Larantuka, Vox NTT- Stefanus Gandi Institut dan Perennial Institut menggelar seminar di Sekolah Tinggi Pastoral Reinha Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Rabu (26/01/2022).
Seminar bertajuk ‘Urgensi Literasi Jurnalistik, Kewirausahaan dan Digital di Era Disrupsi’ yang dimoderasi oleh Yosep Deka Keban ini tampak ramai karena diselingi suara merdu mahasiswi dengan diiringi musik gitar dari anggota band STP Reinha Larantuka.
Seminar yang merupakan bagian dari kirab literasi lintas Flores tersebut menghadirkan sejumlah narasumber. Mereka ialah; Direktur SG Institut Stefanus Gandi, Sekretaris Perennial Institut Dr. Mantovanny Tapung, Wartawan senior sekaligus asesor jurnalis nasional Emanuel Dewata Oja dan Dosen STP Reinha Larantuka Anselmus D. Alogase.
Situasi seminar yang menghadirkan gagasan-gagasan konstruktif dari para pemateri ternyata turut menyita perhatian serius para mahasiswa. Hal ini dibuktikan dengan mereka aktif bertanya dan menyampaikan pendapatnya.
Margaretha Maria Kewa, mahasiswi semester VIII STP Reinha Larantuka menilai kegiatan seminar tersebut sangat menyenangkan dan tentu saja bermanfaat.
“Kalau dari saya, kegiatan tadi sangat menyenangkan dan bermanfaat bagi mahasiswa-mahasiswi,” kata Ovi, demikian sapaan Margaretha Maria Kewa.
BACA JUGA: Stefanus Gandi Ajak Mahasiswa STP Reinha Larantuka Menjadi Katekis Merangkap Pengusaha
Disebut menyenangkan, lanjut dia, karena saat kegiatan berlangsung diselingi lagu-lagu yang cukup menghibur. Ditambah lagi, materi yang diberikan para pemateri sangat bermanfaat untuk mahasiswa.
“Di mana kami yang bakal calon guru dan katekis dapat berwirausaha untuk memenuhi kebutuhan hidup di samping pekerjaan tetap,” pungkas Ovi.
Dari materi kewirausahaan yang disampaikan Direktur SG Institut Stefanus Gandi menurut dia, bisa membuat orang sukses apabila dalam diri menanamkan tujuan dan etos kerja keras.
“Selain menjadi guru, kita juga bisa membuka usaha dan bisa membuka lapagan pekerjaan untuk orang lain. Dapat disimpulkan bahwa kita akan berhasil apabila ada kreativitas dan disiplin dengan waktu dan tenaga,” katanya.
Sebagai anak bangsa, Ovi pun berharap dengan materi tersebut juga bisa ikut membangun Indonesia menjadi lebih maju dengan kreativitas dalam literasi, berwirausaha, dan jurnalistik.
“Hanya sedikit disayangkan kalau pertemuan tadi hanya singkat, belum terlalu maksimal,” tandas Ovi.
Senada dengan Ovi, Maria Rosario Biti Tupen mahasiswi STP Reinha Larantuka yang lain juga mengaku seminar sangat menyenangkan dan bermakna baginya.
“Menurut saya kegiatan ini merupakan satu pengalaman yang menyenangkan dan bermakna bagi saya secara pribadi,” kata Santi, demikian sapaan Maria Rosario Biti Tupen.
Menurut mahasiswi semester VI itu, ada banyak ilmu yang ia dapatkan di balik seminar literasi jurnalistik dan kewirausahaan.
Santi menambahkan, tema seminar ‘Urgensi Literasi Jurnalistik, Kewirausahaan dan Digital di Era Disrupsi’ sangat relevan dengan kehidupannya sebagai mahasiswa.
“Hanya saja sayangnya waktu berdiskusinya sangat singkat dan terbatas,” imbuh dia.
Santi juga setuju dengan ide Direktur SG Stefanus Gandi yang menawarkan seorang katekis harus bisa merangkap sebagai pengusaha.
“Ide yang bagus bahwa katekis juga dapat berwirausaha sebagai kerja sampingan selain menjadi guru agama, penyuluh agama, maupun sebagai pegawai negeri, kita bisa mendapatkan penghasilan sampingan dengan berwirausaha,” tandas Santi.
“Apalagi untuk kami yang masih mahasiswa, dapat belajar untuk mandiri dan meringankan beban orangtua,” imbuh dia.
Menurut Santi, seseorang akan menjadi sukses apabila menanamkan tekat atau tujuan yang disertai dengan kerja keras.
“Kata-kata yang menarik dari bapak Stefanus Gandi S.Ab bahwa harus percaya diri dan pura-pura tahu meskipun tidak tahu, tetapi jangan sampai ketahuan bahwa kita sebenarnya tidak tahu, harus berprinsip bahwa bukan orang yang mempekerjakan saya tetapi saya yang mempekerjakan orang lain tentu saja sangat termotivasi,” terang Santi.
Sebagai seorang calon katekis di zaman yang semakin modern ini, Santi sendiri merasa terbantu dengan literasi digital.
Hal tersebut sebagai dasar dari pewartaan melalui digital agar bisa menanamkan nilai-nilai kristiani di tengah dunia yang kini sedang berada pada sebuah fenomena penurunan partisipasi dalam kehidupan iman.
Santi pun berharap ada waktu dan kesempatan untuk bertemu kembali dalam kegiatan seminar serupa. Berharap waktu seminar ditambahkan 2-3 hari.
Sehingga tidak hanya sebatas teori yang didapatkan, tetapi langsung mempraktikkan hal-hal yang sederhana terkait dengan wirausaha dan jurnalistik.
“Semoga Bapak Stefanus Gandi S.Ab, Bapak Emanuel Dewata Oja, Bapak Dr. Marianus M. Tapung, M.Pd sehat selalu. Bunda Reinha memberkati. Semoga semua diberikan kesehatan jiwa dan raga dan semakin sukses dalam berkarya,” harap Santi.
Penulis: Ardy Abba