Kupang, Vox NTT- Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kota Kupang Herry Kadja menanyakan perihal pesan pribadi Sekretaris Badan Diklat DPP Partai Demokrat, Abdullah Appa.
Pesan tersebut dikirim melalui WhatsApp/WA kepada sejumlah Ketua DPC di NTT. Pesan itu pun dipertanyakan oleh Ketua DPC Partai Demokrat Kota Kupang Herry Kadja.
Pesan tersebut juga mencatut nama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHP) sebagai Calon Presiden 2024.
“Sebagai kader yang telah puluhan tahun membesarkan partai berlambang Bintang Mercy ini, saya merasa ada yang ganjil dengan informasi tersebut,” ujar Herry dalam keterangan tertulis, Rabu (08/12/2021) siang.
Pesan Abdullah Appa, demikian Herry, seperti pesan dari petinggi partai setara Ketua Umum, Sekjen atau kepala BPOKK.
Oleh sebab itu, dia secara tegas mempertanyakan tentang kapasitas Abdullah Appa yang hanya tenaga ahli anggota DPR RI, yang kebetulan sebagai Sekretaris Badan Diklat DPP Partai Demokrat.
Jika kapasitasnya sebagai Bekban Diklat Demokrat, sangat tidak relevan juga, karena ini merampas kerja BPOKK.
“Abdullah Appa ini kapasitasnya sebagai apa, lagian juga jika mau ditarik ke belakang, saat perhelatan Musda kemarin, dia secara terbuka mendukung Leo Lelo. Kami melakukan protes keras dan tidak terima atas WA keliling saudara Abdullah Appa yang dikirimkan kepada para ketua DPC, termasuk 11 ketua DPC yang mendukung Jeriko, Abdullah ini kapasitasnya apa sehingga mengirimkan WA seperti ini, apakah dia mewakili Ketum dan Sekjen atau Kepala BPOKK?” tanya Herry.
Dalam pesan WA tersebut, lanjut Herry, terkesan bahwa pendukung Jeriko dikalahkan dan diminta oleh Abdulah Appa untuk membuat pernyataan menerima keputusan tersebut.
Dengan beredarnya pesan pribadi melalui WA terselubung tersebut, banyak DPC sudah bergerak dan akan membuat kekacauan besar di Kantor DPD Demokrat NTT.
“Ini sangat meresahkan dan mengesankan bahwa sudah ada pengumuman hasil Musda yang diterima kelompok tertentu dan karena itu, kami ketua DPC diminta untuk buat surat pernyataan mendukung siapapun yang ditunjuk DPP sebagai ketua DPD Demokrat NTT. Isi pesan ini bernada positif tapi kami duga keras dipakai untuk mengamankan kepentingan kelompok tertentu di partai ini,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, Herry berpesan agar Ketua Umum, Sekjend dan BPOKK membina kader yang merampas wewenang dan kuasa petinggi partai.
“Jangan bawa-bawa nama Ketua Umum untuk memecah-belah kader dibawah, partai ini butuh kerja sama, baik itu DPP, DPD maupun DPC,” katanya.
Herry membeberkan, bahwa hasil Musda IV Partai DPD Demokrat NTT sangat jelas dan tegas, bahwa Jefri Riwu Kore unggul atas Leonardus Lelo.
“Itu proses riil demokrasi di Partai tercinta ini dan kami mendesak agar DPP menetapkan Pak Jeriko sebagai ketua DPD Demokrat NTT periode 2021-2026,” bebernya.
Lebih lanjut, Hery meminta agar DPP Partai Demokrat jangan mengkhianati demokrasi yang berjalan di tubuh partai Demokrat.
“Saya pikir AHY anak kandung demokrasi, ia tidak akan berkhianat terhadap demokrasi, Ia ingin membesarkan partai ini, sama seperti Jeriko, karena memang dari segi apapun Pak Jeriko unggul atas Leo Lelo dan kalau mau Demokrat maju dan besar di NTT, hanya Jeriko pilihan dan solusinya,” pungkas Herry.
Sekretaris Badiklat DPP Partai Demokrat Abdullah Apa yang dikonfirmasi VoxNtt.com, Rabu petang, membantah apa yang disampaikan Herry Kadja soal pesan WA.
“Dalam WA saya itu tidak ada mencatut Ketua Umum kami, itu hanya tuduhan yang tidak mendasar dan sangat tendensius yang dibuat Ketua DPC Kota Kupang. Bagi saya proses demokrasi Musda sudah selesai dan perbedaan itu hal yang biasa dan wajar-wajar saja,” jelas Abdullah.
Abdullah pun menjelaskan, pesan itu hanya bersifat mengajak para ketua DPC se- NTT, bukan hanya ditujukan untuk kelompok tertentu.
Hal itu bertujuan agar bersama-sama membuat pernyataan sikap untuk siap menerima dan bekerja sama dengan siapa pun yang diputuskan oleh DPP menjadi Ketua DPD PD NTT demi kebesaran dan kejayaan Demokrat.
“Jadi hanya semacam ajakan sikap dan tanggung jawab moril saja sebagai kader NTT yang ada di DPP. Bagi yang mau buat silakan tidak juga tidak apa-apa, karena hanya memperteguh atau memperkuat kekompakan kita saja membesarkan Partai Demokrat di NTT,” sambungnya menjelaskan.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba