Borong, Vox NTT- Lembaga Stefanus Gandi Institut (SGI) turut mensponsori kegiatan Dialog Lembah Colol (DLC) yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Kartini pada 21 April 2022.
Selain SGI, kegiatan yang mengangkat tema “Pariwisata Desa Manggarai Timur: Hari Ini, Esok dan Masa depan” ini juga turut disponsori oleh Koperasi Abdi Manggarai Timur dan Bank NTT Cabang Borong. Kegiatan yang berlangsung di Aula Paroki Colol, Desa Ulu Wae, Kecamatan Lamba Leda Timur itu langsung dibuka oleh Sekda Manggarai Timur Boni Hasudungan Siregar.
Kegiatan DLC menghadirkan beberapa pembicara antara lain Ketua DPRD Matim Heremias Dupa, Kepala Dinas Pariwisata Matim Albert Rangkak, Tokoh perempuan yang juga Wakil Ketua DPRD Manggarai Simprosa Rianasari Gandut, Pemerhati kebijakan pembangunan desa Yergo Gorman, dan Pramuwisata Eduardus Geovani Betas.
Wakil Ketua DPRD Manggarai Simprosa Rianasari Gandut dalam materinya menegaskan, tanpa perempuan, kaum laki-laki tidak ada apa-apanya. Budaya patrilineal di wilayah Manggarai Raya khususnya, NTT pada umumnya membelenggu kebebasan perempuan agar tidak tampil di muka umum, melainkan tampil di garda belakang.
Namun, sebaliknya, garda belakang pasti menghidupkan kaum laki-laki yang selalu tampil di muka umum.
Menurut Osi Gandut, penampilan kaum laki-laki di muka umum tanpa penopang dari kaum perempuan tidak ada apa-apanya. Bahkan agak kaku kalau tidak ada dukungan dari kaum perempuan.
“Saya ingin bertanya kepada kaum laki-laki di ruangan ini, benar tidak kehidupan kaum laki-laki tidak ada apa-apanya, serempak kaum laki-laki menjawab benar,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Osi Gandut juga meminta Pemerintah Kabupaten Matim memprioritaskan untuk melakukan pemberdayaan perempuan atau kartini-kartini di kawasan Ekowisata Colol.
Branding di kawasan ekowisata Colol adalah kopi. Yang memanen Kopi di Colol adalah kaum perempuan.
Kadang-kadang peran penting dari kaum perempuan disepelekan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan itu.
Kaum perempuan itu bekerja dalam diam, melayani kaum laki- laki lebih dari 24 jam dalam sehari.
“Perempuan itu bangun lebih awal di pagi awal sebelum ayam berkokok, menyiapkan segala sesuatu, melayani suami, anak-anak dan kemudian merawat dirinya bahkan tidur paling terakhir. Sampai seisi rumah tidur lebih awal, baru perempuan tidur. Semua dikerjakan kaum perempuan dalam lingkungan domestik. Hanya sedihnya kaum perempuan selalu disisihkan dalam berbagai aktivitas sosial, politik dan lain sebagainya,” jelasnya.
Osi Gandut pun mengisahkan pada Rabu (20/4/2022) sore, ia mengunjungi air terjun Wae Cunca Radi Ntangis bersama Sekretaris Daerah Matim Boni Hasudungan.
Di sana, ia berjumpa dengan seorang ibu di pondoknya yang sedang selesai memanen kopi. Ibu itu menurut dia, selalu bekerja sepenuh hati untuk menghidupkan keluarga dan merawat alam dengan penuh ramah.
“Saya minta Perempuan Colol diberdayakan untuk merawat, menjaga kuliner warisan leluhur Manggarai Raya,” imbuh politisi Golkar itu.
Osi Gandut mengatakan, perempuan juga memiliki peran penting dalam pariwisata. Ada banyak perempuan menjadi pelaku pariwisata dan pemandu wisata.
Untuk itu perempuan diberi ruang dan kesempatan untuk berkarya setara dengan kaum laki-laki.
Kartini-Kartini di kampung-kampung di Manggarai Raya diberikan pemberdayaan yang maksimal dengan berbagai pelatihan-pelatihan dan pendampingan lainnya.
“Saya saja berjuang sekuat tenaga untuk menjadi anggota DPRD dan dipercayakan menjadi Wakil Ketua DPRD Kabupaten Manggarai. Perempuan juga mempunyai kemampuan yang setara dengan kaum laki-laki,” jelasnya. [*]