan waktu bermain dan belajarnya karena kelelahan. Belum lagi mereka rentan risiko kekerasan di perjalanan mengambil air bersih.
Sulitnya akses terhadap air bersih membuat keluarga di NTT menghabiskan sebagian besar anggaran rumah tangga untuk membeli air bersih ketimbang memenuhi kebutuhan gizi anak.
Sehingga, kelangkaan air berdampak pada angka stunting di NTT. Studi Status Gizi Balita Kementerian Kesehatan RI tahun 2019 menunjukkan bahwa NTT merupakan provinsi dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Indonesia hingga mencapai 43,8 persen.
Berangkat dari permasalahan ini lebih dari 100 pelari dan pesepeda bersama-sama berkomitmen untuk mewujudkan akses air bersih di NTT. Di antara para pelari adalah Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday, Adita Irawati, Natascha Oking, Vonny Anggraini, dan Abdoullah Mitiche.
Staf Ahli Menteri Perhubungan Adita Irawati mengatakan, Jelajah Timur 2020 memberi pengalaman sangat berkesan buatnya. Sebab, selain berlari menyusuri indahnya Nagekeo hingga Bajawa, Adita berkesempatan berjumpa dengan anak-anak di Desa Tedakisa, Nagekeo dan melihat langsung instalasi air bersih yang sudah dibangun hasil dari Jelajah Timur tahun sebelumnya.
“Saya sangat mendukung program yang ditujukan untuk memenuhi akses air bersih di kawasan yang sulit air seperti di NTT. Karena menyediakan air bersih berarti mempersiapkan generasi masa depan Indonesia yang lebih sehat dan berkualitas, termasuk untuk masa depan anak-anak yang ada di NTT,” katanya.
Senada dengan Adita, Natascha Oking, Pelari Baik juga mengaku senang berlari sambil menikmati keindahan pulau Lembata serta mengumpulkan donasi untuk pengadaan air bersih di beberapa desa di Lembata.
Dengan berlari, kata dia, anak-anak perempuan di NTT tidak perlu berjauh-jauh mengambil air di waktu belajar atau bermain mereka, dan stunting juga dapat diatasi.
“Semoga ke depannya masyarakat dapat tergerak untuk berdonasi demi pemenuhan hak anak akan air bersih,” harap Natascha.
Vonny Anggraini, Aktor mengungkapkan, lari amal (charity run) adalah bentuk rasa syukur atas banyak hal yang ia terima dari kehidupan.
“Saya merasa harus memberikan juga untuk kehidupan yang lain. Tahun ini adalah tahun ketiga saya mengikuti Jelajah Timur. Melalui Jelajah Timur, saya dapat berbagi dan memberikan manfaat untuk pemenuhan akses air bersih bagi masyarakat NTT dalam rangka mencegah stunting dan gizi buruk,” kata Vonny.
Abdoullah Mitiche, Pelari Marathon Dunia menuturkan mengatakan, akses untuk mendapatkan air bersih merupakan hak asasi manusia.
Sejak mengikuti Jelajah Timur tahun lalu Abdoullah melihat secara langsung bagaimana masyarakat yang kurang beruntung menerima dampak positif dari pembangunan akses air bersih di desa-desa NTT.
“Saya sangat senang dapat berpartisipasi dalam Jelajah Timur dan berharap setiap langkah lari kami dapat berguna bagi anak-anak di Lembata,” katanya.
Untuk diketahui, Jelajah Timur: Run for Equality merupakan salah satu kampanye tahunan Plan Indonesia untuk mendukung pemenuhan sarana air bersih di NTT.
Pada tahun 2020, melalui Jelajah Timur, Plan Indonesia telah berhasil mengumpulkan donasi lebih dari Rp2 miliar dimana sebanyak 3.805 individu telah merasakan akses air bersih yang layak di 5 desa di NTT yaitu Desa Tedamude dan Nggolonio di Kabupaten Nagekeo dan Desa Leuwayan, Kaohua, dan Kalikur WL di Kabupaten Lembata.
“Setiap tahunnya Jelajah Timur berhasil memberikan dampak bagi ribuan individu di NTT yang telah merasakan akses air bersih. Kedepannya kami berharap semakin banyak pihak akan tergerak, seperti pemerintah daerah, pihak swasta, dan tentunya masyarakat untuk membantu pemenuhan air bersih di NTT, terutama dalam mencegah stunting,” tutup Dini Widiastuti.
Tahun ini, masyarakat juga dapat terlibat dalam Jelajah Timur: Run for Equality dengan mengikuti Jelajah Timur virtual challenge yaitu kegiatan berlari yang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Kemudian, jarak lari yang ditempuh dikumpulkan hingga target lari tertentu. Hasil pendaftaran melalui platform Virtuathlon akan menjadi donasi untuk pengadaan akses air bersih di NTT.
Selain dengan berlari atau bersepeda, masyarakat dapat turut mendukung misi Plan Indonesia melalui kitabisa.com/jelajahtimur. Hingga hari ini, (27/11) donasi lebih dari Rp1 miliar dari target Rp 800 juta telah terkumpul. Donasi ini masih dibuka hingga 15 hari ke depan. Seluruh rangkaian kegiatan Jelajah Timur: Run for Equality didukung oleh Citilink, Duralink, dan Pemerintah Kabupaten Lembata. (*VoN)