Labuan Bajo, Vox NTT- Inocentius Peni, anggota DPRD Manggarai Barat (Mabar) mempertanyakan tindak lanjut dari janji kampanye Bupati dan Wakil Bupati Edistasius Endi dan Yulianus Weng (Edi-Weng) terkait pertanian berbasis zonasi.
Ino menilai, pembangunan pertanian berbasis zonasi ala Edi-Weng masih sebatas jargon.
“Kira-kira bagaimana implementasi dari pembangunan pertanian berbasis zonasi yang ada sekarang ini, jadi itu masih sebatas jargon dan sampai sekarang masih belum kelihatan apa yang dilakukan secara masif untuk menunjukkan oh ini dia yang namanya pembangunan pertanian berbasis zonasi,” ujar Ino kepada VoxNtt.com, Kamis (24/03/2022).
Ino mengingatkan kepada Pemerintahan Edi-Weng bahwa
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terbesar Manggarai Barat dari sektor pertanian.
Karena itu, Pemerintahan Edi-Weng tidak boleh melupakan sektor pertanian yang merupakan basis.
“Karena itu mestinya keberpihakan pada pembangunan pertanian mesti diperkuat. Dan kita dulu berharap banyak pada Pemerintahan Edi-Weng dengan pertanian berbasis zonasi ini,” tegas Ketua Komisi III DPRD Mabar itu.
Ino menambahkan, saat ini masyarakat Manggarai Barat masih menunggu soal pemetaan wilayah pertanian berbasis zonasi.
“Kita sekarang ini menunggu hasil pemetaan mereka (pemerintah), komoditi mana basisnya ada di mana. Sampai sekarang kita belum tahu, bagaimana kita mengusulkan misalnya saya mengusulkan kepada pemerintah bahwa tolong pengadaan benih ini, benih itu sementara kita belum tahu berdasarkan hasil pemetaan mereka ini bagaimana. Ini kan kita masih tunggu,” tutup Ino
Sementara itu, VoxNtt.com mencatat dalam kampanye, Edi-Weng melihat, berdasarkan statistik, 79% warga Manggarai Barat (Mabar) bergantung pada sektor pertanian, perkebunan dan peternakan.
Jika dilihat dari potensi pertanian dan perkebunan di Mabar sebenarnya sangat kaya dan menjanjikan.
“Sawah di Lembor dan Terang semestinya membuat petani kita kaya. Potensi sawah dua daerah itu mestinya cukup menopang pariwisata dan ekspor sehingga petani makmur. Tetapi, itu gagal diberdayakan. Begitupun pertanian dan perkebunan di Kuwus yang sangat potensial,” ungkap Edistasius Endi kepada VoxNtt.com, Selasa (03/11/2020) lalu.
BACA JUGA: Dukung Pariwisata Premium, Edi-Weng Dorong Pertanian Berbasis Zonasi
Untuk itu, kata Edi-sapaan Edistasius, pihaknya ingin melakukan sistem zonasi pertanian agar memudahkan identifikasi potensi setiap desa dan kampung.
“Terang dan Lembor akan menjadi zonasi sawah dengan peningkatan alat-alat pertanian, air dan embung,” jelasnya.
Selanjutnya kata Edi, untuk di Kuwus, paket Edi-Weng akan mengembangkan perkebunan.
“Khusus untuk aren di Kuwus dan Macang Pacar kita akan bikin kluster agar menjadi besar. Edi-weng akan menyediakan mesin pengolah aren menjadi gula aren yang bisa dijual di pusat pariwisata di Labuan Bajo,” tegasnya.
Dia juga akan mengupayakan sertifikasi legal gula aren agar menjadi brand gula lokal yang menjanjikan.
Untuk di Mbeliling dan sebagian wilayah di Lembor jelasnya, paket Edi-Weng akan membentuk zonasi hortikultra, sayur dan buah-buahan agar bisa memasok ke sektor pariwisata.
“Bibit-bibit berupa durian dan produk-produk hortikultura kami akan sediakan dengan memungut dana CSR (Corporate Social Responsibility) dari investor-investor pariwisata,” tandasnya.
Edi menambahkan, dengan sistem zonasi ini, Edi-Weng optimistis PDRB Mabar dari sektor pertanian, perkebunan dan peternakan akan mencapai Rp200 miliar per tahun.
“Kita berharap petani menjadi berjaya di atas tanah Mabar. Mabar Bangkit dan Mantap,” tambahnya.
Penulis: Sello Jome
Editor: Ardy Abba