Borong, Vox NTT- Robert Kantur, Kepala Desa Rondo Woing, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur, menampik pengerjaan proyek tembok penahanan tanah (TPT) di Dusun Pupung asal jadi.
Menurut dia, proyek TPT jebol bukan karena kualitas rendah, namun dipicu oleh faktor alam.
“Faktor utama jebolnya TPT tersebut karena curah hujan yang cukup tinggi dan kami tetap lakukan perbaikan lagi,” jelas Kades Robert kepada awak media, Senin (21/03/2022).
Di balik ambruknya proyek TPT tersebut, Robert menyatakan akan bertanggung jawab untuk melakukan perbaikan.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, proyek TPT di Dusun Pupung sudah tiga kali diperbaiki.
Meski demikian, proyek TPT tersebut tetap ambruk. Padahal, TPT sepanjang 70-an meter itu dikabarkan sudah menelan anggaran Rp366 juta dari Dana Desa (DD) Rondo Woing tahun 2021.
BACA JUGA: Tiga Kali Diperbaiki Tetap Ambruk, Proyek TPT di Desa Rondo Woing Dikerjakan Asal Jadi?
Hendrikus Gampur, Ketua Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Rondo Woing mengaku kecewa terhadap kualitas proyek TPT di desanya itu.
“Proyek TPT ini baru saja selesai diperbaik namun kini sudah roboh kembali karena minimnya kualitas campuran material semen dan pasir tidak seimbang,” katanya kepada awak media, Senin (21/03/2022).
Tidak hanya kecewa, Hendrik bahkan menyebut TPT tersebut merupakan proyek siluman. Ia beralasan proyek tidak ada sosialisasi sebelumnya, meski memang ia ditunjuk oleh Kepala Desa Rondo Woing sebagai Ketua TPK.
“Bahkan berapa besaran anggarannya dan sumber proyek ini kami tidak pernah tahu. Karena tidak adanya papan informasi di lokasi proyek maupun di kantor desa,” ujar Hendrik.
Hendrik menuturkan, pada saat pelaksanaan proyek, dirinya sempat meminta Kepala Desa Rondo Woing Robertus Kantur untuk menghentikan pekerjaan.
Hal itu lantaran Hendrik menemukan tukang yang tidak menggali fondasi dasar TPT.
“Saya pernah tegur tukang dan minta untuk stop kerja, karena melihat mereka gali fondasi tidak seperti idealnya fondasi proyek TPT. Pada saat itu juga tukang sempat adu mulut dengan saya karena mungkin mereka tidak tahu bahwa saya merupakan TPK di Desa Rondo Woing ini,” jelasnya.
Hendrik pun meminta Inspektorat Kabupaten Manggarai Timur untuk mengevaluasi penggunaan Dana Desa Rondo Woing.
Dia berharap Dana Desa Rondo Woing harus tepat sasaran yang tentu saja sesuai dengan harapan masyarakat setempat.
Hal senada disampaikan Valerius Danggur, Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Rondo Woing.
Valerius menilai pekerja proyek TPT lebih mengutamakan keuntungan daripada kualitas. Pasalnya, belum sebulan selesai perbaikan tahap pertama karena masalah yang sama, kini kondisi TPT itu sudah kembali ambruk.
Belum lagi, kerusakan sekitar 13-15 meter berulang kali terjadi. Kondisi ini menurut dia, sudah pasti merugikan dana desa setempat.
“Saya yakin pekerjaan sudah tidak sesuai RAB dan tukangnya belum paham soal gambar karena TPT ini sempat ambruk dan diperbaiki namun kini sudah runtuh lagi,” tegasnya.
Penulis: Yunt Tegu
Editor: Ardy Abba