Mbay, Vox NTT- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI terus melakukan kegiatan pertunjukan rakyat virtual di sejumlah wilayah kabupaten yang ada di NTT dalam rangka mendorong Indonesia go digital.
Pada Kamis (07/04/2022), Kemkominfo RI menggelar pertunjukan secara hybrid di Kantor Bupati Nagekeo.
Dalam kesempatan penyampaian sambutan, Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do menyampaikan bahwa sudah saatnya kecakapan digital dikuasai oleh masyarakat Indonesia dan Nagekeo khususnya. Hal ini agar bisa bersaing di level Asean maupun Dunia.
Selain itu, literasi digital juga mengantar pada sebuah kesempatan bagi masyarakat Nagekeo untuk menunjukan kepada dunia tentang apa dan siapa Nagekeo, bagaimana budaya dan produk yang ada di dalamnya.
“Kita berharap bahwa kita mendapat kesempatan ke depan untuk mengembangkan diri dalam memperkenalkan Kabupaten Nagekeo, memperkenalkan budayanya, produk-produk UMKM-nya agar bisa bersaing dalam dunia pariwisata yang sedang berkembang di Indonesia, di Bali Nusa Tenggara dan Nusa Tenggara Timur, serta Lebih khusus lagi Flores – Lembata,” ujar Bupati Johanes.
Ia kemudian mengajak masyarakat Nagekeo untuk terus mempersiapkan dan mengembangkan diri dalam menyambut era digitalisasi yang ada serta bisa mewartakan kepada semua orang tentang urgensi peralihan ke TV digital.
“Agar kita siap menggunakan sarana teknologi informasi dan komunikasi yang tersedia ini untuk memperkenalkan segala yang ada di Nagekeo. Dan, pada saatnya kita dapat mewujudkan Nagekeo The Hart of Flores,” katanya.
Mengakhiri sambutannya, Bupati Johanes berharap agar Kabupaten Nagekeo bisa menjadi kabupaten maju dan semua warga bisa memanfaatkan dengan sangat bijak kemajuan digital serta bisa menyukseskan migrasi TV Analog ke TV Digital.
Sementara itu, Kadis Kominfo Kabupaten Nagekeo, Dona Andreas Korsini dalam pemaparannya menjelaskan tentang apa dan seperti apa TV analog serta ragam manfaat yang dipetik dari migrasi itu.
Menurutnya, Tv Digital adalah siaran Tv yang ditangkap dengan UHF (ultra high frequency), bukan streaming internet serta bukan juga televisi berlangganan yang menggunakan satelit atau pun kabel. Siarannya Gratis, tidak perlu kuota internet atau biaya langganan.
Ia menjelaskan bahwa suatu keharusan untuk migrasi ke TV digital karena hampir lebih dari 85% wilayah dunia sudah mulai mengimplementasikan tv digital atau analog switch Off (OSA).
“Misalnya, USA sudah switch Off sejak 2009, Vietnam pada 2020, sementara Indonesia pada 30 April nanti pada wilayah tertentu di bagian barat akan switch Off. Dan, seluruh Indonesia akan Total Analog Switch Off (ASO) pada bulan November 2022,” jelasnya.
Lalu, pengoperasian teknologi analog semakin mahal dan secara bertahap menjadi usang. Dan Indonesia sendiri, 10 tahun sudah memulai program migrasi ke TV digital sejak tahun 2003.
Kemudian besarnya potensi keuntungan yang hilang dan potensi kerugian yang timbul bagi masyarakat dan negara jika tidak melaksanakan migrasi ke teknologi digital.
Kadis Ande juga menekankan keuntungan penyiaran digital, di antaranya bagi konsumen yaitu kualitas gambar dan suara lebih baik, pilihan program siaran lebih banyak. Kemudian, bagi lembaga penyiaran bisa mengefisiensi infrastruktur (75%) dan biaya operasional. Serta, mendukung teknologi ramah lingkungan.
Tak hanya itu, keuntungan lainnya ialah bagi industri kreatif dapat menumbuhkan industri konten nasional dan lokal. Dan, kesempatan bagi industri nasional untuk memproduksi Set Top Box. Sementara bagi pemerintah sendiri, kehadiran teknologi digital dapat mengefisiensi spektrum radio dan potensi PNBP dari digital deviden serta peningkatan pertumbuhan ekonomi dari broadband.
Terpisah, Muhamad Reza, anggota komisioner KPI Pusat lebih menekankan pada ruang lingkup penyiaran yang terbagi menjadi dua hal, yaitu radio dan televisi. Keduanya bergerak lintas entitas, jadi lembaga penyiaran publik dan swasta.
Peran KPI pada pengawasan konten lanjut Reza yaitu dalam memelihara tatanan informasi nasional yang adil, merata dan seimbang. Kemudian menampung, meneliti dan menindaklanjuti aduan, sanggahan serta kritik dan apresiasi masyarakat terhadap penyelenggaraan penyiaran. Lalu, melakukan pengembangan sumber daya manusia yang menjamin profesionalitas di bidang penyiaran.
“Kabar gembiranya bahwa Tv digital memiliki Konten Khusus Siaran Digital antara lain penonton FTA yang akan merasakan dampak migrasi, sosialisasi terus menerus lembaga penyiaran ke audiens. Serta, tayangan FTA Piala Dunia 2022 Qatar dan Piala Dunia U-20 di Indonesia 2023,” jelasnya.
Hal senada juga disampaikan Selvianto Mana Tappi, praktisi media di Nagekeo. Menurutnya, TV digital bukan TV dengan parabola.
Ia menjelaskan bahwa pada siaran TV digital satu saluran bisa kita nikmati dengan banyak tayangan.
“Karenanya, keberadaan TV Digital juga memungkinkan untuk menumbuhkan lembaga penyiaran TV lokal serta tayangan FTA,” tutup Selvianto.
Penulis: Igen Padur