Ruteng, Vox NTT- Tim debat National University Debating Championship (NUDC) dan tim Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) Unika Santu Paulus Ruteng merupakan salah satu yang mewakili Kopertis Wilayah XV (NTT) dalam debat Bahasa Inggris dan debat berbahasa Indonesia ke level nasional.
Tim Unika Ruteng ini telah memenangkan lomba debat Bahasa Inggris dan berbahasa Indonesia pada tingkat wilayah NTT bersama tim NUDC dan KDMI Undana Kupang dan Unwira Kupang.
Tiga tim dari 3 universitas ini mewakili wilayah NTT pada lomba di tingkat nasional.
Salah satu pendamping NUDC dan KDMI Unika Ruteng, Dr. Sebastianus Menggo kepada VoxNtt.com, Kamis (30/06/2022), menjelaskan NUDC merupakan debat dengan menggunakan Bahasa Inggris. Sedangkan KDMI adalah debat menggunakan bahasa Indonesia.
Kedua kompetisi ini sudah menjadi agenda rutin tahunan Unika dan selalu berpartisipasi di dalamnya.
Lebih lanjut, Sebastian memaparkan tahapan dan tujuan dari NUDC dan KDMI itu sendiri untuk internal Unika Ruteng. Bahwasannya NUDC dan KDMI bertujuan menumbuhkan forum ilmiah, fenomena kompetisi, mendorong kemampuan berargumentasi berbahasa Inggris dan Indonesia para mahasiswa yang logis, konsisten, koheren sesuai dengan tema-tema kekinian yang diberikan oleh panitia Nasional.
Dikatakan, NUDC dan KDMI internal Unika Ruteng memiliki tahapan yang jelas. Itu seperti NUDC dan KDMI dilakukan oleh masing-masing Prodi. Hasilnya diserahkan ke fakultas dan menghasilkan rekomendasi untuk mewakili universitas pada lomba di tingkat wilayah atau nasional.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Dr. Inosensius Sutam, Pr merasa bangga, senang dan berterima kasih kepada Prodi Pendidikan Bahasa Inggris.
Sebab pada tahun 2022 ini, perwakilan tim NUDC dam KDMI Unika Ruteng berasal dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris menang di tingkat wilayah NTT dan lolos untuk berkompetisi di level nasional.
“Bersyukur kepada Tuhan dan berterima kasih kepada mahasiswa yang menjadi peserta NUDC dan KDMI, serta tim dosen yang mendampingi,” ucap Pastor Ino.
Menurut dia, prestasi ini diraih Unika Ruteng selama tiga tahun berturut-turut. Hal tersebut menunjukkan bahwa Unika Santu Paulus Ruteng mempunyai komitmen untuk pembentukan diri dan prestasi mahasiswanya.
Prestasi ini juga menunjukkan bahwa Kampus Unika Ruteng yang berada di daerah bukan hambatan untuk meraih prestasi seperti kampus besar lainnya di kota besar.
“Yang terpenting komitmen, konsistensi, kerja kerasa, kerja cerdas, dan kerja sama,” ujar Pastor Ino.
Yang paling penting juga, lanjut dia, memulai dan mengakhiri semua kegiatan kampus dalam dan dengan doa.
“Itu yang ditunjukkan selam ini oleh Unika St. Paulus Ruteng. Karena itu untuk orang tua dan mahasiswa yang masih bingung mencari kampus, jangan tunggu lagi Unika St. Paulus Ruteng adalah kampus Anda,” pungkas Pastor Ino.
Sementara itu, Yustus Sentus Halum, M.Pd dan Maria Olga Jelimun, M.Pd selaku pendamping NUDC dan KDMI yang lain memaparkan secara detail terkait atmosfer kompetisi itu pada level Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris.
Di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris telah menjalankan kompetisi antarkelas dan pendampingan selama 2 bulan dan 3 kali seminggu pada sore hari setelah selesai jam kuliah.
Setiap kelas di bawah bimbingan pembimbing akademik masing-masing mendelegasikan 4 orang untuk berkompetisi di tingkat Prodi.
Para pemenang di tingkat Prodi mendapatkan hadiah (uang dan piagam) serta mendapat bimbingan intensif dari para dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris.
Para pemenang tersebut dituntun secara detail baik hal-hal teknis berdebat maupun sharing isu-isu debat.
Keduanya bangga dan puas karena pendampingan selama 2 bulan telah menghantar 6 mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris berlaga di level nasional.
“Semoga kalian bisa tampil maksimal, di level nasional nanti,” imbuh Yustus.
Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Berbangga dan Berbenah
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Bruder Stanislaus Guna, SVD berbangga karena 6 orang mahasiswa untuk tim NUDC dan KDMI Unika Ruteng tahun 2022 berasal dari Prodi yang dipimpinnya.
“Tentunya, atas nama prodi saya haturkan limpah terima kasih kepada semua dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris karena atas kerja kerasnya dalam menjalankan tugas sebagai juri dan pedamping bagi yang menang di tingkat Prodi. Lebih berbangga lagi atas keseriusan dari keenam mahasiswa prodi PBI. Kalian luar biasa,” ungkapnya!
Pada kesempatan yang sama, Bruder Stanis juga mengungkapkan bahwa kemenangan ini menjadi tantangan Prodi untuk terus berbenah.
Diharapakan semua dosen mampu mendorong mahasiswa untuk tampil maksimal lomba debat di tingkat nasional.
Dr. Sebastianus Menggo, yang merupakan dosen tetap Prodi Pendidikan Bahasa Inggris dan koordinator NUDC Prodi PBI menambahkan, sejak 2020 lalu, tim NUDC Unika Ruteng diwakili oleh Prodi Pendidikan Bahasa Inggris menang di tingkat wilayah XV (NTT) dan berkompitisi di level nasional mewakili NTT.
Ia pun bangga karenaku pada tahun 2022 ini, tidak hanya NUDC atau debat berbahasa Inggris yang lolos ke Jakarta tetapi juga tim KDMI atau tim debat berbahasa Indonesia.
Kedua tim ini berasal dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris mewakili Unika Ruteng di level nasional.
Lebih berbangga lagi karena 6 orang mahasiswanya dari tingakt I dan II.
Tim NUDC diwakili oleh Apriana Kartini Dumut (masuk tahun 2021), Eufrosiana Igo dan Skolastika Neldis (masuk tahun 2020).
Tim KDMI diwakili oleh mahasiswa tingkat I (tahun masuk 2021) semua, seperti Febrikman Evandi Akbar, Yosef Soli Martonoval, dan Gutriani Paskalia Madur.
“Mereka asli top, meurut saya. Salut!” pungkas Sebastian.
Unika Ruteng Dukung Penuh
Lolosnya tim NUDC dan KDMI tahun 2022 ke level nasional mendapat dukungan penuh dari pihak Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng.
Wakil Rektor II Dr. Marselus Ruben Payong, M.Pd mengaku bangga atas 6 mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris mewakili NTT berkompetisi di level nasional.
Unika, kata dia, siap mendukung penuh untuk kesuksesan dan kelancaran persiapan pelaksanaan debat ini.
“Terus terang, kami dari Warek II selalu mendukung, baik kompetisi pada level Prodi, universitas, hingga nasional. Kita mendorong mahasiswa Unika untuk berlaga di level nasional,” pungkasnya.
Payong menilai forum ini sebagai wadah bagi mahasiswa dan para dosen pendamping untuk terus belajar dan beradaptasi baik format debat yang ditawarkan oleh panitia maupun substansi isu debat.
Penulis: Ardy Abba