Larantuka, Vox NTT- Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Flores Timur, Agustinus Payong Boli menyampaikan terima kasih kepada Menkominfo Johnny G. Plate dan Dirjen Informasi dan Komunikasi (IKP) Kemenkominfo RI atas terselenggaranya kegiatan pertunjukan rakyat (Pertunra) di wilayah tersebut.
Wabup Agustinus berharap agar giat pertunra bertajuk “Siap TV Digital menuju Indonesia Terkoneksi, Semakin Digital Semakin Maju” yang diselenggarakan di Hotel Sun Rice, Larantuka, pada Sabtu (23/4/2022) dapat menunjang kemajuan Indonesia, kemajuan NTT, dan Flores Timur khususnya.
“Dan tentunya akan semakin mengangkat harkat dan martabat Flores Timur ke kancah nasional dan internasional melalui peralihan siaran TV analog ke siaran TV digital,” katanya.
Wabup Agustinus juga menjelaskan tema besar pertunra adalah komunikasi dan informasi.
Menurutnya, komunikasi menunjukan interaksi antara manusia juga dengan alam dan lain sebagainya. Dan, informasi itu suatu elemen penting tuk menghubungkan pembangunan kesepemahaman, pengertian antara satu makhluk dengan yang lainnya,” pungkasnya.
Untuk kita ketahui, Lanjut Agustinus, bicara menyangkut informasi, informasi publik itu sudah masuk dalam hak dasar.
“Hak asasi manusia untuk harus mengakses, wajib mengakses segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini. Bahkan, perkembangan kita, sudah bisa mengakses di luar dari muka bumi ini, luar angkasa,” tutur Agustinus.
Lebih jauh, Wabup Agustinus mengatakan bahwa revolusi digital adalah perubahan teknologi elektronik dan mekanik analog ke teknologi digital. Ini menandakan kita tengah dan sedang menunjukkan proses perubahan yang mau kita lakukan di Flores timur.
Kalau di dunia, itu sesungguhnya bermula di Amerika serikat justru sudah tahun 2009. Kita di Indonesia sudah dari 2018 tapi belum merata ke seluruh Indonesia. Yang sudah melakukan di daerah Jawa dan Riau. Itu pun oleh sektor Swasta.
“Satu harapan, pemerintah mengambil peran ini untuk secara merata di Indonesia pada waktunya,” ujarnya.
Wabup Agustinus juga menegaskan bahwa pemerintah daerah Kabupaten Flores Timur sangat mendukung peralihan dari analog ke digital dengan cara mengajak masyarakat supaya segera beralih.
“Karena itu, dinas Infokom nanti akan memperkuat sosialisasi dengan menjelaskan sifat-sifat baik dari peralihan ini supaya masyarakat bisa mengerti dan mau beralih,” tegas Wabup Agustinus.
Selain itu, Pemda Flores Timur juga membuka akses untuk investor yang mau berinvestasi membangun usaha-usaha peralatan yang menunjang peralihan dari analog ke digital dengan harga yang terjangkau.
Mengakhiri sambutannya, Agustinus mengingatkan bahwa era 5.0 pusat perubahan itu ada pada manusia, pada kita sendiri. Dan itu, hari ini mari kita mengubah Flores Timur melalui digital.
Hal senada juga disampaikan Kadis Kominfo, Heronimus Lamawuran, S.Sos. Menurutnya digitalisasi suatu kebutuhan yang mendesak di zaman sekarang, terutama dalam tataran kehidupan. Dari bangun sampai tidur lagi. Era digitalisasi adalah era yang semakin cepat sesuai keinginan kita lebih cepat lebih baik.
Karenanya, Kadis kominfo memastikan bahwa ia akan melanjutkan kebijakan dari pusat sampai ke daerah dalam peralihan siaran TV analog ke siaran TV digital atau analog switch off (ASO).
“Dengan migrasi ini banyak keuntungan yang didapat. Mulai dari gambar bagus, tanpa antena, sehingga mau tidak mau kita harus sampai pada tahapan perpindahan dari analog ke digital. Kami akan terus menerus mensosialisasikan peralihan dari analog ke digital,” ungkap Kadis Heronimus.
Sementara itu, Basilia ST. Balaweling, S.SI sebagai kepala bidang pengelolaan dan layananan informasi publik Diskominfo Flores Timur dalam pemaparannya lebih kepada alasan kenapa harus digital.
Demikian, Basilia bahwa sekarang memasuki era digital, di mana sudah perubahan kita ke teknologi yang lebih canggih.
“Dengan digital maka ada penghematan frekuensi sehingga ada peluang bagi dunia kerja lain tuk bisa menggunakan frekuensi yang ada,” cetusnya.
Memberikan kesempatan kepada konten kreator lokal tuk bisa eksis. Kelengkapan informasi bagi masyarakat karena banyaknya pilihan siaran.
“Sehingga memberikan kepuasan melalui layanan penyiaran TV dengan kualitas penerimaan yang lebih tajam serta jernih di layar TV dibandingkan siaran analog. Lalu, mempermudah masyarakat dalam mendapatkan layanan TV dengan tidak memerlukan biaya berlangganan,” terangnya.
Narasumber lain dalam pertunra ini adalah Anselmus Dorewoho Atasoge, akademisi dan pegiat media.
Beliau menjelaskan, ketika TV digital mulai hadir memasuki berbagai ruang dalam hidup bermasyarakat, dalam konteks Indonesia yang juga bagian dari dunia international. Bahwa ada dua hal yang bisa dijembatani dengan hadirnya TV digital. Dua hal ini menjadi kenyataan kita di dunia saat ini.
Menurutnya, Sekarang kita memasuki masyarakat modern yang berarti pendataran atau pelepasan sekat. Kemudian, terbagi menjadi dua yaitu realitas nyata dan realitas maya.
“Pada pelepasan sekat ini akan ada tiga karakteristik yaitu akses informasi sangat cepat melalui teknologi informasi digital. Sulitnya untuk melakukan verifikasi terkait asal-usul informasi. Dan, setiap produksi dan pengolahan informasi terkait dengan kapital sosial, ekonomi, dan kekuasaan,” beber Anselmus.
Maka dampaknya, akan adanya banjir informasi yang mengakibatkan kesulitan mencerna dan memverifikasi suatu informasi yang baik. Selain itu juga dapat mendisrubsi otoritas kepakaran yang sesungguhnya.
“Saat ini orang-orang lebih percaya kepada emosi dan keyakinan subjektif sebagai fakta Era Paska Kebenaran (Post Truth),” katanya.
“Artinya ketika mendapatkan suatu informasi mudah terpengaruh, mudah terprovokasi karena mendominasi penerimaan argumen daripada berdasarkan fakta yang sebenarnya. Inilah yang saya sebut kekacauan-kekacauan sosial,” lanjut Anselmus.
Ia pun berharap agar TV digital ini mampu hadir sebagai jembatan pembangun peradaban kebenaran yang objektif di tengah hadirnya dunia fakta tadi (realitas fakta dan realitas maya). Selain itu, juga TV digital sebagai penguat karakter anak bangsa dengan menjadi media informasi pengetahuan serta pendidikan dan media tindakan sosial setiap manusia.
“Jalannya dengan menyiarkan konten-konten yang pure 100 persen produksi Indonesia dan terus mempromosikan karakteristik-karakteristik kebudayaan Indonesia dari sabang sampai merauke,” demikian, Anselmus mengakiri pemaparannya.
Memeriahkan pertunjukan rakyat itu Host Kiki Atapukan-Selfi Belang, Carvani Band, dan Teater Rakyat Sesado. [*]