Internasional, Vox NTT- Unit 731 tentara kekaisaran Jepang pada Perang Dunia II memiliki metode penyiksaan yang lain daripada yang lainnya.
Melansir History of Yesterday, mereka akan menahan lengan korbannya dan membekukannya dalam cuaca dingin hingga terserang radang dingin.
Kemudian, mereka akan menuangkan air panas dan melakukannya berulang-ulang hingga dagingnya rusak.
Meskipun tidak sering dibahas ketika menyoroti kekejaman Perang Dunia II, Jepang melakukan beberapa tindakan yang paling sadis dalam sejarah manusia.
Banyak ahli Perang Dunia II bahkan berpendapat bahwa mereka lebih brutal daripada Nazi.
Unit 731 adalah sekelompok ilmuwan Jepang yang melakukan eksperimen kebinatangan pada manusia.
Mereka melakukan operasi tanpa anestesi.
Di dalam laboratorium Unit 731 ribuan pria dan wanita China, Korea, dan Rusia terinfeksi penyakit seperti sifilis, kolera, dan wabah.
Organ mereka diambil untuk diperiksa sebelum mereka meninggal.
Selain itu, Jepang juga membantai tentara Tiongkok yang mencakup 20.000–80.000 wanitanya disetubuhi dalam Pemerkosaan Nanking.
Jerman memiliki SS tetapi Jepang memiliki seluruh tentara yang berkomitmen untuk ‘kejahatan.’
Seorang penulis Iris Chang bahkan menulis sebuah buku luar biasa berjudul “The Rape of Nanking: The Forgotten Holocaust of World War II.”
Berbeda dengan Jerman, yang kebanyakan memfokuskan kejahatan perang mereka pada sekelompok orang tertentu, Jepang tidak selektif.
Mereka membunuh siapa saja. Mereka tidak peduli apakah korbannya orang China, Putih, Rusia, Mongolia, Korea, India, atau Thailand.
Ini terutama karena gagasan “Ras Master Jepang.” Dari tingkat remaja, anak-anak diajari bahwa Kaisar Hirohito adalah Dewa.
Guru sekolah bahkan akan mempromosikan ultranasionalisme Jepang dan rasisme Tiongkok yang ekstrem. (*)
Sumber: Grid.Id