Jakarta, Vox NTT-Menurut studi dari Aplikasi ZOE COVID, sakit kepala adalah gejala paling banyak dilaporkan pasien Omicron, dibarengi sakit tenggorokan, nyeri-nyeri di badan, dan kelelahan.
Berbeda dengan gejala COVID-19 varian sebelumnya, pasien Omicron tidak banyak mengeluhkan demam dan kehilangan kemampuan mencium bau (anosmia).
“Pandangan umumnya adalah bahwa tubuh Anda mengalami reaksi peradangan saat melawan virus,” kata William Schaffner, M.D., spesialis penyakit menular dan profesor di Vanderbilt University School of Medicine, terkait penyebab maraknya sakit kepala pada pasien Omicron, dikutip dari Yahoo News, Selasa (22/2/2022).
“Sakit kepala dibarengi dengan kelelahan, demam, dan tanda-tanda lainnya adalah bagian dari kompleks gejala peradangan itu,” imbuhnya.
Kata dia, tak selalu karena Omicron, sakit kepala memang kondisi yang banyak dikeluhkan orang-orang setiap hari.
Membedakannya, sakit kepala akibat infeksi varian Omicron cenderung bersifat persisten, kerap kali dibarengi pilek, sakit, tenggorokan, dan kelelahan.
Begini penjelasan sakit kepala gejala Omicron dikutip dari Times of India
Pertama, cenderung bersifat sedang hingga parah; Intensitas sakit kepala tergantung pada pemicu. Sakit kepala ringan biasanya disebabkan tekanan kerja dan bisa parah jika dipicu kondisi migrain.
Pada kasus infeksi varian Omicron, sakit kepala sebagian besar sedang hingga parah. Rasanya seperti berdenyut, menekan atau menusuk, yang jarang terjadi pada kasus sakit kepala umum.
Kedua, bisa berlangsung berhari-hari
Selain itu, sakit kepala akibat infeksi varian Omicron bisa berlangsung selama tiga hari meski pasien telah meminum obat penghilang rasa sakit secara teratur.
Ketiga, terasa di seluruh area kepala, bukan hanya satu sisi kanan atau kiri
Pada banyak kasus, sakit kepala hanya terasa di satu sisi kanan atau kiri, atau pada bagian tengah kepala. Daerah sakit kepala disebabkan pemicu dan penyebab sakit kepala.
Namun pada kasus infeksi varian Omicron, rasa sakit kepala dirasakan di kedua sisi kepala. Seluruh bagian kepala mungkin terasa tegang dan sakit.
Keempat, Semakin parah pada pengidap infeksi sinus. Menurut para ahli, sakit kepala akibat infeksi varian Omicron bisa menjadi reaksi peradangan tubuh saat melawan virus. Saat virus berkembang km biak di sistem pernapasan, virus juga memengaruhi sinus yang menyebabkan peradangan.
Hal yang sama terjadi pada varian Omicron. Sakit kepala biasanya terjadi dengan peradangan pada sinus. Jika pasien menderita masalah infeksi sinus, sakit kepala bisa lebih parah.
Sumber: detik.health