Borong, Vox NTT- Proyek tambal (patching) pada ruas jalan Lintas Flores, dari perbatasan Manggarai Timur hingga ke Manggarai dikeluhkan warga.
Proyek tahun 2021 dengan anggaran sebear Rp12.454.935.000,00 milik Kementerian PUPR itu dikerjakan PT Floresco Aneka Indah.
Warga menduga proyek aspal tersebut diduga asal kerja karena sudah rusak di beberapa titik.
Salah satu pengendara travel Ruteng-Borong yang enggan namanya dimediakan menyoroti buruknya kualitas pekerjaan yang diduga asal jadi tersebut.
“Konsultan pengawas mestinya memperhatikan betul selama proses pengerjaan. Saya menilai konsultan pengawas datang di lokasi hanya menonton saja bukan untuk mengawasi,” katanya kepada VoxNtt.com, Rabu (20/04/2022).
Menurut dia, pengerjaan tambal sulam yang cepat rusak disebabkan lemahnya pengawasan dari konsultan pengawas lapangan.
“Saya menilai pengawasan terhadap proyek tidak begitu ketat sehingga hasilnya buruk seperti ini. Pengawasan mestinya melihat kira-kira apa saja yang salah secara teknis, sehingga langsung diperbaiki,” kata sumber itu.
Ia juga menilai dana pekerjaan patching hotmiks tersebut lebih banyak masuk ke kantong pribadi kontraktor, sehingga mengabaikan kualitas.
“Baru sebulan dikerjakan sudah rusak. Seharusnya bisa digunakan untuk jangka panjang. Saya menduga banyak dana masuk ke kantong kontraktor sehingga mengabaikan kualitas proyek,” jelasnya.
Terlihat jelas, lanjut dia, penumpukan material hasil pecahan aspal yang dibuang di pinggir jalan. Semestinya, kata dia, pecahan aspal dibuang pada tempat yang aman agar tidak menggangu lingkungan.
Ia pun meminta PT Floresco Aneka Indah segera memperbaiki karena masih dalam pelaksanaan pengerjaan.
“Saya minta untuk segera perbaiki karena jalur Borong-Ruteng rawan kecelakaan, lantaran badan jalan yang sudah digali tidak langsung diperbaiki,” harapnya.
Penulis: Yunt Tegu
Editor: Ardy Abba