Oleh: Yohanes Mau
Warga Diaspora Belu Utara, NTT di Zimbabwe, Afrika.
Suatu relasi dikatakan harmonis apabila nuansanya selalu diliputi dengan atmosfir cinta yang hangat.
Kehangatan itu terasa ketika cinta terealisir di dalam hidup sehari-hari yang diwarnai dengan perhatian satu sama lain secara baik dan benar.
Relasi cinta selalu menguntungkan satu sama lain. Cinta mengorbankan segala yang dimilikinya untuk mencintai subjek yang sedang dicintai agar menggapai bahagia.
Cinta tak boleh saling melukai hingga kambuh atau kumat di dalam berelasi. Relasi cinta yang baik dan benar adalah relasi cinta yang selalu saling pengertian satu sama lain di dalam mengisi kekosongan yang ada.
Apabila ada hal-hal tertentu yang tidak membahagiakan sebaiknya dikomunikasikan secara terbuka demi bahagia yang sempurna.
Relasi cinta yang harmonis ini adalah sejuk berkat yang menghantar setiap pribadi kepada kemerdekaan yang sempurna.
Merdeka karena kedua hati yang berbeda saling menjalin relasi cinta secara leluasa tanpa adanya tekanan oleh sepihak saja.
Cinta bukanlah mengorbankan yang lain hanya demi bahagia sesaat sepihak tetapi cinta adalah pembebas yang memerdekakan hati menuju bahagia.
Bercermin kepada Kristus sebagai tokoh utama pelakon cinta, berikut perintahNya yang tenar hingga keabadian, “inilah perintahKu, yaitu supaya kamu saling mengasihi sama seperti Aku telah mengasihi kamu.”
Cinta Kristus adalah cinta universal yang tidak memandang istimewa orang-orang tertentu di dalam realitas misi hidupnya.
Ia tampil sebagai pelakon cinta yang mencintai sesama secara penuh dan tuntas.
Cinta Kristus adalah cinta yang terbagi dan tak tersisa untuk bahagia dan keuntungan dirinya sendiri. Cinta Kristus adalah cinta sempurna.
HadirNya adalah sumber yang mengalirkan energi cinta di sepanjang ziarah hidup manusia. Kalau manusia ingin melakonkan cinta yang sempurna dan membebaskan maka belajarlah dari kisah-kisah Kristus sang sumber cinta termurni dan sejati.
Rindu akan relasi cinta yang sempurna menuju bahagia adalah dambaan hati semua manusia.
Siapa pun dia, entah usia dan jabatan, status dan gelar setinggi langit tapi hal pasti yang dimiliki adalah punya rindu.
Di dalam hati kecil manusia ada rindu untuk bahagia. Mengapa bahagia? Karena bahagia adalah dambaan hati setiap insan manusia.
Tidak ada satu manusia di bumi ini yang tidak memiliki rasa rindu terdalam untuk menggapai bahagia.
Untuk menggapai rasa bahagia ini manusia mulai melakonkan segala talenta yang ada untuk menjadi manusia yang kaya makna dan berguna bagi yang lain.
Di dalam proses itu pula manusia mencari identitas diri tentang hal apakah yang akan menghantarnya bahagia secara sempurna.
Dan di sini penulis mau katakan bahwa relasi dengan sesama, Tuhan dan alam ciptaan adalah cara yang membahagiakan.
Apabila manusia saling mengasihi dan membahagiakan satu sama lain itu bagai pucuk bunga melon yang sedang mekar di ladang menunggu musimnya tiba.
Media-media massa adalah langganan tetap yang selalu setia suguhkan berita-berita kekerasan terhadap kaum perempuan oleh kaum laki-laki.
Terlebih oleh suami kepada istri dan pasangan kaum muda laki-laki kepada perempuan sebagai pasangan cerita (Pacar).
Terjadinya kekerasan hingga putusnya relasi yang harmonis itu bisa saja disebabkan oleh beberapa factor berikut:
Pertama, Komukasi tidak efektif. Komunikasi yang dibangun di dalam relasi cinta renggang oleh karena komunikasi diantara kedua hati yang tidak efektif.
Dikatakan tidak efektif karena memiliki watak dan kepribadian yang berbeda dan masing-masing mempertahankan keegoannya. Susah untuk saling mendengarkan satu sama lain.
Kedua, Tidak memiliki sikap rendah hati. Sikap rendah hati adalah kebajikan yang dimiliki oleh semua orang. Namun semua orang tidak bisa bersikap rendah hati.
Hal ini dikarenakan oleh hati yang tidak lemah lembut dan rendah hati. Hati itu mesti menjadi sumber yang mengalirkan energi cinta untuk selalu bersikap rendah hati di dalam menjalin relasi yang harmonis dengan para kekasih dan semua manusia yang ada di sekitar.
Ketiga, Ingin menang sendiri. Sikap menang sendiri dan tidak mau mendengarkan orang lain adalah pintu menuju kehancuran.
Dikatakan demikian karena ketika sulit medengarkan satu sama lain maka jalan terakhir yang terbentang luas di depan mata adalah perpisahan.
Maka hal terbaik yang mesti dilakukan adalah berusaha untuk menjadi pribadi yang kalah dan selalu memenangkan orang lain.
Kalah bukan berarti tidak berdaya tetapi kalah untuk tujuan mulia membahagiakan orang lain dan merawat keharmonisan di dalam relasi sosial.
Keempat, emosi tidak matang. Emosi itu adalah elemen terpenting yang ada di dalam diri manusia. Siapa mampu mengolah dan mengendalikan emosinya secara baik dan benar maka dia akan sukses dalam melakonkan hidup.
Namun siapa yang gagal dalam mengolah emosi maka relasi dengan yang lain juga tidak selalu harmonis.
Musuh terbesar yang mesti dikalahkan di dalam diri sendiri itu adalah emosi negatip.
Emosi negatpf itu harus diolah secara baik agar bisa merawat hati, karena dari sanalah akan mengalir sejuk untuk tetap harmonis di dalam berelasi dengan yang lain.
Beberapa faktor di atas mesti diperhatikan secara baik agar relasi itu tetap terjalin harmonis di tengah derasnya tawaran zaman yang datang silih berganti.
Hakekat dari relasi cinta adalah jalan menuju bahagia di dalam melakonkan hidup ini dengan kaya makna. Hidup yang kaya makna adalah hidup yang berguna bagi orang lain.
Maka relasi yang harmonis mesti dijaga dan dirawat dengan komunikasi yang efektif, bersikap rendah hati, jangan menang sendiri, berusahalah mengendalikan emosi dan mengolahnya secara baik dan benar.
Jadikanlah hadir menjadi berkat sejuk bagi yang lain. Janganlah menjadi sembilu dan menyayat hati yang suci. Rawatlah relasi dengan cinta yang besar.