Oleh: Yohanes Mau
Misionaris SVD, kini tinggal di Zimbabwe-Afrika
“Where you go I will go, and where you lodge I will lodge; your people shall be my people, and your God my God; where you die I will die, and there will I buried. May the Lord do so to me and more also if event death parts me from you!” Ruth 1: 16-17. Ke mana engkau pergi ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya Tuhan menghukum aku, bahkan lebih lagi daripada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain daripada maut!”
Perpisahan di batas senja adalah hal yang paling menyedihkan. Tetes air mata basahi pipi melepas matahari sandar di ujung senja.
Kekasih hati yang selama ini selalu setia berlangkah bersama dalam suka dan duka hidup, kini telah pergi untuk selamanya.
Bahkan orang-orang kesayangan yang sangat dicintainya pun ditinggal pergi.
Hati yang begitu optimis dan yakin bahwa setelah ditinggal pergi oleh kekasih hati maka masih juga relah untuk meninggalkan tanah lahir, orangtua, dan sanak keluarga.
Pergi ke luar menuju tempat yang baru dan sangat asing. Dalam hati kecilnya sangat yakin bahwa konseskuansi ini terjadi hanya atas nama cinta.
Kekuatan cinta tak bisa dibendung oleh hubungan darah dan ikatan keluarga sekali pun. Atas dasar cinta pasti Tuhan akan berbelaskasih dan tak kan membiarkanmu asing di tempat yang baru.
Keluar dari realitas hidup nyata adalah situasi yang sangat menantang. Dikatakan demikian karena kenyamanan diri dengan orang-orang terkasih sering melekat dan menjadi sulit untuk menjangkau yang lain.
Di dalam situasi yang terasa sulit dan hampa kadang pikiran tak menentu. Keputusan bisa diambil dalam waktu yang tak menentu hanya demi bahagia sesaat.
Tidak pernah berpikir ke depan akan jalan hidup ini yang masih panjang.
Sebenarnya hidup tidak mesti kalah terhadap situasi dan selalu bergantung kepada orang-orang dekat yang selalu mencintai tanpa henti.
Namun hidup juga menyajikan aneka tawaran yang menantang. Relah tanggalkan kemapanan dan berjalan di dalam kehampaan untuk menjangkau mereka yang selama ini tak mengalami belaian kasih.
Ditinggalkan sendirian namun tak pernah merasa tertinggal. Dan di dalam lubuk hatinya yang terdalam semangat membara untuk meninggalkan yang sulit ditinggalkan, dan menjangkau mereka yang tertinggal agar tak mengalami kesendirian di dalam melakonkan hidup ini ke arah yang lebih baik.
Hati yang yakin akan suatu kebenaran yang menyelamatkan akan menghantar pribadi manusia kepada kebahagiaan.
Kebahagiaan adalah rindu terdalam dari setiap insan. Manusia mendambahkan bahagia dan melakonkan aneka sandiwara untuk memeluknya.
Tak semua manusia bahagia walaupun di dalam kesehariannya selalu diwarnai senyum dan tawa ria. Kadang senyum dan tawa ria itu membungkus luka.
Maka hal terbaik yang mesti dipegang teguh oleh manusia adalah masuklah dalam sunyi dan yakinkan hati bahwa keputusan yang diambil tidak mengecewakan.
Keputusan yang diambil menghantar kepada pintu bahagia. Keputusan itu tidaklah berujung di batas penyesalan tapi keputusan itu adalah bahagia yang menyelamatkan.
Meninggalkan tanah lahir, orang-orang kesayangan dan pergi ke suatu negeri yang baru itu menggoreskan sedih.
Namun di dalam lubuk hati yang terdalam merasa yakin bahwa ini adalah jalan menuju bahagia.
Setiap liku jalanan hidup itu dihadapi dengan aneka cara dan tips. Cara dan tips itulah menghantar menuju bahagia.
Kalau merasa yakin bersama tips itu akan menggapai bahagia maka berjalanlah dan lakonkanlah bahwa di setiap hembusan napas hidup Tuhan selalu berjalan bersama.
BelaskasihNya turun kepada orang-orang yang memiliki hatinya bersedia untuk mengambil bagian dalam misi kemanusiaan.
Aku akan mengikuti engkau ke mana pun engkau pergi. Ungkapan cinta setia kepada subjek yang dicinta hingga mati sekali pun.
Ini adalah ekpsresi cinta yang besar. Cinta yang relah meninggalkan kenyamanan diri untuk menjadi bagian dari misi kemanusiaan.
Sekali pun ia tertinggal dan meninggalkan segalanya yang sangat dicintai, namun satu hal yang membuat dia kuat dan tetap setia adalah cinta Tuhan.
Ia sungguh yakin bahwa meninggalkan yang sangat dicintai adalah kemerdekaan yang memerdekakan batin menuju bahagia sempurna.
Sudah bahagiakah anda ditinggalkan oleh orang-orang kesayanganmu dan sudah relahkah hatimu meninggalkan orang-orang kesayanganmu untuk pergi dan memasuki dunia baru dengan segala aneka tawarannya yang sama sekali baru?
Mari, masuklah di dalam sunyi yang terdalam dan temukan apa jawabnya.
Bahagia dan kebebasan hanya dapat dijumpai di dalam sunyi yang paling sunyi di tengah derasnya badai hidup.
Perpisahan itu sangat menyedihkan dan air mata hanyalah ekspresi lepas yang sulit dilepas.
Namun di balik melepas itu ada kelegahan batin. Pergi jelajahilah hati yang sedang gundah dan resah.
Percikan sejuk agar tetap teduh di tengah derasnya musim-musim panjang yang tak menentu ini.
Kalau langkah terasa berat dan tak berdaya lagi, berhentilah sejenak dan berbahasalah akan kasihNya.
Bahasa yang paling gampang dimengerti oleh semua manusia di dunia ini hanya satu saja yakni bahasa cinta.
Berbahasalah, karena Tuhan adalah teduhan hati yang siap dengar segala keluh kesahmu.