Ruteng, Vox NTT- Lembaga Literasi Stefanus Gandi Institut (SGI) menggelar seminar bertajuk ‘Urgensi Literasi Jurnalistik, Kewirausahaan, dan Digital di Era Disrupsi’ di SMK Swakarsa Ruteng, Kabupaten Manggarai, Senin (17/01/2022).
Saat seminar tersebut Direktur SGI Stefanus Gandi memberikan bantuan uang tunai untuk mendukung pengembangan Buletin Voice of Swakarsa (Vorsa) milik sekolah yang berlokasi di Jalan Jagu Rowang, Kelurahan Rowang, Kecamatan Langke Rembong itu.
Stefan mengatakan, pihaknya memberikan bantuan untuk mendukung pembinaan literasi di SMK Swakarsa Ruteng.
Menurut dia, di era industri 4.0 gerakan literasi sangat dibutuhkan. Sudah saatnya harus bisa beradaptasi dengan zaman yang semua serba digital, termasuk dalam membangun budaya literasi dasar.
Stefan menambahkan, gerakan literasi sekolah sangat penting agar siswa bisa memperkaya pengetahuan kosa kata.
Gerakan ini juga penting untuk meningkatkan kreativitas peserta didik dalam menulis dan menyusun kata-kata.
BACA JUGA: Siswa SMK Swakarsa Ruteng Diajak Siap Bersaing di Lapangan Kerja
“Para siswa bisa mengasah daya ingat melalui membaca dan meningkatkan kepekaan terhadap informasi yang muncul di media,” kata Stefan.
Terpisah, Pemimpin Redaksi Buletin Vorsa Siprianus Kantus mengatakan, bantuan dari Lembaga Literasi SGI tidak hanya berupa uang, tetapi juga edukasi literasi terhadap pengembangan Buletin Vorsa. Sehingga Buletin Vorsa memiliki karakter jurnalistik, kewirausahaan, dan terdapat unsur literasi digital.
“Saya kira bantuan ini cukup besar bagi kami, juga kehadiran mereka di sini tentu sangat bernilai bagi kami,” ucap Wakasek Humas SMK Swakarsa Ruteng itu.
Sebab itu, ia menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Lembaga SGI karena ada perhatian terhadap budaya literasi di SMK Swakarsa Ruteng.
Siprianus menjelaskan, Buletin Vorsa dikembangkan khusus untuk mendokumentasikan khusus tulisan-tulisan siswa dan para guru di sekolah itu.
Buletin Vorsa sendiri didirikan untuk mengembangkan literasi di sekolah. Sebelumnya, kata dia, pengembangan literasi ini hanya berupa majalah dinding (mading), namun belakangan tulisan-tulisan siswa dan para guru dimuat dalam Buletin Vorsa.
“Mading ini terkadang sudah ditempel lalu dirobek. Jadi, tidak bisa secara baik. Bagaimana pun tulisan anak-anak ini kan arsip peradaban,” katanya.
Penulis: Ardy Abba