Labuan Bajo, Vox NTT- Direktur Stefanus Gandi Institut, Stefanus Gandi, hadir sebagai salah satu narasumber dalam dialog kebangsaan yang berlangsung di Aula Setda Manggarai Barat, Sabtu (09/04/2022).
Dialog tersebut mengusung tema “Bersama Menangkal Intoleran, Radikalisme dan Terorisme”.
Stefanus mengatakan, dialog kebangsaan tersebut sangat penting untuk mencegah penyebaran radikalisme.
Dialog kebangsaan dapat menjadi cara untuk mendekatkan diri kepada masyarakat.
Lewat dialog dengan para tokoh masyarakat dan pemuka agama tentu saja bisa mencegah penyebaran paham radikalisme yang berujung pada terancamnya keberagaman Indonesia dan terpecahnya generasi bangsa.
“Saya kira tugas kita sebagai generasi penerus untuk terus melakukan dialog, untuk menangkal penyebaran paham radikalisme dan terorisme,” jelas Stefanus kepada sejumlah awak media usai membawakan materi.
Menurut dia, dialog kebangsaan tentu saja bertujuan untuk menjaga kerukunan dan mempertahankan hidup harmonis dalam keberagaman.
Hal ini harus terus dilakukan oleh seluruh bangsa Indonesia sambari terus gencar menebar nilai-nilai kebaikan.
Hal senada disampaikan Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi. Dalam sambutannya saat dialog tersebut, Bupati Edi menjelaskan, bangsa atau daerah yang maju tentu saja tidak terlepas dari jaminan keamanan, ketertiban, ketenteraman, serta penegakan hukum.
“Semua kita tentu mendambakan daerah kita aman tertib dan damai, tanpa ada rasa saling curiga. Dengan begitu kita sedang membangun kekuatan bersama,” jelasnya.
Menurut dia, semua pihak harus mencegah berbagai bentuk gangguan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar.
Dikatakan, saat ini bangsa Indonesia sedang diperhadapkan dengan berbagai isu yang mengganggu stabilitas keamanan nasional hingga daerah. Ada isu separatis, terorisme, intoleran maupun radikalisme.
“Belum lagi isu-isu lain. Semuanya itu sangat mudah tersebar di tengah masyarakat melalui media sosial,” kata Bupati Edi.
Menurut dia, radikalisme, intoleran, dan terorisme mengancam orang-orang yang mudah dipengaruhi dengan memainkan jalur ekonomi.
“Fakta, masyarakat dari berbagai strata telah menjadi korban. Biasanya, banyak aksi kekerasan seperti bom bunuh diri, perampokan, pembunuhan, saling memusuhi sesama anak bangsa karena berbeda keyakinan. Ada banyak kelompok yang menganggap paling suci dan paling benar,” ungkap Bupati yang berpasangan dengan dr. Yulianus Weng itu.
Ia menegaskan, radikalisme dan terorisme merupakan ancaman paling serius bagi semua pihak. Bukan saja masyarakat kelas ekonomi menengah, yang tidak berpendidikan, para generasi muda, tetapi juga untuk semua kalangan.
“Menghadapi kondisi ini harus punya komitmen bahwa bangsa yang besar ini harus tetap berdiri. Sebab cita-cita luhur dan pendiri bangsa ini ingin mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera,” ujar Bupati Edi. [*]