Oleh: Sarini Eik
(Mahasiswi Semester IV, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Undana Kupang)
Vaksin dosis ketiga untuk masyarakat umum yang resmi dikeluarkan pada tanggal 12 Januari 2022 lalu cukup menguntungkan.
Keuntungan vaksinasi lanjutan yang disebut “Booster” ini dapat dilihat dari biaya yang dikeluarkan, ketentuan, hingga waktu yang pasti.
Masyarakat dengan pendapatan ekonomi rendah pun bisa mendapatkan vaksin Booster.
Alasannya, vaksin Booster digratiskan untuk semua kalangan masyarakat tanpa pungutan biaya administrasi.
Di sini, terdapat beberapa syarat penting yang perlu diperhatikan oleh siapa saja yang harus menerima vaksin Booster.
Menariknya, vaksin Booster diprioritaskan untuk lansia dan penderita immunocompromised.
Namun, ada kemungkinan bagi para remaja yang berusia 18 tahun ke atas untuk mendapatkan vaksinasi primer dosis lengkap minimal 6 bulan sebelumnya juga bisa menerima vaksin Booster.
Calon penerima vaksin juga wajib menunjukkan NIK dengan membawa KTP atau KK atau melalu aplikasi Peduli Lindungi.
Hal ini dapat memudahkan masyarakat dalam mendapatkan vaksin Booster tanpa harus mengurus ini itu yang memakan banyak waktu dan menguras banyak tenaga.
Syarat lain dari program vaksinasi lanjutan ini adalah dilaksanakan di kabupaten/kota yang memilki cakupan vaksinasi dosis 1 total minimal 70% dan cakupan dosis 1 lansia minimal 60%.
Ini sangat disayangkan terutama bagi mereka yang belum mendapatkan vaksin Booster. Kecuali mereka yang menderita penyakit tertentu yang akan berakibat fatal bagi kesehatan pihak penerima vaksin.
Selain beberapa syarat yang perlu diperhatikan oleh pihak penerima vaksin, di sini terdapat pula beberapa mekanisme penting yang perlu dicermati bersama.
Mekanisme-mekanisme penting ini selalu dilihat berdasarkan nama atau istilah yang digunakan.
a. Homolog
Homo dapat diterjemahkan menjadi “sama”, yang artinya pemberian dosis lanjutan (Booster) dengan menggunakan jenis vaksin yang sama dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya.
b. Heterolog
Hetero kebalikan dari kata sama yakni berbeda. Artinya, pemberian dosis lanjutan vaksin jenis Booster dengan menggunakan jenis vaksin yang berbeda dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya.
Pertanyaannya adalah apa saja jenis vaksin lanjutan atau Booster yang bisa diterima? Jawabannya, tergantung jenis vaksin primer tiap orang!
Apabila sebelumnya orang menerima dosis primer Sinovac, maka orang bisa mendapatkan vaksin Booster jenis Pfizer atau Astrazeneca.
Jika sebelumnya orang menerima dosis primer Astrazeneca, orang bisa mendapatkan Booster jenis Moderna.
Untuk jenis dosis primer/dosis lanjutan (Booster) yang bisa diberikan Sinovac atau Vaksin Astra Zeneca, separuh dosis (half dose) adalah 0,25 ml.
Sedangkan untuk Vaksin Pfizer, separuh dosis (half dose) adalah 0,15 ml Astrazeneca.
Sedangkan Vaksin Moderna, separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml. Vaksin Pfizer, separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml.
Perlu diingat pula bahwa vaksin Booster hanya akan diberikan separuh atau setengah dosis saja.
Alasannya, dosis separuh ini dapat mendorong peningkatan level antibodi yang relatif sama atau lebih baik dari vaksin Booster dosis penuh.
Pemberian separuh dosis juga akan menimbulkan dampak KIPI (Kejadian Ikutan Pascaimunisasi) yang lebih ringan.
Keputusan ini dengan mempertimbangkan ketersediaan vaksin dan hasil riset yang telah disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
Seperti pemberian vaksinasi pada umumnya ataupun vaksinasi dosis primer, vaksin Booster juga memiliki efek samping.
Melansir laman Kompas.com, terdapat beberapa hal terkait efek samping dari masing-masing jenis vaksin:
Sinovac: berupa efek samping ringan, seperti nyeri, iritasi dan sedang berupa pembengkakan sistemik, nyeri otot, demam dan gangguan sakit kepala.
Pfizer: nyeri pada tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, sakit otot, nyeri sendi, dan demam.
Astra Zeneca: nyeri pada bekas suntikan sebagai efek samping yang paling umum, tidak enak badan, kelelahan, menggigil, demam, sait kepala, mual, dan nyeri sendi.
Moderna: nyeri di tempat suntikan merupakan efek samping yang paling banyak dilaporkan. Efek samping lainnya yang dialami penerima dosis lanjutan ini ialah demam, pegal, dan mual.
Sertifikat Vaksin Dosis Ketiga
Seperti vaksin dosis primer pertama dan kedua, pemberian vaksin dosis lanjutan juga disertai dengan sertifikat.
Nantinya, sertifikat vaksinasi booster tersebut bisa diakses dan diunduh melalui laman Peduli Lindungi, aplikasi Peduli Lindungi, ataupun melalui WhatsApp (WA) ke nomor layanan chatbot WhatsApp Kemenkes di 0811-1050-0567.
Untuk mendapatkan sertifikat melalui WA, Anda dapat mengikuti langkah berikut:
Kirim pesan “Hai” ke nomor chatbot di atas Klik “Menu Utama” dan “Sertifikat Vaksin”.
Setelah mendapat balasan dari Kemenkes, masukkan nomor telepon yang terdaftar di aplikasi PeduliLindungi Masukkan kode OTP yang kamu terima sebagai balasannnya Akan muncul menu “Download Sertifikat”, “Status Vaksinasi”, dan “Ubah Info Diri”.
Pilih menu “Download Sertifikat” Masukkan nama dan NIK, sertifikat siap diunduh!