Ruteng, Vox NTT- Stefanus Gandi Institut (SGI) memberikan bantuan pupuk organik untuk 17 kelompok tani dari Desa Bangka Lao dan Pong Lao, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai.
Pupuk organik hasil produksi PT Best tersebut diserahkan di Dusun Wari, Desa Bangka Lao, Kecamatan Ruteng, Sabtu (26/02/2022).
“12 boks sudah dibagikan tadi dan akan nyusul 14 boks,” kata Bento Papur, utusan dari SGI, Sabtu malam.
Tidak hanya membagikan pupuk secara gratis, SGI juga menggelar sosialisasi manfaat penggunaan pupuk organik kepada 51 orang yang merupakan utusan dari 17 kelompok tani tersebut.
Dalam kegiatan tersebut SGI menggandeng PT Best, produsen eco farming atau pupuk berbahan organik super aktif. Sosialisasi menghadirkan narasumber utusan dari PT Best dan tiga orang utusan SGI masing-masing Hendrik Harum, Bento Papur, dan Cen Bos.
Bento mengatakan, lembaganya turut merasakan kegetiran para petani selama ini terutama dalam menghadapi kelangkaan pupuk kimia.
Itu sebabnya, sebagai lembaga yang peduli kehidupan sosial, SGI menggandeng PT Best produsen pupuk eco farming hadir membantu memberikan solusi dengan menjelaskan manfaat dan cara penggunaan pupuk organik.
“Kegiatan ini didahului dengan presentasi dari agen pupuk PT Best, juga dihadiri oleh Kepala Desa Pong Lao dan Pjs. Desa Bangka Loa. Kedua pemimpin desa tersebut menyampaikan ucapan terima kasih kepada Direktur SGI atas gagasan dan kepeduliannya kepada petani di wilayah desa mereka. Dan semoga perhatian seperti ini berkelanjutan ke depannya,” kata Bento.
Terpisah, Kepala Desa Pong Lao Inovensius Abin mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari gerakan kemanusiaan dengan kemasan sosialisasi pupuk organik eco farming, serta memperkenalkan SGI kepada peserta yang hadir.
“Saya melihat, peserta sangat antusias baik terhadap eco farming maupun terhadap SGI-nya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masukkan dan bahkan permintaan kepada bapak Stefanus Gandi selaku Direktur utama SGI,” kata Ino yang juga hadir dalam kegiatan sosialisasi tersebut.
Ia pun berpesan agar SGI tetap menjadi mitra, motivator dan sumber inspirasi bagi masyarakat dari semua kalangan.
“Kesan saya SGI luar biasa. Saya baru bertemu Pa Stefan selaku direktur SGI, orangnya luar biasa, mandiri dan bermasyarakat. Karya dan kegiatannya sungguh mengagumkan dan inspiratif,” katanya.
Ino juga beharap suatu saat SGI bisa melaksanakan kegiatan kemanusiaan yang sama di desanya.
Sementara itu, Anus Juandi salah satu Ketua Kelompok Tani yang hadir mengaku bangga dan berterima kasih kepada lembaga SGI yang mau dan merelakan waktunya untuk duduk bersama mereka.
Itu terutama dalam rangka mencari solusi atas kelangkaan pupuk yang dialami petani. Semua petani menurut dia, siap bekerja namun terbelit dengan persoalan kelangkaan pupuk dan kapasitas pengetahuan dalam mengolah lahan pertanian.
“Karena itu harapan hidup kami, tetapi ketika pupuk yang menjadi harapan kami tidak ada maka hidup kami hancur,” kata Anus.
Anus juga berharap agar SGI bisa membuat jadwal kunjungan kerja kepada semua kelompok tani di Mangggarai.
Ia yakin semua petani akan bahagia bila berdiskusi tentang pertanian. Petani, kata dia, membutuhkan pengetahuan dan solusi dari masalah-masalah yang dihadapi.
“Salam kami untuk pimpinan lembaga ini semoga diberkati di dalam hidupnya,” ucap Anus.
Sekilas tentang SGI
Utusan dari SGI yang lain Cen Bos menjelaskan, sekitar 85% masyarakat Kabupaten Manggarai hidup bersandar pada sektor pertanian.
Sayangnya, pertumbuhan dan peningkatan mutu serta produktivitas di sektor pertanian setiap tahun malah menurun.
“Dibanding potensi dalam deret ukur kualitas tanah, perluasan lahan dan metode pertanian di era pertanian modern saat ini,” jelas Cen.
Ia menjelaskan, SGI merupakan lembaga kajian dan pengembangan sosial ekonomi, pendampingan, pemberdayaan masyarakat petani dan ekonomi lemah memiliki kewajiban moral secara kelembagaan untuk terus melakukan kegiatan peduli kemanusiaan.
SGI sendiri memiliki motto“Menjadi Berguna bagi Sesama dan Orang Lain”.
Motto ini bisa dimaknai bahwa“hidup tidak sampai pada batas selesai dengan urusan diri sendiri, namun menyelesaikan soal dalam sebuah kebersamaan menjadi sebuah tujuan dan konsekuensi makhluk sosial, dalam rangka menuju masyarakat yang sehat, sentosa, adil, dan makmur”.
“Merubah pencuri supaya tidak ada yang kecurian, merubah pengangguran supaya tidak ada yang tidak produktif. Berkaitan dengan motto SGI maka secara kontekstual SGI bercita-cita meningkatkan pendapatan para petani (pertumbuhan ekonomi) yang berdampak pada perbaikan dan perubahan taraf hidup dalam berbagai aspek kehidupan manusia Manggarai,” jelas Cen.
Penulis: Ardy Abba