Maumere, Vox NTT- Ketua Dewan Pembina Lembaga Keadilan dan Perdamaian (PADMA) Indonesia, Gabriel Goa, mempertanyakan motif sekelompok orang yang ingin membubarkan Tim Relawan untuk Kemanusian-Flores (TRUK-F) di Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
“Aksi sekelompok masyarakat yang dipimpin Paul Pa,u yang meminta TRUK-F dibubarkan patut dipertanyakan legal standing dan motifnya apa?” tanya Gabriel dalam rilis yang diterima VoxNtt.com, Jumat (25/03/2022).
Ia menyampaikan hal tersebut menyusul adanya aksi sekelompok orang di bawah pimpinan Paul Pa,u yang meminta Uskup Maumere Mgr. Edwaldus Martinus Sedu, Pr untuk membubarkan TRUK-FTRUK-F pada Kamis (24/03/2022) sore.
Tidak hanya itu, Gabriel bahkan menilai upaya pengaduan TRUK-F kepada Uskup Maumere salah kaprah.
“Paul salah kaprah mengadu soal TRUK-F kepada Bapa Uskup Maumere,” ujar Gabriel.
Ia pun kembali mempertanyakan legal standing dan motivasi di balik aksi sekelompok masyarakat yang meminta TRUK-F dibubarkan. Apalagi jika Uskup Maumere merespons aksi sekelompok orang tersebut dengan membubarkan TRUK-F.
BACA JUGA: TRUK-F Diadukan ke Uskup Maumere Dinilai Salah Kaprah
“Saudara Paul dan kawan-kawan salah arah dan motifnya untuk aksi semakin terang benderang. Paul seharusnya memahami posisi hukumnya mewakili lembaga hukum apa?” tukas Gabriel.
“Patut dipersoalkan Paul dan kawan-kawan melakukan unjuk rasa apakah ada pemberitahuan resmi kepada Polres Sikka karena tidak kelihatan batang hidup aparat kepolisian?” imbuh dia.
Sebenarnya, Gabriel sendiri mendukung Paul dan kawan-kawannya jika melakukan aksi pemberantasan korupsi dan human trafficking di Maumere.
Aksi tersebut tentu saja bertujuan untuk mendesak Kapolres Sikka, Kajari Sikka dan Ketua Pengadilan Maumere untuk menangkap dan memproses hukum pelaku dan aktor intelektual di balik kasus korupsi dan human trafficking.
Gabriel juga mengaku sangat mendukung Paul dan kawan-kawannya bekerja sama dengan TRUK-F dan Jaringan Anti-Perdagangan Orang untuk mendesak Kapolri segera menangkap dan memproses hukum pelaku dan aktor intelektual di balik dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) terhadap 17 anak asal Jawa Barat.
BACA JUGA: Usut Kasus 17 Anak Korban TPPO, TRUK Datangi Mabes Polri dan Komisi III DPR RI
Sebagai dilaporkan Faktahukumntt.com, sekelompok masyarakat mendatangi Istana Keuskupan Maumere, Kamis (24/03/2022), sekitar pukul 17.00 Wita.
Sekelompok orang di bawah pimpinan Paul Pa,u tersebut datang sambil membawa pamflet bertuliskan “Bubarkan Truk-F”.
Sayangnya, mereka tidak berhasil bertemu Uskup Maumere Mgr. Edwaldus Martinus Sedu, Pr. Sebab, Uskup dikabarkan sedang sibuk saat mereka datang.
Paul sendiri mengaku sengaja datang untuk berdiskusi dengan Uskup Maumere terkait sejumlah persoalan yang ditangani lembaga TRUK-F Maumere, yang dinilainya selalu bermuara di pengadilan. Akibatnya, tentu saja menimbulkan persoalan baru.
“Bagi kita penyelesaian masalah secara hukum positif akan menimbulkan persoalan baru karena tidak ada jaminan kepastian terhadap korban-korban ini, korban kekerasan seksual terhadap anak, dan perempuan,” tandasnya.
Sebab itu, ia berharap Uskup Maumere bisa mengevaluasi kembali manajemen TRUK-F yang sedang berjalan.
Pihaknya tetap mendukung keberadaan TRUK-F dengan reformasi yang lebih baru, lebih energik dan sasaran pendampingan yang lebih jelas terhadap remaja dan ibu rumah tangga.
“Itu ada pencerahan, pendidikan, pemberdayaan dan penguatan ekonomi dan kapasitas agar tidak semua soal harus berakhir di jeruji, harus diselesaikan di pengadilan,” imbuh Paul.
Paul menegaskan, membubarkan TFUK-F adalah tuntutan yang ekstrem yang terakhir.
“Kita tidak bisa tuntut yang muluk-muluk, kita tuntut yang lebih ekstrem jika membenahi pun sulit ya bubarkan baru bentuk baru,” tegasnya.
“Bahwa harus ada lembaga pengontrol wajib, dan kita perlu ada lembaga-lembaga masyarakat untuk mengontrol persoalan-persoalan sosial kemasyarakatan itu penting, tetapi tidak dijadikan ajang untuk kita mendapatkan satu dan lain hal,” tambah dia.
Ia pun berharap agar lembaga TRUK-F harus lebih persuasif dan fokus pada pencegahan.
Terpisah, Sekretaris Keuskupan Maumere RD. Epi Rimo berjanji akan mengagendakan waktu agar Paul Pa, u dan kawan-kawan bisa bertemu dengan Uskup Maumere.
“Saat ini Yang Mulia Bapak Uskup Maumere ada rapat persiapan untuk misa pembukaan Sinode hari Jumat 25 Maret 2022, sehingga nanti kita agendakan waktu untuk teman-teman bisa bertemu dan berdiskusi dengan Yang Mulia,”katanya.
Penulis: Ardy Abba