Borong, Vox NTT- Dionisius Loking (17) asal Tunda, Desa Nanga Meje, Kecamatan Elar selatan, Kabupaten Manggarai Timur, menderita lumpuh total.
Sejak lahir, Dionisius yang merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara itu sudah mengalami cacat. Ia tidak bisa berjalan. Dalam keseharian, ia hanya berdiam diri dalam rumah.
Bahkan, untuk aktivitas seperti makan, mandi, dan ke WC pun harus dibantu oleh orangtuanya.
Berbeda dengan dua kakaknya yang lain, mereka tidak mengalami cacat fisik. Anak pertama Florensia Taeng (27) hanya sebatas lulusan SMA dan anak kedua Hironimus Soit (22) sedang menempuh pendidikan di salah satu kampus di Kupang.
Kedua orangtua mereka berprofesi sebagai petani dan ibu rumah tangga. Belakangan ini, ayahnya Kanisius Sole (52) menderita sakit paru-paru. Kondisi itu memaksanya untuk tidak bekerja banyak.
Beban tanggung jawab keluarga untuk mencari nafkah pun menjadi tanggung jawab Fransiska Kalo (47), istri Kanisius.
Fransiska harus banting tulang demi menafkahi keluarga termasuk membiayai salah satu anaknya yang menempuh kuliah di Kupang, ibu kota Provinsi NTT.
Kondisi rumah keluarga ini pun terlihat sederhana. Mereka tinggal di sebuah rumah berukuran 42 meter persegi dengan dinding setengah tembok dan pelepuh bambu, serta beratap seng.
Fransiska mengisahkan, selama anaknya menderita disabilitas, ia pernah menerima bantuan berupa uang tunai sebanyak Rp600.000. Bantuan itu diterima pada tahun 2019 dan bersumber dari Dinas Sosial Manggarai Timur.
“Bantuan dari Dinas Sosial hanya satu tahun saja. Dan bantuan tersebut sekarang sudah tidak ada,” kata Fransiska.
Fransiska juga mengisahkan, Dinonisius tidak bisa mengakses pendidikan seperti anak-anak yang lain. Hal itu disebabkan karena kemampuan kedua orangtua yang tidak mampu membiayai Dionisius ke sekolah khusus disabilitas.
Walau demikian, Fransiska mengaku anaknya tidak pernah mengeluh. Ia sangat memahami situasi dan kondisi keduaorangtuanya.
Fransiska pun berharap agar suatu saat nanti, ada pihak swasta yang bersedia membantu Dionisius dan keluarganya.
Ia juga mengharapkan bantuan dari pemerintah daerah dan pemerintah desa berupa kursi roda untuk Dionisius.
Penulis: Agustinus Lebe/Igen Padur
Editor: Ardy Abba